webnovel

BOCAN

makabe melihat waktu di ponselnya dan kemudian dia meninggalkan sekolah. hari ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai maskot disebuah cafe, dan dia tidak boleh terlambat soal itu.

makabe sudah meninggalkan selembaruntuk adagaki soal makanan yang bisa menyembuhkan penyakitnya secara perlahan-lahan.

dibaca atau tidak, itu bukan urusan makabe. karena makabe tidak terlalu peduli soal adagaki aki.

jika di baca, adagaki aki akan sembuh. jika tidak entahlah...

mereka berdua hanyalah teman, dan itu dulu.

sejauh ini dia belum menemukan tempat untuk bekerja paruh waktu yang uangnya lumayan. hanya cafe tersebut yang membayar makabe cukup besar dan tidak terlalu memakan banyak waktu.

pekerjaannya juga sangat sederhana, dia hanya harus berdiri sambil membagikan brosur ke pengunjung atau warga yang lewat ke cafe.

dia sudah melakukan ratusan kali berdiri tidak hanya berjam-jam, melainkan belasan jam dan sampai seharian penuh sebagai dokter UGD.

tiba di sebuah cafe dan bertemu dengan manajer cafe tersebut, makabe langsung ke ruang staff dan mengenakan kostum kucing hitam memakai pakaian pelayan(butler).

hari pertamanya bekerja paruh waktu dimulai....

.........

lalu 3 jam pun berakhir dengan cepat. cukup melelahkan tetapi hanya raga saja. tidak seperti saat operasi, aku harus berkonsentrasi penuh agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan itu semua membuat jiwa dan ragaku kelelahan... pikir makabe.

sebelum pulang, makabe pergi ke sebuah distrik perbelanjaan. kenapa tidak ke supermarket?

makabe lebih percaya pergi ke distrik karena, penjual di distrik, mereka menjual sayuran atau daging yang masih segar. tidak seperti supermarket, mereka menjual sayuran yang segar tetapi sayur tersebut diawetkan melalui pendingin bukan langsung dari kebunnya.

mulai saat ini, makabe yang akan berbelanja bahan-bahan makanan.

dia sudah diberi uang oleh ibunya untuk membeli bahan-bahan.

dan lagi... di distrik tersebut...

saat dia sampai di distrik...

"OHH BOCHAN!(TUAN MUDA)" seorang pria kekar dengan mata kanannya di tutupi seperti bajak laut menyapa makabe dari balik penjegalan daging.

"ryu." makabe menghampiri pria kekar bernama ryu tersebut.

yup, distrik ini adalah milik bawahan kakeknya makabe yaitu kakek masamune.

"apa anda ingin berbelanja lagi? saya bisa pilihkan daging yang segar dan bagus untukmu bochan!" ryu dengan senyum lebar sambil membawa pisau besar yang khusus untuk membelah daging. dari pandangan makabe, pria ini seperti beruang yang tersenyum. tetapi dari pandangan orang lain... ryu seperti yakuza yang akan menghajar siapa saja yang melihat dirinya.

"ini, ini dan ini." makabe menggelengkan kepala dan menunjuk ke beberapa potongan daging.

"sasuga bochan. anda bisa mengetahui langsung daging yang segar dan berkualitas!" ryu dengan cepat membungkus daging yang di tunjuk oleh makabe.

dengan sistem identify, makabe bisa melihat daging yang baru saja di potong dan mana yang sudah lama belum kejual.

makabe tidak merasa bersalah sama sekali karena itu adalah salah satu bagian dari kemampuannya.

dan mereka tidak akan tau soal sistem melainkan, mereka hanya mengira jika matanya makabe sangat jeli dan punya insting bagus bisa membedakan daging yang segar dan berkualitas.

makabe akan membayar tetapi ryu menggelengkan kepalanya.

"sudah kubilang bochan, kamu tidak bisa membayar di tempatku! dengar bochan, jika bukan karena kakek anda tuan masamune, saya tidak akan hidup sampai saat ini dan beruntung hanya mataku sebelah saja yang hilang." ryu melipat tangannya.

"...baiklah jika kamu bersikukuh, aku bayar setengahnya, jika kamu masih tidak menerima, aku tidak akan pernah kesini lagi." makabe sedikit tersenyum.

"haa... aku tidak menyangka jika bochan kami akan tumbuh dewasa secepat ini... baiklah aku terima setengahnya!"

setelah membeli daging dengan bantuan sistem, makabe membeli sayuran juga. dia membeli bahan lebih karena dia harus membuat bento tambahan untuk adagaki aki jika dia membaca surat yang dia tinggalkan di meja pasien di UKS.

Siguiente capítulo