webnovel

BOOK 1 CHAPTER 9

―Kenapa? Bukankah orang mati di sembarang tempat ada banyak?‖ tanya Ace lagi. ―Kau tidak harus begini hanya untuk menemukan ruh yang baik.‖

―Ah, ini sungguh menyebalkan,‖ kata Mike. ―Kupikir kau sudah paham hal seperti ini tanpa harus kujabarkan.‖

Tanpa sadar, Ace pun terkikik geli karena mata kucing itu terbuka kembali. ―Maaf, maaf,‖ katanya. ―Aku hanya ... mn, sejujurnya ini agak menarik untuk kuketahui. Aku sendiri tak paham kenapa.‖

―Cih.‖ Mike pun menggeliat malas sebelum melompat turun. Iblis itu naik ke meja televisi dan mendorong jatuh sebuah foto. Prakh! ―Ambil dan lihatlah. Tapi hati-hati. Serpihan kacanya mungkin bisa melukaimu.‖

―Oh ....‖ Ace pun mendekat untuk memungut foto hitam putih tersebut. ―Apa ini?‖

―Itu aku.‖ Di dalam gambar, Ace melihat sekelompok keluarga iblis yang menjelma jadi manusia. Semuanya tampak berekspresi datar. Dan mereka menjepret momen tersebut di ruang tengah rumah ini. ―Maksudku, lihat remaja Italia bersepatu yang berdiri di pojokan.‖ (*)

(*) Ras Kaukasia: Dahulu keluarga iblis Mike mendiami wilayah Italia Timur. Jadi, mereka mengunakan ras ini untuk berbaur dengan manusia di sana.

―Wah ... ini kau?‖

―Hm. Setidaknya itu wajah favoritku yang dulu,‖ kata Mike. ―Sekarang lihat gadis di sebelahnya.‖

―Dia mirip sekali denganmu.‖

―Benar, karena dia memang saudariku. Namanya Asia-nya Rosie,‖ kata Mike. ―Dia masih hidup saat foto itu diambil, tetapi peraturan soal makan memakan berubah ketat setelah kepergiannya.‖

DEG

―K-Kenapa?‖

Mike menyoroti wajah pias Ace dengan kedua mata kuningnya. ―Tentu karena perebutan. Saudariku ditawari kontrak oleh satu jiwa kelas tinggi. Dia menerima, tanpa tahu jiwa itu sempat meminta bantuan iblis lain.‖

―Lalu apa yang terjadi padanya? Jangan bilang ....‖

―Tentu mati karena kesalah pahaman.‖ Mike tampak murka dalam sekejap mata. ―Dia sekarat dalam pertarungan tanpa kesiapan, sementara aku mengajukan pembelaan pada raja kami.‖

DEG

Ace pun meremas pinggiran sofa tanpa sadar. ―Kalian punya raja juga,‖ katanya. Lalu segera berdehem. ―Maksudku, kupikir iblis itu makhluk yang bertindak semaunya. Jadi, semoga kau tak salah paham.‖

―Tak masalah.‖ Mike melompat kembali ke sofa. Bukannya marah, si kucing justru naik ke pangkuan Ace. Mungkin Mike tidak sadar, tetapi tempat itu memang nyaman diduduki sejak mencobanya pertama kali. ―Bagaimana pun bangsa kami tidak eksis. Bukan tanpa sebab tentunya. Namun, paling sering karena digambarkan dengan cara mengerikkan.‖

―Iya.‖ Ace mengangguk paham. ―Kalian hanya sedang menghindari bahaya tak perlu.‖

―Baguslah bila kau tahu soal itu,‖ kata Mike lagi. ―Jadi, meskipun bisa berbaur, kami lebih sering hilang dari mata manusia. Itu lebih aman. Toh makan hanyalah urusan kami setiap 10 tahun.‖

Ace pun mengelus bulu-bulu hitam Mike. ―Kalian ternyata lebih baik daripada para vampir, ya,‖ pujinya. ―Walau aku tidak yakin vampir itu sungguhan ada.‖

―Bukan begitu,‖ dengus Mike tiba-tiba. ―Aku sendiri sebenarnya jahat. Nyatanya aku menelan ruh pacarmu, Drake, hingga tidak bisa reinkarnasi lagi.‖ (*)

(*) Reinkarnasi: Di sini ruh manusia bisa reinkarnasi setelah 100 tahun kematian. Namun, jika ruh dimakan iblis, kemampuan ini hilang hingga musnah selamanya.

DEG!

―Ah ....‖ Elusan Ace pun berhenti beberapa detik. Untuk sejenak, dadanya berdenyut ngilu. Namun, setelah dipikir sekali lagi, meski Drake bereinkarnasi di masa depan, mereka takkan bertemu karena jaraknya 100 tahun. ―Umn, yeah-ha ha-bagaimana pun kau itu iblis, ya. Aku tadi sempat lupa.‖

―Hm, tapi aku memilih menuruti aturan bangsaku,‖ kata Mike. ―Karena menurutku api sebenarnya sangat terhormat. Tidak seharusnya aku mengacaukan peraturan kehidupanku sendiri jika sudah lahir dan tercipta.‖

Kini, Ace merasa melihat dunia dengan cara lebih luas. Hal-hal yang dia katakan dengan pemikiran kepada takhayul, ternyata Mike membenarkan semuanya.

:)

Om_Rengginnangcreators' thoughts
Siguiente capítulo