Di jalanan kawasan Permata Biru, Jakarta Selatan, yang agak sepi di petang ini, seorang pria tampan dengan kulit eksotis berjalan santai sambil menenteng ransel di bahu kirinya. Rambut hitamnya ia kuncir tunggal, kumis tipis tertata rapi, memberi kesan manly. Sesekali ia menarik sudut bibirnya, ada yang membuat perasaannya senang saat ini. Walau nampak lusuh dengan keringat yang menetes dari pelipisnya, sama sekali tak mengurangi ketampanannya.
Langkah santainya terhenti di depan gerbang tinggi bercat hitam. Dahinya berkerut saat mengetahui gerbang itu tak tertutup.
"Kak Kevin sangat ceroboh, meninggalkan rumah tanpa dikunci," gumamnya sambil memasuki gerbang.
Ckiitt!
Decitan ban mobil mengalihkan perhatiannya. Ia berbalik. Sebuah mobil berhenti tepat di depan gerbang tersebut. Sedetik kemudian, nampak dua pria tampan keluar dari mobil. Raut muka mereka terlihat panik. Mereka tergopoh-gopoh memasuki gerbang, mengabaikan pria tampan yang masih bersandar di gerbang.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com