webnovel

Chapter 3

Alvin melirik Varrel sebentar. Ia mempunyai ide jahil yang terlintas dipikirannya. Kini jam pelajaran kedua belum ada guru yang masuk. Karena tak ada guru, Alvin pun berdiri didepan Varrel dan berpura-pura sibuk melihat teman-teman sekelasnya. Ia melihat Varrel yang sama sekali tidak menyadari dirinya ada didepan. Merasa ada sesuatu yang mengganggu, Varrel pun sedikit melirik kedepan. Ia menengadahkan wajahnya ke arah Alvin dengan bingung. Apa yang dilakukan lelaki bermata sipit itu?

"Mau ap..."

Belum sempat lelaki culun itu melanjutkan kata-katanya. Alvin sudah mengambil kacamata Varrel dan berlari menjauhinya. Varrel segera berlari menyusul lelaki berbadan putih itu.

"WOY KACAMATA GUE." Teriak Varrel disela larinya. Ia terus mengejar Alvin yang kini berlari ke arah gedung SMA. Varrel kehilangan jejak. Karena lelah, ia pun terduduk di bangku yang ada dikoridor SMA. Ia mengusap keringatnya yang sempat jatuh dari dahinya.

"Hei, lagi ngapain disini?" tanya seorang anak SMA kepada Varrel dan ia pun menengadahkan wajahnya lalu tersenyum simpul. Anak SMA itu sedikit terkejut. Lalu ia sedikit menggeleng dan membalas senyuman Varrel.

"Ngapain anak SMP ke gedung SMA?" tanyanya sekali lagi. Mungkin ia sedikit penasaran dengan apa yang dilakukan Varrel di area gedung SMA.

"Lagi ngejar temen kak. Dia lari bawa kacamata aku." jawab Varrel seadanya.

"Oh... Oh iya kenalin gue...."

"Kenalin gue... Ken. Nama loe siapa?" tanya lelaki SMA itu sambil menyodorkan tangannya bermaksud untuk berjabatan tangan. Varrel membalas jabatan tangan lelaki itu. Ia tersenyum sebentar.

"Nama aku Varrel kak." jawabnya. Mendengar jawaban Varrel membuat lelaki SMA itu kembali terkejut.

"Oh. Kelas 9 apa?"

"9-B kak."

"Ohh... Loe serius, nama loe Varrel?" tanya lelaki itu sekali lagi. Tentu saja Varrel kebingungan dengan pertanyaan yang dianjurkan padanya, ia hanya mengangguk saja sebagai jawaban. Lelaki SMA itu mengernyitkan dahi.

"Emm, sebenarnya dilarang sih anak SMP ke SMA pas jam pelajaran, tapi buat loe gue gak akan kasih hukuman, tapi lain kali jangan diulang ya? Bisa-bisa gue yang bakalan out dari osis" kata Ken memperingati. Varrel kini tau alasan mengapa lelaki berkulit putih itu menghampirinya. Ia hanya menganggukkan kepala. Varrel mengerti bahwa seharusnya kini ia pergi dari tempatnya duduk, tapi karena kelelahan terpaksa ia harus istirahat sebentar. Dan lelaki yang kini ada disampingnya itu ternyata salah satu anggota osis yang tengah berpatroli. Dan kebetulan dirinyalah yang ditegur olehnya.

Seketika keadaan pun menjadi hening. Anak berseragam SMA itu pun memandang ke depan. Begitupula dengan lelaki berseragam SMP itu, ia memandang kepenjuru sekolah. Mencari sosok lelaki bermata sipit yang telah mencuri kacamatanya. Karena merasa tak enak dan aneh, Varrel pun bangkit dari duduknya dan disusul oleh Ken.

"Kak. Maaf aku mau ke kelas," izin Varrel begitu sopan.

"Oke." balas Ken. Varrel berlari meninggalkan Ken. Sedangkan Ken sendiri tampaknya sangat penasaran dengan anak culun berseragam SMP itu. Ditempat lain, Varrel melihat sosok Alvin yang ternyata sedang duduk di depan kelas gedung SMA ini. Sepertinya ia lelah karena sedari tadi berlarian. Varrel menghampiri Alvin dengan mengendap-endap. Ia melangkahkan kakinya pelan. Sangat pelan. Hingga tak terdengar sama sekali.

"WOI!"

"WUAH!" Alvin terperanjat kaget. Tubuhnya seketika saja melompat dan terjatuh ke lantai.

"Ahahahha ..."

