Beberapa hari berlalu tanpa bertemu Kanae. Takahiro mulai tak bisa menahan diri. Ia ingin sekali bertemu, hasrat itu menggebu, ia rindu dengan suara lembut Kanae, ia rindu dengan candaanya, ia rindu dengan wajahnya yang manis, dari ujung rambut hingga kaki Kanae, bagi Takahiro adalah sebuah keindahan. Jika di perbolehkan ia ingin memeluk Kanae, tapi mungkin itu akan sulit. Maka keinginannya sebatas ingin melihatnya dari jauh.
Misaki merasakan kekalutan putranya. Ia mengerti betul bahwa Takahiro merindukan Kanae. Maka ia pun menemui Kohaku di halaman belakang mencoba bicara lebih tenang dengannya. Karena sejauh ini hanya Misaki yang bisa ngobrol santai dengan Kohaku selain Kanae.
Langkahnya pelan menuju lorong yang mengarah ke halaman belakang rumahnya. Kebetulan sekali sebentar lagi makan siang. Ia memutuskan ingin makan siang bersama dengan Kohaku walau sesungguhnya ia ragu kalau Kohaku akan mau menemaninya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com