webnovel

Chapter 4《Perjalanan》

Hari ini adalah hari kita pergi piknik, aku merasa sangat bersemangat untuk piknik pertama kalinya bersama dengan keluargaku. Tapi entah mengapa, aku merasakan tidak enak sejak kemarin.

Berhenti untuk memikirkannya, aku melanjutkan jalanku ke luar dari Istana dimana Ayah dan Ibu berserta Alfonse dan yang lain sedang menunggu.

"Kai... Kamu terlihat imut!" Seru dari Ibu sambil mengacungkan jempolnya ketika aku sampai di depan Istana dimana ada sebuah kereta kuda sudah menunggu dengan Alfonse ada di depan, menjadi supir. Dan satu lagi kereta kuda untuk yang lainnya.

Saat ini aku memakai, sebuah celana pendek berwarna coklar dengan kaos putih polos yang aku tambahi dengan sebuah kemeja putih bercorak abstrak. Yap, meskipun dunia ini seperti peradaban pertengahan, tapi sudah ada baju modern yang tersebar luas di berbagai negara.

"Baiklah Kaiser, Sarah, ayo naik kita akan segera berangkat." Ucap Ayah dengan tak sabar. Kita menaiki kereta kuda bersama dengan aku duduk di pangkuan Ibu dan Ayah ada di sebelahnya.

Tak lama kemudian, kita akhirnya berangkat dari Istana menuju ke pantai! Ha... Aku tidak sabar untuk dapat melihat pantai dan bermain disana.

_______________

Kereta kuda dari keluarga kerajaan Griffith sedang melaju dengan kecepatan yang rendah supaya mereka dapat menikmati perjalanan mereka. Di sepanjang perjalanan, Kaiser Griffith, sang Putra Mahkota, berserta dengan Ayah dan Ibunya, sang Raja dan Ratu, saling berbincang mengenai kemajuan Kaiser dalam bidang akademik maupun peperangan.

Bagi mereka, Kaiser adalah seorang anak yang sangat manis dengan sifat yang sangat baik terhadap orang sekitarnya. Kaiser juga cepat dalam belajar apapun sampai-sampai membuat mereka terkagum-kagum.

Sang Raja sendiri yang menjadi seorang Raja pada umur 12 tahun dibuatnya terkejut dengan apa yang seorang bocah umur 4 tahun lakukan. Salah satu teori yang Kaiser buat adalah dengan menggunakan air yang dicampuri dengan Ether tanpa elemen untuk menyuburkan sebuah tanaman.

Menurutnya, Ether adalah sebuah energi yang muncul dari alam dan juga tubuh seseorang. Dengan kata lain, Ether adalah sebuah energi kehidupan. Dengan itu, dia menggunakan air yang tercampur dengan Ether untuk menyuburkan tanaman dan hasilnya sangat memuaskan.

Hasil panen lebih terasa enak dan juga lebih besar. Bukan hanya itu, tapi proses dalam pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat. Tapi hal ini harus di kreditkan sebagai inovasi sang Raja demi keselamatan Kaiser dari kerajaan lain.

Kaiser juga tidak masalah dengan itu toh kerajaan dia sendiri yang menjadi maju. Kembali ke kereta kuda mereka, saat ini mereka hampir sampai di sebuah pertigaan dimana jalan menuju Hutan Flamber dan pantai berada.

Kaiser sudah lama tertidur di pangkuan Ibunya yang sedang mengelus kepalanya dengan penuh kasih sayang. Sampai di simpangan tadi, Alfonse menuju ke Hutan Flamber.

Hal ini disadari oleh sang Raja setelah beberapa saat. "Alfonse, sepertinya kita salah jalan." Ucapnya sambil mengetuk jendela depan untuk membuat Alfonse menyadarinya.

"Bukan, Yang Mulia, inilah jalan yang benar." Ucapnya dengan nada yang lembut sebelum melanjutkannya, "Ya, jalan yang benar untuk menuju kematian kalian!" dengan senyuman yang sangat lebar dia mengatakannya bagaikan ini adalah hal yang terbaik baginya.

"ALFONSE!!! Apa kau menghianatiku!?" Teriak sang Raja mengejutkan istrinya, untung sekali, Kaiser masih tertidur dengan pulas.

"Aha.... Ahahahaha!!!! Sejak kapan aku menghianatimu? Memang dari awal aku bukanlah orangmu!" Dia tertawa bagaikan orang yang sudah gila.

Sang Raja tidak bisa menerimanya lagi dan mengambil sebuah pedang yang ada di bawah bangkunya dan menebas kepala Alfonse yang masih tertawa dan belum menyadari bahwa kepalanya sudah terputus.

"Sarah, kau tunggu disini aku akan melihat sekitar." Ucap Altroy kepada Sarah dan turun dari kereya kuda. Melihat ke belakang kereta kuda yang seharusnya rombongan dari pelayan kerajaan berada, hanya dapat terlihat keteta kuda kosong tanpa ada orang di dalamnya.

'Ini buruk. Sangat buruk. Perasaan ini tidak salah lagi.' Pikirnya ketika dia merasakan sesuatu yang sangat besar mulai bergerak dari dalam hutan menuju kesana.

Tanpa memiliki waktu untuk berpikir lebih lanjut, sebuah gempa sudah mengguncang daerah sekitarnya membuatnya kehilangan keseimbangan. Tak lama kemudian, seekor kadal raksasa dengan 9 kepala keluar dari dalam hutan dengan mata merah darah penuh dengan amarah.

"Hydra!!"

Siguiente capítulo