"Sialan loe, Rel. Bikin kaget orang aja. Untung sepi." Marah Alvin. Varrel yang dimarahi Alvin malah menertawakan reaksi Alvin yang menurutnya cukup lucu. Ia memegangi perutnya yang sudah sangat geli.

"Tawa mulu loe." ucap Alvin kesal. Wajahnya ditekuk dan menunjukkan bahwa ia benar-benar kesal dengan Varrel yang terus menertawainya.

"Haha. Habisnya loe lucu Vin kalo marah." ucap Varrel sambil merebut kacamatanya dari tangan Alvin. Segeralah ia memakai kacamatanya kembali. Alvin mendengus kesal.

"Ayo. Balik kekelas. Nanti ada guru bisa mati loe!" ucap Alvin dan berjalan meninggalkan Varrel.

****

MUTIARA INTERNASIONAL SCHOOL

Sekolah ternama bertingkat tiga ini sangat terkenal di kota. Tak banyak para manusia yang berdecak kagum melihat bangunan ini. Mutiara Internasional School memiliki tiga gedung untuk tiga sekolah sekaligus. SD, SMP, dan SMA. Ekstrakurikulernya pun sangat lengkap. Ada basket, musik, dance, panduan suara, futsal, dan lain-lain. Sebetulnya gedung ini memiliki lima gedung yang digunakan untuk aula sekolah. Gedung satunya lagi untuk ruangan UKS dan untuk rapat eskul. Didepan gedung pula ada sebuah air mancur yang membentuk lingkaran yang sangat indah untuk dilihat.

Disamping kiri bangunan juga ada tempat parkiran mobil maupun motor yang sudah diatur. Dan sebelah kanan gedung juga terdapat kursi-kursi yang sengaja disimpan dibawah pohon rindang. Tak jauh dari tempat kursi-kursi panjang itu terdapat sebuah lapangan basket ataupun futsal yang disediakan secara outdoor. Didepannya terdapat lapangan khusus untuk upacara hari senin dan hari-hari penting lainnya.

Bukan hanya itu, sekolahan ini pun terkadang menjadi salah satu spot foto paling bagus untuk para murid-muridnya. Bahkan sekolah lain saja sampai berani masuk ke lingkungan sekolah hanya untuk sekedar mengambil gambar. Tak ada larangan untuk hal itu, hanya saja pasti anak sekolah di gedung SD, SMP dan SMA merasa risih jika mereka datang untuk tujuan tidak jelas seperti itu. Kebanyakan dari mereka mengusir para tamu-tamu itu tapi tak menurunkan betapa kerennya sekolah ini.

Varrel dan Alvin serta anak-anak SMP lainnya menepati gedung pertama. Gedung yang terlihat dari jalan raya dan memiliki tiga tingkat. Sedangkan gedung SD berada diseberang gedung SMP. Dan gedung SMA berada didalam lingkungan sekolah. Biasanya guru-guru menyebut gedung SMA dengan sebutan gedung ketiga. Karena gedung tersebut berada ditengah-tengah diantara gedung SMP dan SD.

Kimi, Raveena dan Vernathalah yang menepati gedung ketiga itu.

*****

Bel istirahat sudah berbunyi 3 menit yang lalu. Tetapi ketiga gadis ini tetap diam dibangku kelas. Mereka sedang sibuk dengan aktivitas mereka. Kimi yang sedang memainkan game pun menaruh handphonenya diatas meja dan menguap dengan lebar. Ia menatap teman-temannya yang sedang sibuk dengan handphone masing-masing.

"Kantin yuk!" ajak Kimi. Vernatha, teman Kimi itupun mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone. Sedangkan Raveena hanya diam saja.

Banyak sekali anak SMA maupun SD dan SMP yang sedang berada dikantin. Tempat yang sangat luas ini diisi dengan penjual-penjual makanan dan minuman yang sudah memiliki izin berdagang dari pemilik sekolah. Tak jarang para murid-murid pun berebut mencari kursi kantin. Begitu pula dengan Kimi, Raveena dan Vernatha.

"Gila! penuh banget. Terus kita mau duduk dimana kalau kantin penuh kayak gini?" tanya Vernatha sambil menyimpan handphonenya ke dalam saku seragam.

"Tuh disana. Ada Gabriel sama Ken, mereka cuma berdua. Kita kesana aja" ajak Raveena saat melihat kedua teman lelakinya itu.

"Yuk!" ketiga sahabat ini segera pergi ke tempat lelaki yang disebutkan Raveena tadi.

BRAAKK!

BBYYUUR!

"Maaf!"

Bersambung ...

Siguiente capítulo