Membuang napas kasar, sampai timbul uap panas dari lubang hidungnya. Kepalanya sontak saja mendidih, dadanya bergemuruh saat semakin berat menahan emosi.
"Kalian apakan rumah ku...!"
Sampai suara teriakannya menggema ke segala penjuru rumah. Dua bocah yang nampak bersenang-senang dengan permainannya, malah menoleh santai tanpa sedikit pun rasa bersalah.
Pandangan Arka memicing tajam, hidungnya kembang kempis menahan geram kala selang air yang di pegang Fahri jatuh. Makin menggenangi lantai hingga meluberkan tumpukan tanah yang di jadikan bola salju.
Taman kecil untuk memperindah rumah mereka rusak, terinjak-injak dan tersapu ombak dadakan.
"Kak Arka kesurupan?"
Dan polosnya, Mika masih saja mempertanyakan hal konyol. Jelas menganggap jika sang kakak yang terlalu baik hati tak mungkin untuk memarahinya, tanpa mengira batas kesabaran Arka ada ujungnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com