webnovel

Nobu 2

Setelah mengetahui kemampuanku dari ibuku, aku memutuskan berlatih di sebuah gunung yang di anggap sakral di planet Virgon. Gunung ini tertinggi sekaligus terbesar di planet ini, sangat berbahaya bila ingin berkunjung ke sini karena terletak di salah satu gurun yang termasuk terluas dan berbahaya sekaligus terpanas di planet Virgon, bukan hutan. Gunung biasanya berada ditengah hutan lebat disekelilingnya. Tapi Gunung Vapilon sekelilngnya justru gurun tandus dan gersang lagi panas. Justru berbeda dengan kondisi dengan gunungnya sendiri malah berhutan lebat.

Kondisi yang terlihat terbalik inilah yang membuat gunung Vapilon menjadi yang disakralkan oleh penduduk Virgon. Disana ada sebuah kuil leluhur asli penduduk Virgon, hanya para pendeta yang diijinkan ke sana. Tapi ayahku memanggil ketua pendeta untuk mengajariku tentang kemampuanku itu dan ternyata pendeta inilah yang pernah membuat ramalan tentang diriku, ketika aku lahir dulu. Maka hanya dia yang boleh melakukannya.

Perjalanan ke sana cukup lama karena harus berjalan kaki, tanpa alas kaki dan tubuh hanya dililit kain tipis saja. Pendeta Ordon mengatakan ini adalah perjalanan dan pelatihan spiritual yang harus dijalani. Karena sebenarnya kalau tidak ada misi ke bumi justru akulah pengganti dirinya bukan ayahku. Karena di usiaku sekarang aku punya spirit atau energi yang jauh lebih tinggi darinya yang sudah berusia konon 5000 tahun, ya karena kondisi alam dan planet Virgon membuat orang-orangnya mempunyai umur yang panjang.

Panas, dingin, cape, dan lelah sudah barang tentu, tapi harus diakui ada hal yang lain yang kurasakan yaitu aku lebih mengetahui alam itu seperti apa. Kami sudah naik turun bukit, lembah ngarai dan lainya. Satu hal dalam perjalanan ini kami tidak sekalipun tidak mengalami hambatan apapun atau bahaya.

Akhirnya kami pun sampai di tempat tujuan, tinggi gunung ini adalah 10.000 meter dibawah permukaan pasir sebagai titik terendah gunung. Hutan lebat di kaki gunung berbanding terbalik dengan padang pasir panas menyengat. Disini super dingin, bintang hutan pun sangat banyak dan mereka tidak pernah sekalipun keluar kawasan gunung.

Ada anak tangga khusus yang menjalar sampai kuil yang jauh dan berkelok sampai tujuan. Kalau dihitung ada 5 juta anak tangga dari bawah sampai kuil di pundak bukan puncak Gunung Vapilon. Kuil ini cukup luas dan besar dan satu-satunya bangunan disini. Sejauh mata memandang hanya hutan gunung dan padang pasir terluas di planet Virgon.

-------------

Kuil ini termasuk komplit ada tempat meditasi, tempat tinggal para pendeta yang jumlahnya 100 tidak berubah dari dulu sampai sekarang, bila ada yang meninggal entah kenapa selalu ada saja orang yang mendatangi kuil ini sebagai seorang penggantinya, aku adalah pengecualian. Rata-rata berumur lanjut yang termuda berumur 100 tahun. Seperti kota kecil tapi tidak ramai. Tidak ada patung atau apapun yang menempel atau berdiri di kuil ini. Kuil ini hanya seperti mendekatkan diri dengan alam semesta dan sesuatu yang diatas sana yang menyadari dia ada.

Aku disini dua minggu sebelum kepergianku untuk ikut misi ke Bumi, waktuku hanya seminggu disini untuk mempelajari apa yang ada di dalam diriku sendiri. Aku sejak tiba disini hanya melakukan bermeditasi untuk melihat ke dalam diriku sendiri.

"Nobu apa yang kamu lihat ?" tanya pendeta Ordon suatu hari di aula kuil berlantai dan bertiang marmer putih, aku terdiam dalam dua hari ini aku tidak memimpikan apapun juga seperti yang sering terjadi.

"Aku tidak tahu pendeta, bahkan mimpi pun tidak pernah, ketika tidur ! aku selalu tidur terlelap sampai pagi !" jawabku.

"Begitu, apa kamu rasakan ?" tanyanya lagi.

"Semua terasa tenang dan damai pendeta !" jawabku lagi.

"Apa yang kamu pikirkan Nobu ?" kembali pendeta bertanya.

"Tidak ada pendeta !" jawabku

"Benarkah ?" tanyanya seperti tak percaya.

"Mungkin sedikit pendeta !" jawabku kembali.

