"Mr. Ten. Ada yang ingin menemui Anda." Bahasa yang formal. Tentu saja hanya diucapkan oleh anak buah pada atasannya. Informasi itu membawa kabar yang sedikit mengejutkan. Ada tamu yang datang. Di tempatnya sekarang? Ya. Mr. Ten lupa kapan terakhir ia menerima seorang tamu. Katanya, ia adalah wanita tua dengan hijab panjang yang menutupi separuh tubuhnya. Ia datang dengan penuh keraguan. Apalagi saat supir taksi yang menghantarkan dirinya tak mau diajak masuk ke dalam hutan. Katanya, omong kosong jika di dalam hutan pinggir kota jauh dari pusat peradaban manusia metropolitan ini ada bangunan dengan puluhan manusia yang tinggal di dalam sana. Jangkan puluhan, satu saja ia meragukannya. Toh juga, Mr. Ten yang memberikan alamat ini sebelumnya melarang si wanita untuk datang bersama orang lain. Ia harus benar-benar sendirian. Tak boleh membawa apapun.
"Suruh dia masuk dan panggil Zea ke sini." Pria itu memerintahkan. Ia melirik pria berusia dua puluhan tahun yang membungkuk ringan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com