webnovel

Gunung Pancar

Fenomena Langka

Suasana sunyi dengan dikelilingi pepohonan rimbun dan hawa dingin dari puncak gunung mengiringi area perkemahan. Hanya ada beberapa orang yang berkemah di area gunung pancar dimusim seperti ini. Namun ada 3 anak muda yang sedang asik mendirikan tenda sambil menikmati suasana gunung pancar.

"Akhirnya selesai juga… sekarang tinggal menyiapkan bahan untuk makan malam…"

"Rigma bisa bantu aku mencari kayu bakar…?"

"Tentu…"

Rigma dan asrea pun masuk ke dalam area hutan untuk mencari kayu bakar. Sementara dini sibuk mengurus bahan makanan yang sebelumnya sudah mereka beli.

'Sejak kapan ya… terakhir kali aku liburan seperti ini…? Ah iya seminggu yang lalu aku juga liburan bersama asrea…'

Tanpa sadar rigma memperhatikan dengan seksama tubuh asrea setelah memikirkan soal liburan di pulau kalimantan. Rigma melihat betapa mulusnya paha asrea yang terbuka, apalagi pakaiannya benar-benar minim hingga bagian perutnya benar-benar terbuka. Entah kenapa rigma tiba-tiba merasakan desakan nafsu yang datang dari selangkangannya. Asrea sendiri terus mengumpulkan kayu bakar tanpa curiga sedikitpun.

'Tubuhku kenapa…? Asrea terlihat begitu sexy dan cantik menggunakan pakaian pakaian seperti itu… tempat ini juga sepi karena sangat jarang yang berkemah di waktu seperti ini… tunggu apa yang aku pikirkan…?'

'Hoho… ada anak muda yang tidak bisa mengendalikan nafsunya ya… bahkan kau tetap nafsu dengan wanita yang bukan lagi manusia...'

'Cih… diam kau syna… ini pasti ulahmu…'

'Bisa dibilang ya… bisa juga dibilang tidak… tapi aku tidak menyangka kau bisa sampai nafsu dengan gadis yang lebih cocok disebut slime itu...'

'Hah…!? Jangan menghina temanku…! Jelaskan saja kenapa aku bisa sampai seperti ini...'

Rigma kebingungan mendengar jawaban syna yang terdengar ambigu. sebab ia pikir setiap merasakan nafsu berlebihan pasti ada kaitannya dengan syna. Syna yang agak kesal dengan perkataan rigma akhirnya tetap membuka mulutnya.

'Jadi gini bocah… kau sudah satu tahun lebih terjebak di rubik cube… memang sich tubuhmu tidak mengalami penuaan atau pertumbuhan… tapi berbeda dengan kekuatanmu… di dalam rubik cube sudah berapa ratus kali kau menggunakan kekuatanku…?'

Rigma menjatuhkan kayu bakar yang ia pegang karena terkejut ketika mendengar penjelasan syna. Rigma dipaksa mengingat latihan mengerikan yang membuatnya menggunakan kekuatan syna berkali-kali. Rigma sudah tidak peduli lagi tentang asrea yang tubuhnya sudah berubah seperti air.

"Rigma…? Kamu kenapa…?"

"Asrea… aku…"

Tangan rigma menarik asrea hingga bersandar di sebuah pohon besar. Rigma pun mengunci jalan keluar asrea dengan kedua tangannya, matanya menatap asrea yang wajah memerah.

"Rigma kamu kenapa…?"

'Tidak biasanya dia agresif seperti ini… apa yang terjadi pada rigma…?'

Asrea tidak curiga sama sekali dan malah membelai wajah rigma dengan tangan kirinya. Tangan lembut asrea memancing birahi yang membara di dada rigma hingga membuatnya menjadi semakin besar.

"Maaf asrea… aku terlalu banyak menggunakan kekuatan… tubuhku benar-benar tidak bisa dikendalikan…"

"Apa rasanya sakit…? Kalau aku bisa meringankan rasa sakitnya… apapun akan aku lakukan untukmu rigma…"

"Asrea…!"

