"Aku keluar sebentar ya," Mikha melangkahkan kakinya keluar. Namun baru saja ia membalikkan badannya, Aarav langsung menggenggam tangannya.
"Udah kamu disini aja, biar Anna yang urus Angga," kata Aarav. Mikha hanya diam tak menjawab, tapi ia menuruti keinginan Aarav.
Sedangkan diluar....
"Apa yang mau kamu tanyakan?" tanya sinis Anna pada Angga.
"Kok tumben sekali kamu marah-marah dengan Aarav karena rivalnya Aarav dibunuh. Memangnya rivalnya Aarav itu siapa kamu? kenapa kamu terlihat perhatian dengannya?" tutur Angga dengan dingin.
"Ah dia bukan siapa-siapa aku tapi aku tidak suka jika Aarav ngebunuh orang terus-menerus seperti ini. Ya meskipun sih ini rivalnya yang dibunuh bukan orang baik," jawab Anna yang keliatan bohongnya.
"Hmmm aku tahu kamu berbohong. Sudah, katakan saja yang sebenarnya," ketus Angga.
"Ah Abraham itu adalah kakak kandung ku!" ujar Anna.
"Kakak kandung mu? loh bukannya selama ini kamu sebatang kara?" tanya Angga yang tampaknya terkejut.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com