Setelah kakek yang sangat dikenal Khaibar setuju saat diajak ke rumahnya. Mereka saling berjalan berdampingan, dengan wajah yang saling tersenyum. Khaibar melupakan karung yang berisi rongsokannya yang tergeletak di jalanan tadi, sementara kakek Kahfi menatapi Khaibar dari atas sampai ke bawah dengan dahi yang dikerutkan, hingga alisnya terlihat menyatu karena sedang berfikir. Ia pun membatin.
'Inikah pemuda yang aku temui waktu itu? Yang sangat ramah itu? Tapi kenapa sangat berbeda, penampilannya sekarang kumuh dan kotor, sepertinya tadi sedang memunguti botol bekas, apakah terjadi sesuatu? Mungkin dia bangkrut dan membutuhkan pertolonganku, baiklah nanti aku akan menanyakannya, cukup aku dulu kejam dan pelit kepada orang-orang, kini aku sadar, semua akan tersakiti karena kekejamanku, seperti anakku sendiri yang sekarang sakit parah karena keegoisanku.'
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com