Rigma langsung memeluk tubuh asrea dengan erat sambil meraba bokong sexy milik gadis berambut biru itu. Asrea hanya mengikuti alur hingga pakaiannya dengan mudah di lecuti oleh rigma. Asrea sangat ingin membantu rigma hingga ia pasrah ketika tubuhnya yang polos tanpa pakaian terekspos.

"asrea aku mulai ya…"

"Iya… lakukan apa yang kamu mau… aku milikmu malam ini…"

Kedua insan muda yang berbeda jenis kelamin itu pun memulai permainan kenikmatan di bawah sinar rembulan.

"Hmmm…? Mereka lama sekali… ini sudah setengah jam sejak aku selesai menyiapkan bahan makanan… haruskan aku mencari mereka berdua…?"

*tap tap…*

Saat dini bangkit dari tempat duduknya, tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki mendekat dari arah hutan. Sosok seorang pria pun muncul dari semak belukar dengan membawa kayu bakar di tangannya.

"Yo…. maaf kami terlambat…"

Rigma menyapa dini dengan santai tanpa rasa bersalah sedikitpun ketika sampai di depan tenda.

"Lama sekali… apa yang sebenarnya kalian lakukan…?"

"Tadi kami mendapat sedikit masalah… "

"Masalah…?"

Dini sedikit menaruh curiga ketika mendengar jawaban dari asrea yang terkesan aneh.

'Bagaimana bisa etranger sekuat mereka berdua kena masalah…?'

"Anu… ngomong-ngomong dini… sepertinya kita kedatangan pencuri di sebelah sana…"

"Hah…? Pencuri…!?"

Saat dini menoleh ke arah meja tempat ia menaruh bahan makanan, seekor rakun terlihat sedang asik memilih bahan makanan.

"Rakun…!"

*wush…*

Sang rakun melompat dengan cepat ketika dini mencoba menangkap rakun dengan tangan kanannya.

"Eh…!?"

"Mustahil…!"

Rigma, asrea dan dini terkejut melihat betapa cepatnya gerakan sang rakun ketika menghindar. Gerakan dini yang merupakan senjata hidup dengan kemampuan setara etranger kelas 1 kalah cepat.

"Asrea…!"

"Oke…!!"

Sihir air milik asrea mencoba untuk mengingat sang rakun yang masih berada di udara. Namun tanpa diduga sang rakun berhasil bergerak di udara dan menghindari sihir air asrea.

"Wah… kok bisa…?"

"Tidak apa-apa… kau sudah melakukan yang terbaik asrea…"

"...!!"

Sang rakun terkejut melihat rigma yang sudah ada di belakangnya dengan wajah seram dan mata membara.

*bruk… sret…!*

"Selesai…!"

Sang rakun berhasil diikat menggunakan tali tambang kecil hingga tidak sanggup lagi bergerak.

"Hebat… aku pikir dia akan lolos tadi…"

"Aku sendiri tidak menyangka dia bisa bergerak di udara seperti itu… Siapa sangka ada rakun yang memiliki energi jiwa…"

"Ya aku juga tidak menyangka… eh bentar… tadi kamu bilang apa…!?"

"Aku bilang tidak ada yang menyangka akan ada rakun yang memiliki energi jiwa…"

Rigma mengulang perkataannya dan membuat asrea benar-benar kaget ketika mendengarnya. Hanya pernah sekali sepanjang sejarah retakan dimensi dimana hewan memiliki kecocokan dengan jiwa pengelana.

"Jadi maksudmu rakun ini memiliki jiwa pengelana…?"

"Yap… sejauh yang aku lihat… ia memiliki 1 jiwa pengelana…"

"Benar-benar kasus langka… tapi… apa yang mau kamu lakukan padanya…?"

"Aku sedikit tertarik dengan spesies langka seperti ini… jadi mungkin aku akan membedahnya sedikit…"

"...!"

Seluruh bulu sang rakun berdiri ketika melihat senyuman rigma yang terlihat seperti ingin memakannya.

"Rigma berhenti bercanda… kita tidak bisa membiarkannya berkeliaran liar seperti ini…"

"Kalau diberikan ke organisasi atau guild juga dia akan tetap dibedah… kalau mau menjadikannya peliharaan boleh saja… tapi… apa dia akan mau menurut begitu saja… apalagi hewan tidak akan mengerti perkataan kita…"

"Setidaknya bisakah kita mencobanya sekali…?"

