webnovel

Labirin Haltina

Seorang pria dengan seragam sekolah saat ini sudah mulai turun menuju meja makan dari kamarnya, setelah selesai mempersiapkan diri menuju kesekolahnya. Saat sampai dimeja makan dan bersiap untuk makan, dia melihat beberapa orang yang dirindukannya saat ini.

"Apakah kalian disana baik – baik saja, seperti apa yang kualami ini?" gumam pria tersebut sambil memulai menyapa mereka dan mulai memakan sarapannya.

Setelah sarapan dengan keluarganya, pria tersebut akhirnya berpamitan kepada keluarga angkatnya tersebut. Memang saat ini kedua orangtuanya sudah meninggal dan dia dirawat oleh kelurga teman orang tuanya saat ini. Namun mereka memperlakukan dirinya seperti anak kandung mereka sendiri.

Perjalanannya kesekolah dilewati dengan santai, hingga dia bertemu teman masa kecilnya, yang saat ini mulai menyapanya dan akhirnya mereka berjalan beriringan menuju kesekolah dimana mereka menuntut ilmu.

"Apakah setelah kejadian itu, kamu masih mengingatku?" gumam pria tersebut kembali, saat berjalan bersama teman masa kecilnya yang tidak kalah cantik dari wanita – wanitanya.

Dia akhirnya tiba digerbang sekolahnya dan disambut hangat oleh teman – temannya saat ini, bahkan beberapa orang mulai menggodanya dan menggosipkannya berpacaran dengan teman masa kecil yang berjakan dengannya, karena hubungan mereka yang bisa dibilang sangat dekat.

"Apakah setelah aku pergi, kalian sudah berubah sepenuhnya?" kata pria tersebut sekali lagi, yang melihat beberapa orang sedang bercanda gurau dengannya saat ini, tidak seperti perilaku mereka di masa lalu.

Akhirnya pria tersebut memasuki kelasnya dan tidak lupa teman – temannya yang sudah tiba terlebih dahulu dikelas tersebut mulai menyambutnya hangat. Pria tersebut hanya membalas mereka dengan senyuman dan mulai duduk pada bangkunya saat ini.

"Ha... merasa nostalgia" gumam pria tersebut kembali.

Akhirnya, seorang guru tua mulai memasuki kelas ini dan mulai mengajarkan sebuah pelajaran saat ini. Guru tersebut dengan tekun mengajarkan apa yang dia ajarkan, tetapi seorang pria saat ini sedang termenung dengan apa yang sedang dia lakukan saat ini.

"Mengapa aku diperlihatkan tentang masa laluku" gumam pria tersebut yang merupakan Zen, yang saat ini sedang menjalani sebuah percobaan pada sebuah labirin.

Sebelum Zen memasuki labirin yang berada dihutan Haltina, Zen sempat mengkomandoi beberapa pasukannya terlebih dahulu, untuk mempersiapkan peperangan yang akan terjadi pada tempat ini.

Zen memang memanggil semua wanitanya yang termasuk dalam kelompok bertempur pada tempat ini, untuk mencari pengalaman perang yang sesungguhnya yang akan segera terjadi disini. Namun, mereka semua tidak mau melakukan itu, dan bersikeras memasuki labirin pada hutan ini mengikuti Zen.

Zen sebenarnya tidak ingin membawa mereka, namun setelah mengingat tujuan labirin dihutan Haltina adalah untuk menguji ikatan, akhirnya Zen memutuskan untuk membawa serta mereka mengikutinya.

Setelah memasuki labirin ini, kelompok Zen terpisah menjadi dua kelompok. Karena beberapa dari mereka sudah berubah menjadi sebuah goblin. Yue, Shea dan Tio sepenuhnya berubah menjadi goblin yang akhirnya bisa ditemukan oleh Zen beserta yang lainnya, setelah melawan beberapa ribu lebah yang berada pada labirin ini.

Hingga mereka melanjutkan perjalanan mereka dan tiba ditempat ini, dan sedang mengalami sebuah ilusi yang memperlihatkan kenangan menyenangkan kepada mereka saat ini.

"Hah... apa aku harus keluar sekarang?" gumam Zen.

Sebenarnya Zen ingin langsung keluar dari ilusi ini, namun dia ingin melihat beberapa orang yang dirindukannya, seperti keluarga angkatnya, beserta teman masa kecilnya yang ditolong dahulu, yang menyebabkan dia menjadi seorang Zen yang seperti ini.

Ditempat lain, tepatnya dikekaisaran Hoelscher, saat ini Kaisar yang memimpin kekaisaran tersebut dibuat murka dengan takluknya seluruh pasukannya yang dia kirimkan menuju Erisen. Bukan hanya itu saja, ternyata yang mengalahkan mereka merupakan kelompok yang diincarnya yaitu Elite.

