webnovel

Kemenangan

Beberapa orang mulai menatap keatas saat ini, karena beberapa cahaya menyilaukan mulai muncul pada tempat ini, yang saat ini sedang terjadi peperangan yang sudah menyebabkan beberapa pembantaian yang sangat parah.

Cahaya menyilaukan tersebut, akhirnya mulai memunculkan berbagai siluet manusia bersayap yang mempunyai aura yang sangat mengintimidasi beberapa orang ditempat ini. Namun tidak dengan beberapa orang, terutama seorang pria yang saat ini sedang tersenyum melihat kedatangan beberapa orang yang tidak diduganya.

"Dasar idiot" kata Zen sambil menatap kedatangan para calon bawahannya tersebut.

Memang, Zen menampilkan rupa bahwa Noint yang dia kendalikan dulu, sedang mengalami pertempuran yang membuat dirinya kalah dan terbunuh, dan rupa tersebut diterima oleh Ehit dan menganggap Noint mati karena kalah melawan Zen, dan dia tidak tahu Zen berhasil mengendalikannya hanya dengan tatapan saja saat itu.

Kaisar kekaisaran ini yang sudah melihat Kekaisarannya akan kalah, akhirnya mulai bernafas lega setelah melihat berbagai cahaha memasuki kekaisarannya, yang ternyata membawa beberapa pasukan yang menyerupai utusan dewa yang memberikan saran selama ini.

Namun yang dia tidak sadari, seseorang mulai terbang kearah para Apostle yang baru saja tiba saat ini, dengan senyum bahagia seperti seseorang anak kecil yang mendapatkan sebuah mainan baru.

.

.

Peperangan terus berlanjut, dan suara jeritan dan ledakan beserta suara reruntuhan sesuatu sudah sangat sedikit terdengar. Kaisar pada Kekaisaran ini mulai tersenyum karena dia menganggap bahwa para penyerang kekaisaran mereka mulai kalah dan mundur saat ini.

Namun, Sebuah pintu yang amat besar yang menjadi akses menuju keaula istana Kekaisarannya, saat ini mulai hancur berkeping – keping dan beberapa bayangan mulai muncul dari seberangnya saat ini. Zen, Yue, Shea dan Cam saat ini berjalan perlahan menuju aula Kaisar saat ini, dan melihat Kaisar kerajaan ini masih duduk dengan nyaman diatas singgasananya.

"M-Mengapa kalian bisa masuk ditempat ini?" teriak Kaisar yang saat ini mulai panik melihat kedatangan mereka ditempat ini.

"Cepat serang mereka!" teriaknya panik dan langsung memberikan perintah kepada para prajuritnya saat ini.

Beberapa penjaga Kaisar mulai mencoba menyerang Zen, beserta beberapa prajurit yang bersembunyi disekitar tempat ini juga mulai mengambil inisiatif menyerang mereka. Namun Cam yang melihat semua itu, langsung melesat dari tempatnya dan mencoba membantai beberapa prajurit yang berani melawannya saat ini.

Beberapa prajurit sudah terlihat sudah tidak memiliki beberapa bagian tubuh, karena terpotong dengan mulus oleh Cam. Bahkan Zen, Yue dan Shea tidak perlu menggunakan kekuatan mereka, karena Cam sudah melakukan tugasnya dengan baik.

Namun salah satu prajurit lolos dari pengawasan Cam dan mencoba langsung menyerang Zen. Namun tiba – tiba saja, prajurit yang akan menyerang Zen langsung menghentikan serangannya karena bahunya sudah tertembus sesuatu saat ini.

Tidak jauh dari sana, seorang wanita mulai mengosongkan selongsong peluru kosong dari snipernya sambil tersenyum dan bersiap untuk mengeker kembali targetnya saat ini, setelah dia berhasil membidik target yang sebelumnya.

"Nice shoot Sinon" begitulah suara yang memasuki benaknya yang dikirimkan oleh orang yang dicintainya, karena tindakannya sebelumnya.

Zen sendiri mulai menatap pria yang sudah ditembak oleh Sinon sebelumnya dan hanya memberikan senyum sinisnya, dan langsung menggunakan Katana yang dibawanya langsung menebas kepala dari prajurit tersebut hingga terputus.