Asrea terus memohon pada rigma untuk menjadikan sang rakun pemilik jiwa pengelana sebagai hewan peliharaan. Rigma benar-benar tidak bisa melawan tatapan penuh harapan yang terpancar di wajah asrea ketika memohon.

"Hmmmmm… iya… lakukan sesukamu…"

"Beneran…?"

"Iya… tapi aku tidak akan tanggung jawab kalau dia lari…"

"Oke tidak masalah…"

Sang rakun hanya diam saja setelah ikatannya dilepas oleh asrea, senyuman manis asrea membuatnya tunduk. Rigma agak terkejut melihat rakun liar di depannya begitu jinak saat berhadapan dengan asrea.

"Sekarang… maukah kamu menjalin kontrak denganku sebagai familiar…?"

*angguk…*

Dini dan rigma sangat terkejut ketika melihat sang rakun mengangguk untuk menjawab pertanyaan asrea.

'Makhluk ini… dia mengerti bahasa manusia…!'

Rigma merasa kaget sekaligus khawatir akan kecerdasan dari rakun yang baru saja mereka temui.

"Kalau begitu aku akan mulai kontraknya…"

"Tunggu…!"

Asrea langsung menghentikan tindakannya untuk menggambar lingkaran sihir di bawah sang rakun.

"Ada apa rigma…? Kontraknya sudah mau dimulai..."

"Bisakah aku ikut bagian dalam kontrak…? Jadi rakun ini akan menjadi familiar dari dua orang…"

"Ehhh… aku tidak pernah dengar familiar memiliki dua majikan…"

"Seharusnya bukan hal mustahil untuk menjadi familiar dari dua orang…"

"Fuah… ya memang bisa… tapi kamu hanya memiliki prioritas kedua… yang artinya selama aku tidak menghendaki perintahmu… familiar tidak akan mematuhinya…"

"Tidak masalah… cuma satu hal yang aku incar dalam kontrak familiar… "

"Apa itu…?"

"Koneksi jiwa dengan sang familiar…"

Asrea tetap bingung setelah mendengar penjelasan rigma yang menginginkan koneksi jiwa. Rigma sendiri menjawab dengan wajah serius, sehingga asrea tahu tidak ada kebohongan dari ucapannya.

"Baiklah… ayo kita mulai kontraknya…"

Sebuah lingkaran sihir muncul di bawah kaki mereka bertiga dengan warna biru terang. Kemudian muncul sebuah tali tipis yang menghubungkan jiwa asrea dan rigma dengan jiwa sang rakun.

"Aku Asrea Ulamia…akan menjalin kontrak sebagai majikan pertama dari familiar… berbagi kehendak, rasa dan penglihatan… kami yang menjalin kontrak tidak akan bisa saling menyakiti..."

"Aku Rigma Sanja Dawala…akan menjalin kontrak sebagai majikan kedua dari familiar… berbagi kehendak, rasa dan penglihatan… kami yang menjalin kontrak tidak akan bisa saling menyakiti..."

*sling…*

Saat mantra dari kontraknya selesai dibaca secara bersamaan oleh rigma dan asrea. Tali tipis yang terhubung ke jiwa mereka berubah menjadi rantai biru seperti es.

Pergerakan Organisasi

"Apa kau yakin informasinya tidak salah…?"

"Sangat yakin ketua… informasi ini didapat dari guild terkenal di dunia bawah…"

"Kalau begitu tunggu apalagi… kerahkan pasukan utama untuk menyelamatkan wakil ketua organisasi kita… aku perintahkan pada wakil ketua pertama untuk memimpin pasukan…"

Organisasi palapa sangat bersemangat hingga menyiapkan lebih dari 30 etranger kelas 1 dan 70 etranger kelas 2. Ditambah 15 pasukan etranger kelas 1 tingkat lanjut yang menjadi pasukan elit organisasi palapa.

"Saatnya memulai perang…!"

Bersambung…

Siguiente capítulo