Gian tercenung.
Perkataan dari Gino membuat memori membuka kembali luka lama kala mereka berdua melakukan hal paling fatal di dunia.
"Gino mohon, kak. Kita berdua udah sembilan belas tahun. Bukan lagi remaja labil yang harus ngutamain emosi dari semua logika yang seharusnya kita juga pake."
Genggaman tangan Gino pada Suzy terlepas, ia terluka melihat kilat kesakitan itu kembali ada pada mata Gian. Ia tidak bisa juga menyalahkan Gian atas emosi kakak kembarnya yang meluap.
Mereka berbeda dari orang-orang normal di luar sana. Psikis mereka sudah terganggu dan penyembuhan bukanlah suatu hal yang mudah. Tidak ada seorang pun yang bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi ketiga anak kembar keluarga Adhitama.
Tidak ada yang bisa mengerti perasaan mereka yang sesungguhnya. Karena bertahan di dunia bukanlah sesuatu yang sangat mudah. Terlebih jika merasakan berbagai macam tusukan tajam dari takdir yang terlalau berlebihan kepada Gian, Gino, dan Gina.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com