Aroma teh harum yang berembus di wajah membuat kepala Jiang Jiujiu penuh dengan tanda tanya, Apakah pria bajingan ini berpura-pura sok polos tanpa dosa, padahal aslinya berengsek? Bagaimana bisa Adik Yi menyukai pria bajingan seperti ini?!
Jiang Jiujiu tidak mengerti, benar-benar tidak mengerti.
Xiang Yi mengedipkan matanya dan teringat masih ada satu buah batu rubi di lemari perhiasannya. Meskipun kualitasnya tidak setinggi yang dia berikan kepada Jiang Jiujiu, itu sudah lebih dari cukup dibandingkan emas dengan karat yang cukup. Besarnya seukuran kepalan tangan bayi dan bersinar. Di malam hari, Xiang Yi akan memberikannya diam-diam pada Shi Sui agar tidak ada orang lain yang salah paham dan mempengaruhi kepolosan Shi Sui.
...
Dalam sekejap mata, tiba waktunya makan malam. Tersaji bubur, lauk pauk, kue telur, serta telur bebek asin hasil jadi dari Pertanian Xiao Tu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com