Jisoo langsung membuka pintu dan lalu membantu Sandara berjalan menggunakan kruknya, "hati-hati bu" Rose langusng menyambut Jisoo dan ibunya lalu tersenyum, "masaka apa?" Rose yang ingat dengan masakannya langsung berlari kecil menuju dapur dan smoke detector langsung berbunyi. Jisoo buru-buru menghampiri Rose lalu membantu Rose mengeluarkan ayam kalkun yang sudah gosong dari dalam oven. "Duh... mana ayam terakhir" Jisoo langsung meletakkan loyangnya dan melepas sarung tangan khususnya.
"Kamu ngapain masak sayang? Kan aku bilang kita masak bareng" Jisoo langsung menatap Rose yang sudah cemberut, Jisoo langsung menghembuskan nafasnya kasar lalu mengusap rambut Rose lalu tersenyum "aku makan kok" Jisoo langsung mengambil pisau lallu memotong dagingnya, "ih, itukan buat nanti malem" Jisoo langsung mengangkat alisnya.
"Nanti masak lagi sama aku gimana?" Jisoo berusaha menelan daging ayam yang menurutnya memiliki rasa yang 'unik' "enak kan?" Jisoo langsung mengangguk lalu mengambil air mineral dari dalam kulkas "enak kok" Jisoo langsung merasakan sakit perut "sayang kamu gapapa?" Sandara langsung terbatuk saat mencoba ayam kalkun Rose.
"Rose, ini terlalu pedes" Jisoo langsung berlalri menuju kamar mandi Rose langsung buru-buru mengambil air mineral dari keran lalu memberikannya kepada Sandara, "pedes banget ya?" Sandara langsung mengangguk, "kamu suka pedes emang?" Rose langsung mengangguk. "Yaudah yuk, masak" Rose langsung menggeleng dan mendudukan Sandara di ruang tamu. "Tante mending istirahat aja deh" Sandara langsung tersenyum.
"Kalo gitu.." Jisoo langsung keluar sambil mengusap-usap perutnya lalu duduk di sebelah Sandara, "ibu mau makan apa?" Sandara langsung menatap Rose dan Jisoo bergantan, "nanti.. kalian langsung balik ke Richwood?" Jisoo langsung melirik sekilas Rose, Rose langsung tersenyum lalu menggeleng. "Kalo ibu mau tinggal di sana gapapa" Jisoo langsung menatap Rose, "mend-mendingan ibu sama tante Tiffany deh" Rose langsung menggeleng, "kan kata dokter, tante harus banyak-banyak istirahat" Jisoo langsung menatap Rose tidak percaya.
"Rose, bisa... ngomong sebentar gak di kamar?" Rose langsung mengikuti Jisoo ke kemarnya "lo gila apa??? Lo janji gak nyentuh-nyentuh ibu gue" Jisoo langsung mengusap wajagnya kasar lalu menghembuskan nafasnya kasar, "lo lupa sama janji kita?" Rose langsung menghembuskan nafasnya kasar "lo sih, ngelanggar duluan" Jisoo langsung mengerutkan keningnya, "gue ngelanggar apa coba?" Rose langsung menunjukkan buku catatan milik Jisoo.
"Lo mau kabur kan?" Jisoo langsung menghembuskan nafasnya kasar dan mencoba untuk merebut buku catatannya, "denger... lo salah paham" Rose langsung menyilangkan dadanya dan menatap dingin Jisoo, "cepat jelasin" Jisoo langsung mengusap keringat yang keluar dari dahinya, "aku.." Jisoo langsung menghembuskan nafasnya, "aku sengaja buat catatan ini buat kejutan di hari ulang tahun karena... aku gak tau kamu suka apa?" Rose langsung berjalan mendekat lalu menatap mata Jisoo.
Jisoo masih menatap mata Rose, "sekarang... kejutannya udah ketahuan, jadi..." Jisoo langsung menghembuskan nafasnya kasar dan melemparkan buku catatannya ke kasur. "maaf ya? Gue gak tau" Rose langsung mengusap pipi Jisoo "gapapa kok Rose, gue ngerti" Jisoo langsung mengusap punggung tangan Rose, "lebih baik mending kita keluar dulu" Rose dan Jisoo langsung keluar dari kamar Jisoo dan mendapati Sandara yang sedang menatap mereka dengan bingung. "Kalian..." Jisoo langsung menggeleng dan tersenyum.
