Seberapa penting cinta?
Tiga kata itu yang Felso ucapkan, sebelum dia menarik tubuhku dan kita melakukan penyatuan yang begitu menggebu-gebu, aku hanya bisa pasrah di bawah kendalinya. Kami baru saja selesai mandi dan memakai pakaian lagi, Felso mengecup keningku dengan perlahan.
"Aku akan bekerja lagi, kau tidurlah lebih dulu." Hanya itu yang dia katakan sebelum benar-benar meninggalkan aku sendirian di dalan kamar.
Kembali lagi, aku sendirian.. setelah melepaskan satu demi satu euforia di dalam kamar mandi. sekMieldang aku hanya bisa terdiam memandangi pintu yang sudah tertutup rapat.
Pintu itu, di baliknya ada punggung suamiku yang sudah berjalan menjauh.
Langkahnya semakin jauh hingga menyisakan keheningan yang mendalam, aku hanya bisa menatap gagang pintu yang terasa jauh sekali. aku mau membukanya, berlari dan memeluk suamiku. Tapi Sayangnya tubuhku tidak mengijinkan hal itu, tubuhku tidak mau merasakan rasa sakit itu lebih dalam lagi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com