Sembari menyuap makannya, Nino mengangkat pandang pada sepasang kekasih percobaan di hadapannya. Meja makan besar dengan kursi yang berderet terlalu banyak akhir-akhir ini sudah tak terlalu sepi. Brian mulai menjadi anak rumahan, sedikit membuat Nino cemburu karena perlakuan sang adik pada Farhan.
"Kok lo kalo makan nggak blepotan, sih?"
"Loh? Emangnya salah?"
"Ya salah, kan jadinya gue nggak bisa modus buat lap bibir kenyel lo, sayang."
"Ihh... Brian..."
Sembari telinganya di paksa terlatih oleh gombalan receh Brian terhadap Farhan. Demi apa pun, Nino hampir tersedak makanan yang masih belum tertelan. Mereka yang posisinya sudah begitu menempel, sementara Brian yang masih nampak belum puas lebih mendekap Farhan dan menciumi kekasihnya itu bertubi-tubi, sampai keluar suara tempelan bibir basahnya. Seketika saja membuat bulu kudu Nino meremang, matanya yang makin melotot tajam saat Brian yang tak segan menggosok-gosok dada datar milik Farhan yang malu-malu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com