"Sial!" teriaknya sambil memukul sandaran kursi yang didudukinya saat ini.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang Yang Mulia?" tanya salah satu Jenderal Kekaisarannya.

"Kita harus mendapatkan semua mahluk terkutuk tersebut. Akan kulatih mereka dengan sangat berat dan kujadikan mereka alat perangku yang sangat amat sempurna" kata Kaisar tersebut.

"Lalu bagaimana dengan Kerajaan Heilight, Yang Mulia?" tanya salah satu bangsawan yang khawatir kerajaan tersebut akan menyerang kekaisaran mereka, terlebih lagi hampir semua pasukan pada kekaisaran ini, sudah menuju Verbergen untuk berperang.

"Sudah kubilang, tidak usah mengkhawatirkan mereka" Jawab Kaisar tersebut dengan nada sedikit meninggi.

Akhirnya mereka tidak berani lagi untuk menyela Kaisar mereka, yang saat ini perilakunya sedikit berubah. Memang Kaisar mereka lebih mementingkan kekuatan, tetapi sifatnya yang seperti terburu – buru saat ini, tidak seperti Kaisar yang mereka kenal.

Disisi lain, pihak yang sedang didiskusikan oleh para petinggi Kekaisaran Hoelscher, saat ini juga sedang melakukan rapat dikarenakan wilayah mereka saat ini sedang diserang oleh pihak Kekaisaran Hoelscher.

"Bagaimana menurutmu Isthar-sama?" kata Raja dari kerajaan Heilight yang saat ini sedang memimpin sebuah rapat, dikarenakan berita yang dibawa oleh prajurit yang menjaga kota Erisen yang mengatakan bahwa kota itu telah diserang.

"Apakah menurutmu ini sangat aneh Yang Mulia?" balas Isthar setelah diberikan sebuah pertanyaan dari Raja mereka saat ini.

"Aneh? Bisakah anda jelaskan tentang apa yang anda mahsut itu Isthar-sama" kata Raja Heilight.

"Begini Yang Mulia, kerajaan kita dan pihak Kekaisaran Hoelscher dikenal sangatlah dekat, dan dipastikan tidak mungkin mereka berani menyerang wilayah kita. Saya merasa, kita sedang diadu domba oleh pihak tidak bertanggung jawab saat ini" kata Isthar.

"Hm... jika anda mengatakan demikian, maka itu adalah benar. Terlebih lagi benar kata anda, bahwa tidak mungkin Kekaisaran mereka akan menyerang wilayah kita saat ini" kata Raja tersebut.

Isthar selaku Paus dari pihak gereja suci hanya tersenyum saat Raja yang dibanggakan oleh kerajaan ini, saat ini mendengar sepenuhnya perkataannya.

"Lalu apakah kamu tahu siapa dalang dibalik hal ini, Isthar-sama?" tanya Raja Heilight.

"Tentu saja. Sudah dipastikan mereka adalah kelompok yang selama ini menjadi momok dalam masyarakat kita, yaitu Elite" kata Isthar sambil tersenyum licik.

Akhirnya rapat tersebut mulai bergulir dengan Isthar terus menghasut Raja kerajaan ini dengan hasutan menyesatkannya, hingga akhirnya Raja Heilight memutuskan untuk menganggap kelompok Elite merupakan dalang dari penyerangan kota Erisen.

Akhirnya rapat tersebut selesai, saat ini Paus beserta beberapa pihak gereja yang dibawanya mulai meninggalkan tempat tersebut. Namun saat diperjalanan mereka untuk kembali, beberapa murid yang dipimpin oleh Yuka mendekati dirinya.

"Maafkan kami Tuan Isthar, bisakah anda memberitahu keberadaan dari guru kami?" tanya Yuka.

Isthar yang mendengar pertanyaan dari Yuka hanya tersenyum lembut kepadanya dan menunjukan raut wajah yang ramah dan mulai menjelaskan keberadaan dari Aiko.

"Maafkan aku pahlawan muda, tetapi guru anda saat ini sedang ada urusan dikatedral kami yang berada dipuncak gunung suci" jawab Isthar.

"Lalu kapankah dia kembali?" tanya Yuka kembali.

"Karena alat yang membawa kami dari kerajaan ini menuju ke Katedral pusat sedang rusak, mungkin dia akan kembali 2 sampai 3 hari kemudian" kata Isthar.

"Begitu ya.." gumam Yuka yang masih mengkhawatirkan gurunya tersebut.

Isthar akhirnya mulai berpamitan kepada mereka, dan mulai menuju kesebuah tempat yang dikhususkan baginya pada kerajaan ini, sambil tersenyum licik.

"Kalian tidak akan bertemu lagi dengannya"

Hari ini juga cuma satu chapter ya...

AciaRhelcreators' thoughts
Siguiente capítulo