webnovel

Ch.153: Murid Baru

"Tapi saat kami datang sudah nanyak yang terbunuh."

Beberapa saat keheningan dibiarkan begitu saja, suara detik dari jarum jam yang berjalan menjadi satu-satunya suara.

"Begitu, yah." Isura kembali melihat pada langit-langit kamar

"Ayah pasti sangat sedih," ucapnya.

Naara melirik Isura, Isura seperti sudah tahu segalanya. "Kenapa kau bisa tahu?"

Isura mengatakan kalau dia sudah beberapa kali ikut ke perbatasan bersama ayah, Isura juga mengatakan bahwa ia pertama kali ikut saat ia berusia seperti Naara, di situlah ia pertama kali melihat perang. Melihat bagaimana orang-orang terbunuh dengan tragis. Mayat dan genangan darah memenuhi tanah.

Naara merasa apa yang diceritakan Isura itu sama persis dengan apa yang ia lihat.

Isura memberitahu kalau saat itu ia melihat ayah mereka sangat sedih.

Naara terbayang saat Jenderal Thougha menangis.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com

Siguiente capítulo