Setelah mengantarkan Satria, Mesya kembali masuk ke dalam gerbang, dan berkumpul dengan keluarga yang lainnya.
Upacara sudah dimulai, Arumi sedang duduk sambil memejamkan mata, begitu pula dengan yang lainnya.
Mereka tampak khusuk dengan mulut komat-kamit, membaca sebuah mantra khusus.
Entah mantra apa yang mereka bacakan, yang jelas mereka sangat kompak. Dan hanya Mesya yang tidak mengikuti apa yang mereka lakukan.
Karna hanya Mesya yang paling tidak tahu tata cara dalam mengikuti upacara ini.
Dia seakan menjadi saksi saja.
Pandangan Mesya berpindah kearah Lizzy, dan gadis itu hanya terdiam dengan tatapan kosong tak tahu apa-apa. Seperti yang sudah biasa ia lihat sebelumnya, Lizzy bak sebuah patung hidup yang tidak bisa apa-apa.
Beberapa saat kemudian, Arumi membuka mata dan berdiri, diikuti oleh anggota keluarga yang lainnya, kecuali Mesya.
Wanita itu meraih sebuah tombak, dan berjalan menghampiri Wijaya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com