Untuk Pangeran Tokek
Selamat pagi Kak Belva. Apa kabar? Saat aku menulis surat ini, di sini sedang pagi. Pagi yang sangat dingin. Aku di teman embusan angin pagi yang menerpa balkon. Ya, balkon tempat dimana Aku selalu mengintip kak Belva saat masih berada di depan gerbang.
Kak, maafkan aku yang tanpa basa-basi. Kak Belva, pernahkah Kakak memikirkan aku? Pernahkah Kakak mengingat tentang aku? Aku mengingat Kakak setiap detik, sampai-sampai aku bodoh. Percaya begitu saja saat ada orang lain yang mengaku sebagai kakak. Saking rindunya aku sama kakak, membuat aku begitu bodoh.
Aku disini selalu berharap untuk mendapatkan kabar darimu setiap waktu. Tetapi apa yang aku dapatkan, kau pergi begitu saja. Pergi tanpa bicara, hanya meninggalkan surat yang membisu dan tidak pernah mendapatkan kabar apa-apa itu
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com