Aku dan Zero sudah berdiri di luar tenda. Angin malam yang berhembus kembali menerpa kulit sehingga tubuhku kembali menggigil kedinginan.
Aku menoleh ke belakang, pada sosok Zero yang masih berdiri dalam diam sambil bersedekap dada, sudah tak sabar menunggu kekuatan sihirku yang sebentar lagi akan kuperlihatkan padanya.
"Tunggu apa lagi? Ayo, cepat perlihatkan kekuatan sihirmu padaku," katanya. Entah kenapa malam ini dia cerewet sekali. Padahal biasanya dia tidak seperti itu. Membuatku kesal saja.
"Cepat, Giania. Di sini dingin sekali. Jangan lama-lama," katanya lagi dan sungguh aku kehilangan kesabaran sekarang.
Akhirnya kuputuskan untuk menggunakan sihirku sekarang juga. Aku menghela napas panjang, menghirup oksigen sebanyak-banyaknya sebelum kupejamkan mata karena aku membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi agar berhasil menggunakan ayat hina yang sebentar lagi akan aku lafalkan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com