Adit dan sahabatnya tengah duduk di kursi sedikit jauh dari yang lain. Mereka duduk berdua karena ingin berbicara empat mata.
"Gimana, udah Ikhlas?" Tanya Tuan Nicky.
Adit menatap sahabatnya, "udah dari dulu Nicky. Tapi setiap detik selalu rindu, biasanya setiap saat ketemu. Kalau pulang kerja selalu liat senyumannya, saat bangun pagi liat senyumannya dan mendengar suaranya. Tiba-tiba dia menghilang dan sepi rasanya Nicky. Sepi banget, aku jadi rindu sama istriku. Tapi aku harus tetap kuat demi anak-anak ku, kalau aku terlalu berlarut atas kehilangan, Putri. Kasihan anakku, mereka pasti juga akan hancur. Mereka sudah kehilangan ibunya, dan aku selalu sedih, karena tidak bisa menerima takdir. Aku gak mau anak-anakku kehilangan kebahagiaan mereka.." jelas Adit.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com