webnovel

Kembali Bersekolah

di sebuah gedung yang paling tinggi di beijing, di salah satu ruangan yang gelap hanya cahaya bulan saja yang memperlihatkan orang-orang yang duduk di meja bundar.

suasana di dalam ruangan sangat hening, tidak ada yang berbicara sepatah kata.

setelah 15 menit masih tidak ada yang berbicara...

orang yang duduk di paling ujung meja bundar, membuka mulutnya.

"kalian sudah mendengar kabarnya bukan?" orang tersebut melihat ke arah semua yang duduk di meja bundar

tidak ada yang menjawab, orang tersebut membuka kembali mulutnya.

"Profesor sekaligus Direktur Proyek ini Tuan Ken Andrea... meninggal dunia di ruangannya..." orang tersebut mulutnya bergetar suaranya sangat serak ketika ingin melanjutkan apa yang ingin dia katakan.

"beliau juga meninggalkan sebuah sampel dan sepucuk surat..."

"saya sebagai orang kedua di proyek ini, mohon kepada kalian semua untuk mengabulkan permintaan terakhir yang sudah di tuliskan di surat yang beliau tinggalkan."

"cairan yang beliau tinggalkan, adalah obat yang akan membawa manusia ke dunia yang baru."

////######:

dengan langkah kaki yang ringan, makabe memulai harinya yang cerah.

tidak seperti biasanya, Makabe, melirik sana sini memperhatikan orang-orang yang dia lihat di perjalanan.

kenapa tidak? jelas orang-orang disekitarnya sangat aneh. mereka semua bisa di bilang mempunyai gaya rambut atau warna rambut yang berbeda-beda.

memang jika ini di negara eropa salah satunya amerika, rambut di warnai itu tidaklah aneh dan bahkan tidak sedikit yang mewarnai rambut mereka... tetapi disini... rambut mereka bukan di warnai melainkan asli dari kelahiran mereka!

bahkan dirinya pun sangat terkejut! pertama kali dia melihat orang-orang dengan rambut yang berwarna warni, dia pikir banyak yang terkena kanker otak dan memakai rambut palsu... tetapi rasanya itu tidak mungkin. karena kanker otak sangat jarang bahkan di dunia sebelum dia mati.

Makabe otaknya langsung menyadari sesuatu...

'mungkinkah aku di hidupkan kembali di dunia dalam cerita?'

kemungkinanya sangat kecil, tetapi ada.

mengeluarkan buku catatan di tasnya, makabe langsung menulis apa yang dia lakukan hari ini. makabe tidak menulis informasi yang dia dapat tentang dunia ini meskipun itu hanya pemikirannya, melainkan menulis apa yang terjadi hari ini. kenapa? dia takut akan terjadinya bukunya di ambil oleh seseorang apalagi ilmuwan. dengan menuliskan sesuatu yang mengarah dimana dia membuat pemikirn tentang informasi dunia ini, otaknya akan langsung mengingat kembali informasi tersebut.

memasuki mini mart, makabe membeli susu stroberi dan sepotong roti tawar.

setelah membayar, makabe melanjutkan perjalanannya ke sekolah sambil sarapan. meskipun makan sambil berjalan itu di sebut tidak sopan, tetapi makabe tidak terlalu peduli soal etika atau apapun itu. prinsif makabe dari dulu adalah 'semua yang aku lakukan tidak merugikan kalian? kenapa kalian peduli?' selama hidupnya, dia memegang prinsif tersebut, dan tidak pernah merugikan orang lain. bahkan selama dia hidup, seseorang yang benci atau musuhnya bisa di hitung dengan jari.

tidak lama kemudian, makabe tiba di sebuah gedung kesengsaraan yang di sebut sekolah.

bahkan dirinya yang sudah mendapat gelar seorang sarjana dan profesor ragu-ragu apakah dia harus masuk sekolah lagi atau tidak.

makabe tidak suka belajar hanya materi, dia suka belajar langsung ke lapangan tanpa harus berpikir banyak teori dan lainnya.

itulah kenapa makabe satu satunya profesor yang rambutnya utuh di laboratorium yang meneliti obat yang bisa menyembuhkan tumor otak dalam stage 2.

di saat dia masuk, banyak sekali gadis yang melirik ke arahnya. tetapi tidak berlangsung lama, karena ada sesuatu yang terjadi di halaman sekolah tepatnya di depan pintu masuk.

kerumunan berkumpul di halaman sekolah. makabe sedikit penasaran apa yang terjadi. mendekati kerumunan tersebut, makabe matanya tertuju ke seorang remaja yang bisa di bilang good looking. dengan rambutnya yang di warnai... dan gaya dia berbicara, dia seperti playboy kelas kakap...

mendengar bisik-bisik dari murid lain disekitarnya, makabe langsung hilang ketertarikan dan mulai menjauh dari kerumuman.

karena... itu hanya sebuah pengakuan cinta...

'...aku sudah terlalu tua untuk hal ini...' sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya makabe berjalan dari kerumunan dan akan memasuki tempat ganti sepatu.

di saat dia akan masuk, matanya kembali tertuju kepada remaja yang akan menyatakan cintanya kepada seseorang... dia terkejut karena remaja tersebut akan menyampaikan perasaannya terhadap gadis....

Siguiente capítulo