Saat ini, hanya tersisa beberapa bangsawan dan beberapa petinggi kekaisaran saja yang berada ditempat ini, menemani Kaisar beserta beberapa keluarganya, termasuk beberapa pangeran dan putri beserta Istri dan beberapa selirnya.

"Terima kasih sudah menyambut kami Yang Mulai Kaisar Gahard D. Hoelscher" kata Zen sambil membungkuk diikuti oleh Yue.

Shea sendiri yang tidak membungkuk akhirnya mengikutinya dengan Kikuk perilaku dari Zen dan Yue. Namun Gahard yang sudah terbakar emosi, mulai mengambil pedangnnya dan diikuti oleh beberapa putranya mulai bersiap menyerang Zen.

Zen yang masih tenang, mencoba menyiapkan senjata yang dipegangnnya dan bersiap untuk menahan serangan mereka, namun Yue disisi lain sudah mengeluarkan tujuh buah naga petir dan bersiap untuk menghancurkan istana ini beserta isinya.

Ditempat lain, pasukan yang dipimpin oleh Jenderal kerajaan Heilight sudah membantai seluruh pasukan yang menghalangi mereka menuju keibukota melalui jalur depan. Namun Kouki dan teman – temannya saat ini, mulai merasa tidak nyaman dengan apa yang mereka lihat saat ini.

Darah, anggota tubuh dan mayat memebuhi tempat ini, bahkan beberapa orang yang bertempur bersama mereka juga terlihat sangat mengenaskan saat ini. Beberapa temannya muntah, dan beberapa lagi mulai pingsan karena tidak sanggup melihat apa yang mereka saksikan saat ini.

"Baiklah, sisa pasukan yang masih selamat mulai memasuki Ibukota" kata Jenderal yang memimpin mereka saat ini.

"Baiklah" jawab prajurit yang masih selamat dari peperangan tersebut dan mengikuti Jenderal mereka.

Namun tidak dengan Kouki dan para pahlawan lainnya yang merasa sangat berat mengikuti para prajurit tersebut. Dikarenakan mereka tahu, bahwa didalam ibukota mereka akan menyaksikan kejadian ini kembali.

Akhirnya mereka semua mengikuti para prajurit memasuki Ibukota, namun sebuah suara ledakan yang sangat besar yang berasal dari Istana Kekaisaran mulai terdengar dan bangunan Istana tersebut mulai roboh saat ini.

.

.

Disisi lain, seorang pria saat ini sedang duduk pada sebuah singgasana yang berada pada sebuah Istana saat ini. Wajahnya yang tidak menua walaupun sebenarnya tubuhnya sudah berusia ribuan tahun, duduk dengan gagah pada singasananya.

Jika Yue berada disini, pasti dia mengetahui pria tersebut, walaupun pria itu merupakan wadah dari seseorang pengikut setia dari Ehit. Didepannya saat ini, sudah berkumpul beberapa orang termasuk Freid dan Eri, yang saat ini akan diubah menjadi seorang Apostle.

Namun tiba – tiba saja, beberapa Apostle yang dikirimkan tuannya untuk melakukan sebuah tugas akhirnya tiba ditempatnya saat ini.

"Bagaimana dengan misi kalian?" tanya pria tersebut.

"Maafkan kami Tuan Alva, Pria itu sangat kuat dan kami memutuskan untuk kembali ketempat ini" kata salah satu dari Apostle yang bernama Hearst yang melawan Noint tadi.

"Dia bisa mengalahkan kalian?" tanya pria tersebut.

Walaupun masternya hanya mengirimkan sedikit pasukan Apostle menuju Kekaisaran Hoelscher, tetapi berita kekalahan mereka masih membuat pria yang duduk pada singgasana ini sedikit terkejut.

"Benar Tuan Alva" jawab Hearst dan anggukan dari beberapa pasukan Apostle yang bersamanya.

Namun yang tidak disadari oleh Alva karena keegoisannya yang menganggap semua ciptaan tuannya sangat sempurna, para Apostle tersebut kembali dengan keadaan yang sangat baik – baik saja dan tidak terlihat sedang selesai berperang.

"Baiklah, kita akan menyerangnya dengan lebih banyak pasukan nanti, tuntulah dia kesini dan aku aka melawannya bersama kalian ditempat ini. Terutama pastikan wanita Vampire itu mengikutinya" kata pria tersebut sambil melanjutkan kegiatannya saat ini.

"Baik Tuan"

Siguiente capítulo