"Apa itu ? planet Bumi ?" aku tertegun, dan mengangguk.

"Bumi dan seperti planet-planet lain termasuk kita, adalah sebuah tempat tinggal atau juga rumah ! ada yang buruk, bagus atau nyaman ! tapi ada kalanya orang yang tinggal tidak perduli tempat tinggal mereka sendir, yang penting penghuninya bisa bertahan hidup !" jelas pendeta, aku terdiam.

"Kamu akan berkunjung ke rumah barumu, menurutmu apa yang pertama kamu lakukan bila ternyata rumah baru itu baru direnovasi dan masih berantakan ?" tanyanya kepadaku.

"Aku akan membersihkan dan merapikannya pendeta !" jawabku. Dia menatapku.

"Begitu, bagaimana bila rumah barumu itu masih ada mahluk hidup yang tertinggal ? padahal mungkin saja itu sudah ada sebelum rumah barumu ada dan dibangun ? apa akan dibersihkan juga ? atau dibiarkan saja ?" tanya pendeta yang membuat pikiranku rumit untuk menjawab.

"Aku tidak tahu pendeta !" jawabku, si pendeta tersenyum.

"Semua tergantung dari dirimu sendiri ! planet memang rumah, tapi kita harus menjaga dan memelihara rumah kita ! kadang memang di dalam rumah sering ada pertengkaran antar penghuni, ada yang berusaha melerai ada yang acuh biarkan saja !" jelas pendeta. Aku hanya mengangguk entah mengerti atau tidak ucapan pendeta karena kata-katanya terlalu tinggi, tapi aku faham maksudnya.

------------

Aku pun berlatih energi spritual sendiri karena pendeta hanya memberitahu bahwa itu harus di lakukan oleh diriku sendiri. Karena yang tahu kemampuan seseorang dalam dirinya hanya orang itu sendiri. Sementara orang lain hanya membantu saja. Sedikit demi sedikit aku bisa menguasai kemampuanku.

Setiap hari aku bangun pagi dan berdoa serta bermeditasi, dengan itu aku bisa mengendalikan diriku dan semakin mengenal lebih jauh lagi siapa aku sendiri. Akhirnya aku sudah siap dengan semuanya. Setelah itu aku kembali ke rumah.

"Kakak !" teriak si kembar yang berusia 2 tahun dibawahku, Ayumi dan Ken.

"Kalian !" teriakku karena mereka memeluk dengan bersemangat dan terjatuh terduduk di tanah.

"Maafkan kami kak !" mereka berdua tertunduk karena merasa bersalah.

"Ya sudah !" kataku, "Tapi kak gawat !" jawab mereka berdua bersamaan.

"Ada apa ? tanyaku terkejut, tapi aku merasakan sesuatu yang aneh.

"Kalian melakukan yang aneh-aneh lagi ya ?" tanyaku, mereka menggeleng cepat.

"Tidak ka sungguh, ada yang membuka pintu harta rahasia kerajaan kak !" jawab mereka, aku tahu itu dan berlari menuju tempat tersebut diikuti oleh adikku.

Tempat rahasia kerajaan, karena rahasia maka sudah barang tentu tidak ada seorang pun masuk dan tahu, bukan hanya itu pintu itu tersegel oleh mantra khusus dan hanya bisa di buka oleh satu orang saja. Disana tersimpan barang berharga kerajaan Virgon dan juga yang lainnya itu yang aku tahu sebenarnya, karena aku belum pernah ke sana.

Aku menghentikan lariku dan kedua adik kembarku pun terkejut melihat aku berhenti.

"Ada apa kak ?" tanya mereka heran.

"Siapa kamu sebenarnya ?" tanyaku sambil menatap mereka berdua.

"Maksud kakak apa ? masa kak Nobu tidak mengenal kami berdua ?" jawab mereka.

"Ha ... ha ... betapa bodohnya aku !" jawabku sambil tertawa. "Kalian tahu dari mana pintu rahasia terbuka ?" tanyaku kepada jelmaan kedua adik kembarku itu.

"Ya dari orang-orang kak ! kami mendengar ribut-ribut tentang hal itu ! kebetulan kakak baru pulang !" jawab mereka. Aku memejamkan mataku.

"Whusss !" beberapa tombak melesat ke arah mereka berdua, yang mengejutkan dengan mudah mereka menghindar.

"Benteng segel !!" aku berteriak. Keduanya tak bisa berkutik terdiam di tempat. Tepat setelah itu keduanya berubah bentuk dari penyamaran mereka.

"Cukup Nobu !" tiba-tiba ada teriakan seseorang, aku menoleh dan itu adalah ayahku dan ibu serta kedua adik kembarku dengan beberapa pengawal.

"Ayah !" kataku tertegun.

