Jantung Monica berdegup kencang. Dia teringat jika Santo tidak mungkin diam saja jika nyonyanya kenapa-kenapa, apalagi Roger tidak ada di sini.
"Semoga aku akan tetap sehat," gumam Monica.
Monica didorong hingga sampai di kamar rawat inap VIP. Saat sudah di dalam kamar, suster mulai memasangkan infus ke tangan Monica. Santo duduk menunggu di sofa.
"Santo, tuanmu sudah di mana?" tanya Monica.
"Sekitar lima belas menit lagi sampai, Nyonya," jawab Santo.
"Santo, aku minta tolong padamu jangan ceritakan apa yang kamu tahu. Aku mohon," mohon Monica.
"Kenapa, Nyonya? Tuan berhak tahu, apalagi ini menyangkut anak tuan," balas Santo.
"Maaf, tolonglah kali ini saja. Aku tidak mau Roger marah," lirih Monica.
"Baik, Nyonya, tapi tolong turuti tuan mulai dari sekarang," kata Santo.
"Iya, Santo. Aku capek, mau istirahat dulu ya," balas Monica.
"Baik, Nyonya. Nanti kalau Nyonya lapar, kabarin saya," kata Santo.
"Iya," balas Monica.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com