"Kita... setuju kok, gini deh, Karena Jisoo sibuk di Richwood, jadi.. Jisoo bakalan datengin ibu tiga hari gimana?? Setiap hari Jum'at sampe Sabtu, Jisoo sama Rose dateng ke Seattle?" Sandara langsung mengangguk "jadi... besok kalian pulang?" Jisoo langsung mengangguk, "Jisoo sama Rose bakalan pulang malem kok bu, jadi.. ibu bakalan di jaga sama Mina" Sandara langsung mengangguk.
"Oh, ya.. ibu mau tanya sesuatu boleh?" Jisoo langsung menatap Rose sekilas "mau tanya apa?" Jisoo langsung mendudukan Sandara di sofa dan di ikuti oleh Rose, "kamu... sama Rose beneran tunangan?" Jisoo langsung mengangguk, "be-beneran kok" Rose langsung mengangguk setuju, "kok kalian gak pasang cincin?" Jisoo langsung tertawa sarkas dan menatap Rose, "umm..." Rose langsung menggenggam tangan Jisoo dan tersenyum. "Kita nunggu resmiinnya nati malem kok" Jisoo hanya mengangguk dan mengikuti permainan Rose.
"Oh.. gitu" Rose langsung mengangguk dan tersenyum, "kata dokter ibu harus istirahat kan?" Jisoo langsung mengangkat tas yang berisikan baju kotor milik Sandara, "biar Jisoo sama Rose yang ngurusin semuanya" Jisoo langsung mengantarkan Sanadara menuju kamarnya.
.
.
.
.
.
.
Jisoo langsung merapikan tata letak ayam kalkunnya dan tersenyum, "udah semua?" Jisoo langsung membantu Rose membawa piring dan gelas, "udah kok" Jisoo langsung mengelap seluruh piirng dan gelasnya, sementara Rose menuangkan air mineral dingin di setiap gelasnya, "wah.. makannya banyak banget, kalian berdua yang masakn?" Jisoo langsung mengangguk, "ibu mending duduk aja ya?" Jisoo langsung menggeret kursinya dan mendudukkan Sandara. Rose langsung mengambill piring Sandara dan menuangkan satu scoope mashed potato.
"Jadi.." suara ketokan pintu langsung terdengar "biar aku yang buka" Rose langsung melepaskan celemeknya dan mencantolkan celemeknya di sandaran kursi dan langsung berjalan menuju pintu, Rose langsung merapikan dressnya lalu membuka pintunya, "hai.." Rose langsung melihat Irene, Wendy dan Mina yang sedang berdiri di depan pintu. "Ini.. gue bawain Malbec" Rose langsung mengambilnya dan mengangguk, Rose langsung menatap Mina.
"Lo bawa apa itu?" Mina langsung menunjukkannya kepada Rose, "pie apel, kesukaan nyokapnya Jisoo" Rose langsung mempersilahkan Mina, Wendy dan Irene masuk, "Jis... ini mereka bawa Malbec sama pie apel" Mina langsung menaruh pienya di meja lalu duduk di sebrang Sandara, "umm... ini kursinya kurang" Jisoo langsung masuk kedalam kamarnya.
Rose langsung membuka segel winenya "jadi.. itu orang yang lo bilang kemaren?"Irene langsung mengangguk dan "namanya Wendy, bukan orang itu. Paham gak?" Sandara yang merasakan ada ketegangan di antara mereka langsung melegakan tenggorokannya. Jisoo langsung keluar dari kamarnya dan meletakkan kursi belajarnya di antara Sandara dan Mina.
"Jadi... udah bisa di mulai?" Jisoo langsung menatap Sandara dan mengusap punggung tangannya, Rose langsung duduk di sebelah Sandara "bedoa dulu sebelum kalian ambil" Jisoo langsung menggenggam tangan Sandara dan Mina dan di ikuti semuanya, "biar.." Jisoo langsung menggeleng "biar Jisoo aja" Jisoo langsung menghembuskan nafasnya kasar dan menundukkan kepalanya.
"Tuhan, terimakasih makanan yang kau berikan. Hamba sangat bersyukur atas kesembuhan ibu hamba dan.." Jisoo langsung melegakan tenggorokannya, "tunanga, yang cantik dan sangat mengerti dengan kondisi kami. Dan juga berkatilah orang-orang yang hadir malam ini, amin" Jisoo langsung melepaskan genggamannya lalu membalikkan piringnya, "sini biar aku aja yang ambilin" Jisoo langsung memberikan Rose piring miliknya.
