Dia membawaku ke pantry, dan aku duduk di sebuah mini bar, sementara dia sibuk dengan perkakas dapur. Tampaknya dia bersiap untuk membuat sarapan, tapi aku masih tidak yakin bahwa pria ini bisa memasak. Bagaimana mungkin seorang pria sesibuk dirinya, memiliki waktu untuk memasak. Aku menatap Christopher, apa yang akan dia lakukan, mataku lekat mengawainya, "Apa yang kau lakukan?" Tanyaku. Dia menatapku sekilas, "Membuat sarapan." Jawabnya acuh.
Aku tersenyum untuk diriku sendiri, "Really?" Mataku melebar mendengar jawabannya.
Dia mengangkat alisnya sekilas,"Dulu aku sering melakukannya." jawabnya.
Hatiku menjadi kecut, karena aku segera menyadari bahwa waktu seromantis ini mungkin dulu sering dia lakukan bersama dengan Isabella, mendiang isterinya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com