Marvel membawa Violet masuk ke dalam ruangannya. Dengan tangan yang masih saling bertautan, semua karyawan mulai tahu siapa wanita yang saat ini sedang bersama dengan Bos mereka apalagi masalah di lobby tadi cukup cepat tersebar membuat semua karyawan mengagumi sosok Violet yang cukup bijaksana.
"Kenapa tadi kamu tidak menghubungiku? Kenapa harus menunggu mendapat perlakuan yang seperti itu dulu?" Tanya Marvel tidak suka.
Marvel membawa Violet duduk di atas sofa yang ada di kantornya. Wajah lelahnya semakin terlihat jelas setelah tidak ada siapa-siapa yang melihatnya kecuali Violet.
"Kamu marah?"
Marvel menatap ke arah Violet dengan tatapan tidak mengerti. Bagaimana istrinya itu bisa dengan santai menanggapi situasi seperti tadi? Bahkan dengan jelas-jelas istrinya itu dihina di depan banyak orang dan dia masih bisa memaafkan orang yang berbuat jahat kepadanya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com