"Mau yang paha atau dada?" Jisoo langsung menunjuk bagian paha. Rose langsung memberikan piring yang berisi dengan salad, mashed potato dan potongan ayam kalkun "jadi Irene, sama Wendy sudah berapa lama berhubungan?" Jisoo dan Rose hanya diam dan menyimak sambil menikmati makanan mereka, "udah.. 2 minggu" Wendy hanya mengangguk-angguk saja "bener?" Wendy langsung mengangguk. "Kenapa Wendy gak bisa ngomong?" Irene hanya tertawa kecil, "Wendy cuman gugup kok" Rose yang tau itu adalah kebohongan Irene hanya diam saja.
Wendy langsung mengangguk, "oh ya Wen, perusahaan lo di bidang apa?" Irene langsung menatap Rose tajam, Wendy langsung meminum air mineralnya, "Investasi" dugaan Rose melenceng, Irene langsung menatap Mina yang sedang makan dengan santainya tanpa memperdulikan tatapan dingin Irene. "Lo masih kuliah?" Mina hanya mengangguk, Jisoo langsung meminum winenya. "Sayang, tolong ambilin saus tomat dong" Jisoo langsung memeberikan saus tomat yang dekat dengannya.
"Sayang, abis ini kita nonton The Lost City yuk" Wendy hanya mengangguk "kalo boleh tau.. Mina gimana kuliah kamu? Katanya kamu dapet beasiswa dari Havard ya?" Mina langsung mengangguk, "iya tante" Irene dan Rose hanya menatap dingin Mina. Jisoo langsung melegakan tenggorokannya karena ia merasakan atmosfernya mulai dingin, "terus... si Bambam jadi pindah?" Mina langsung mengangguk, "JIsoo.." Jisoo langsung menatap Sandara, "iya bu? Ibu mau tambah?" Sandara langsung menggeleng. "Pie apelnya tolong" Rose langsung mengambil satu potong pie apelnya dan memberikannya kepada Sandara, "ini" Sandara langsung memakan pie apel buatan Mina.
"Enak?" Sandara langsung mengangguk, "oh ya, lo udah ketemu sama temen masa kecil lo yang ngilang?" Rose langsung menatap Jisoo, "siapa?" Jisoo langsung tertawa canggung dan menlegakan tenggorokannya "dia sukanya sih dulu main di rooftop sama temen masa kecilnya, cuman ya gitu" Jisoo langsung menggeplak kepala Mina, "Jisoo! Cowok gak boleh kasar sama cewek" Jisoo langsung mengangguk. "Maaf, bu. Gak di ulangi lagi kok" Jisoo langsung mendengus kesal.
"Dulunya sih... manggil dia Parkie" Rose langsung menatap Jisoo, "Parkie? Kaya nama anjing dong" Jisoo langsung tertawa, "iya juga sih, tapi dia manggil aku Kimmie" Rose hanya mengangguk, "udah ketemu sama dia?" Jisoo langsung menggeleng "terakhir denger kabarnya dia... waktu SD udah terus ngilang gitu aja" Jisoo langsung menghembuskan nafasnya kasar. Rose hanya diam dan menatap wajah Jisoo.
.
.
.
.
.
.
Jisoo duduk di sofa lalu menyandarkan punggungnya, "umm... Jis, ada waktu sebentar?" Jisoo langsung menegakkan badannya, "buat?" Rose langsung memberikan sebuah kotak kecil yang di bungkus dengan pita merah, "ini..." Jisoo langsung membuka kotaknya dan melemparnya, "ini... jari punya Jennie?" Rose langsung duduk di sebelah Jisoo dan memungut kembali kotak tersbut, "bukan kok, itu coklat" Jisoo langsung mengerutkan keningnya "beneran coklat?" Rose hanya berdehem.
Jisoo langsung mengambil jari telunjuk dan mematahkannya, "iay beneran coklat, lo beli dimana?" Jisoo memekan coklat tersebut "enak" Jisoo langsung memakan habis coklat tersebut, "makasih ya?" Rose langsung menyenderkan kepalanya di pundak Jisoo. "Parkie?" Jisoo langsung menggenggam tangan Rose, "Parkie dan Kimmie" Rose hanya tertawa kecil. Rose langsung duduk di pangkuan Jisoo dan menatap matanya, "apa?" Rose langsung menggeleng.
"Laper" Jisoo yang tau maksud Rose langsung menggendongnya seperti koala menuju kamarnya.
TBC