"Kamu hebat, kamu bisa mengetahui kalau mereka bukan adikmu ! lepaskan mereka ! aku yang memerintahkan untuk mengujimu !" perintahnya, aku menggerakan tanganku, segel menghilang.

"Ternyata kemampuanmu telah berkembang pesat anakku !" puji ayahku.

"Terima kasih ayah ! tapi tunggu sebentar ...! aku merasakan kekuatan aneh dari sana !" aku menunjuk ke arah bagian utara istana. Ayah terkejut, tapi sebelum bertanya aku sudah melesat cepat menuju tempat yang kurasakan itu ilmu sihir.

Ketika aku sampai, aku tertegun pintu istana utara sudah rusak. Aku masuk ke dalam dan di dalam beberapa penjaga tergeletak, aku kembali berlari menyelusuri lorong menggunakan intstingku. Tak lama terlihat dua orang sedang berusaha membuka segel pintu.

"Siapa kalian !" teriakku, tapi keduanya malah menyerangku. Aku menahan serangan sihirnya dengan kekuatan sihirku. Mereka terkejut.

"Benteng segel level 3 !" aku berteriak dan mereka bagai terperangkap kedalam sihirku, keduanya memakai jubah dan tidak bisa bergerak lagi bagai patung.

"Nobu ! apa kamu baik-baik saja ?" terdengar teriakan dan ternyata itu ayah dan ibuku. Aku mengangguk.

"Apa ini bagian dari rencana ayah ?" tanyaku kepada ayahku, dia menggeleng.

"Bukan tapi ini mengejutkan, siapa mereka Nobu ?" tanyanya.

"Ayah aku tidak tahu, tapi bukankah ini jalan menuju pintu rahasia ?" ayah mengangguk.

"Astaga, benar ! kemana pengawal utama ? cari dia !" perintah ayahku kepada pengawal yang mengikutinya.

"Ayah aku rasa yang dua orang itu, salah satunya orang dalam !' ujarku.

"Tidak mungkin Nobu, hanya satu orang yang bisa membuka segel !" jawabku.

"Iya betul ayah, tapi satu orang lagi tahu tempat rahasia ini !" jawabku aku pun melangkah dengan mudah masuk ke dalam segel buatanku sendiri dan membuka topengnya. Betapa terkejutnya semua.

"Kamu ...!!" Ayah kelihatan marah dan murka karena salah satunya pengawal utama, sebenarnya masih baru dia anak dari pengawal terdahulu.

"Kenapa kamu lakukan itu hah !! berapa dia membayarmu sehingga kepercayaanku kepadamu luntur seketika !" bentak ayahku dia pun menjawab.

"10.000 crone !"

"Hanya itu ? kamu tega menghianati kerajaanmu sendiri ? ini adalah tempat peninggalan nenek moyang kamu sendiri ! apa yang kamu cari sebenarnya ?" tanya ayahku.

"Kalung naga, dari planet Bumi !" jawabnya.

"Kalung Naga ?" tanya ayahku.

"Kalung itu diyakini mempunyai kekuatan untuk mengabulkan apapun itu !" jawab mantan pengawal kerajaan.

"Kamu pikir, benda itu ada disini ? kamu salah besar ! benda itu telah lama menghilang sebelum aku berkuasa di sini ! aku tahu hal itu ketika ayahku masih menjabat raja di sini ! dan itu di curi oleh seseorang yang mempunyai kekuatan sihir hitam yang jahat !" jelas ayahku, aku tertegun.

"Tangkap mereka !" perintah ayahku, para pengawal menangkap mereka setelah satu penyihir aku lemahkan sihirnya.

"Terima kasih Nobu !" Ayah menepuk pundakku sambil tersenyum.

--------------

Akhirnya kepergianku ke planet Central tiba, aku skan di antar salah satu penasehat kerajaan, kedua orang tuaku tidak ikut termasuk si kembar. Aku pamitan kepada mereka dan pesawat pun pergi.

Aku ingat pendeta Ordon pernah bercerita, dahulu ada salah satu keturunan kerajaan yang mempunyai kemampuan yang setara denganku, tapi sayang dia terlalu dikuasai nafsunya, sehingga dia berubah menjadi ilmu hitam dan jahat. Menurut pendeta hanya aku yang bisa melawannya seperti sudah takdir ada hitam dan putih, Yin dan Yang. Semua ada sebab dan akibatnya.

Aku merasa apa yang terjadi selama ini di Virgon masih ada hubungannya dengan 'Pamanku' itu. Aku tidak tahu sosoknya seperti apa tapi pernah melihat sebuah foto di ruangan menara yang tertutup, ada aku berhasil membukanya karena tempat itu terlarang, ada sesuatu yang membuatku melakukannya. Mungkinkah dia ?

Bersambung ....

Siguiente capítulo