"Kan, bener kata temen-temen kita dulu. Pak Mandala ngincer lo, nanyain mulu, cari-cari kesalahan lo mulu, karena mungkin ada rasa sama lo, Di." Erika kembali berspekulasi.
"Masa, sih? Keknya, nggak gitu, deh."
"Lha, itu tadi buktinya, nyecer lo sama pertanyaan mulu. Padahal ada mahasiswa yang laen."
"Ya, kan, tadi gue ketauan lagi liatin suami gue mulu." Audia terkekeh melihat Erika tercengang mendengar ucapan sahabatnya.
"Ah, lo, Di!" Mereka berdua pun tertawa.
"Dah, kita balik lagi ke kelas. Gue udah enakan, kok."
*
Pulang kuliah, Audia menunggu pak Asep untuk menjemputnya. Tidak jauh dari tempat Audia menanti jemputannya, di parkiran motor, dilihatnya Erika tengah berdiri di samping motor Bastian. Bastian sedang menyela motornya agar bisa menyala. Berulang kali gagal. Erika, mengeluarkan selembar tisu dari dalam tasnya, dan ia gunakan untuk menyeka peluh di dahi Bastian. Bastian membalasnya dengan senyuman.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com