webnovel

Memperkenalkan

Yue yang mendengarkan perkataan Zen sebelumnya saat ini sangat terkejut. Yue saat ini tidak mengerti dengan perasaannya saat ini. Dia merasakan berbagai hal seperti bahagia, kecewa, senang, sedih dan sebagainya.

Saat ini dia masih berada didekapan Zen didalam kolam ini. Tubuh polos mereka saat ini saling bersentuhan, namun mereka berdua tidak menghiraukan hal tersebut dan melanjutkan tindakan mereka untuk saling menghangatkan satu sama lain.

"Apakah kamu bersedia menjadi wanitaku Yue?" tanya Zen sambil mengusap punggung Yue yang saat ini masih menangis didekapan Zen.

"A-Aku tidak tahu Zen, aku bingung dengan perasaanku saat ini" kata Yue.

"Baiklah, aku akan memberikanmu waktu" kata Zen.

"Lalu Zen, apakah wanitamu itu cantik?" tanya Yue yang saat ini mengeratkan pelukannya pada tubuh Zen.

"Mereka semua cantik" jawab Zen.

"Mereka?!" kata Yue sambil melepaskan pelukannya dan menatap Zen dengan intens.

"Beritahu aku Zen, berapa banyak wanita yang kamu punya?" tanya Yue.

Lalu Zen mencoba menghitung wanitanya sambil menggunakan jarinya. Yue yang melihat ini dan mendengar nama – nama wanita yang disebutkan oleh Zen semakin melebarkan matanya, karena melihat tindakan Zen tersebut.

"Hentikan itu" kata Yue, yang akhirnya menyudahi tindakan Zen tersebut, karena dia sudah mempunyai jawabannya.

"Lalu, apakah kamu mencintai mereka semua?" tanya Yue.

"Tentu saja" jawab Zen.

Mendengar hal tersebut, Yue kembali bimbang kepada perasaannya kepada pria didepannya itu. Yue saat ini sebenarnya sangat mencintai pria didepannya ini, namun setelah mendengar bahwa dia sudah mempunyai wanita bahkan sangat banyak, itu membuatnya bingung.

"Aku tidak memaksamu menjadi wanitaku Yue, namun aku berjanji satu hal, bahwa aku mencintaimu dengan tulus seperti aku mencintai wanitaku yang lain" kata Zen sambil menatap hangat kepada Yue.

"T-Tapi.." kata Yue, namun bibirnya saat ini sudah ditutup oleh bibir dari Zen.

Zen mulai mencium Yue dengan lembut, dan akhirnya tindakan ini membuat putri vampire itu luluh dan membalas ciuman Zen tersebut. Awalnya ciuman itu menjadi ciuman yang saling menguatkan perasaan mereka, namun entah apa yang merasuki mereka berdua, akhirnya ciuman itu berubah menjadi lumatan penuh nafsu.

Lumatan bibir mereka terus beradu, namun tangan Zen sudah meraih payudara Yue dan meremasnya dengan lembut. Erangan Yue bisa terdengar keluar dari bibirnya yang saat ini masih saling mengunci dengan Zen.

Birahi mereka semakin tinggi, Zen tanpa pikir panjang langsung menggendong Yue, namun bibir mereka masih menyatu satu sama lain. Zen lalu membawa Yue kesebuah ruangan pada rumah ini, saat seluruh tubuh mereka masih mengucurkan tetesan air, setelah mereka berdua keluar dari kolam tempat mereka berendam tadi.

Saat tiba ditepi sebuah tempat tidur, Zen lalu menjatuhkan Yue diatas tempat tidur itu, dan akhirnya menatap Yue dengan hangat, sambil memangku dirinya diatas tubuh polos Yue.

"Aku mencintaimu Yue" kata Zen.

"A-Aku juga mecintaimu Zen" gumam Yue pelan, sambil mengalihkan pandangannya dari tatapan Zen, namun masih bisa didengar oleh Zen.

Namun Zen mulai meraih dagu Yue dan membuat wajah mereka saling menatap, lalu Zen kembali mendaratkan bibirnya pada bibir Yue dan memulai kembali apa yang mereka mulai sebelumnya.

Malam yang indah pada tempat yang terbengkalai itu menjadi saksi kedua insan saling melepaskan nafsu mereka satu sama lain. Erangan kenikmatan memenuhi tempat yang sunyi ini, dan diakhiri dengan senyum kepuasan yang berasal dari kedua insan tersebut. Hingga akhirnya mereka terlelap, karena kelelahan akibat perbuatan mereka ditempat itu.

Pagi harinya Zen akhirnya terbangun dan melihat disebelahnya, seorang wanita yang menghabiskan malam hangat bersamanya. Saat ini Yue masih tertidur sambil memeluk tangan Zen.

"Terima kasih Yue" gumam Zen sambil menatap wanita disebelahnya yang masih terlelap.

Zen akhirnya memutuskan menyaksikan wajah wanita didepannya itu sambil menunggunya bangun, karena Zen memutuskan akan membawanya ke Alaska dan mengenalkannya dengan para wanita Zen yang lainnya.

Yue memang tertidur cukup lama hingga beberapa jam kemudian, akhirnya dia mulai sadar dari tidur lelapnya.

"Selamat pagi Yue" kata Zen sambil tersenyum.

"Selamat pagi Zen" balas Yue dengan membalas senyuman Zen yang diberikan kepadanya.

Akhirnya Zen memberitahukan Yue untuk bersiap karena dia akan membawanya keduania asal Zen, dan memperkenalkannya dengan semua keluarganya.

.

.

Saat ini dimana akhir pekan pada dunia yang ditinggali oleh wanita Zen. Saat ini mereka sedang berkumpul sebuah restoran yang terdapat di taman bermain ini dan sedang menyantap makan siang ditempat tersebut.

Semua wanita Zen saat ini berada disana, mereka saat ini memutuskan untuk pergi berlibur bersama dan pilihan itu jatuh ditaman bermain ini. Setelah dua minggu lamanya Zen belum kembali, tetapi mereka merasa senang dan tidak kesepian, karena mereka mempunyai satu sama lain.

"Yui mau naik wahana yang mana lagi?" tanya Yuna.

"Yang itu!" tunjuk Yui pada sebuah biang lala besar yang menjadi ikon taman bermain ini.

Sinon sendiri, langsung tersenyum setelah melihat wahana yang ditunjuk Yui. Karena wahana itu merupakan wahana yang membuatnya sebahagia ini sampai sekarang.

"Kenapa kamu tersenyum seperti itu Sinon?" tanya Rinko yang duduk disebelahnya.

"Ah.. bukan apa – apa. Hanya saja Zen menyatakan cintanya kepadaku disana" kata Sinon sambil tersenyum mengingat moment tersebut.

Akhirnya mereka mulai melanjutkan bersenang – senang mereka hingga hari mulai senja dan akhirnya mereka semua akhirnya memutuskan untuk kembali pulang. Mereka memang saat ini akan berpisah dan menuju kekediaman mereka masing – masing.

Namun setelah itu, mereka akan menuju Alaska setelah mereka sampai dikediaman mereka. Saat ini Asuna, Lisbeth, Yuna, Sinon dan Yui yang sampai di Alaska terlebih dahulu, karena mereka berteleport dari apartemen Zen.

Lalu muncul Suguha dan disusul Silica. Dan tidak selang beberapa lama Rinko memasuki tempat itu dan disusul Aki tidak lama kemudian. Mereka semua akhirnya mulai merilekskan diri pada ruang keluarga, namun sebuah suara pria membuat mereka berbondong – bondong menuju asal suara tersebut.

"Papa!" teriak Yui yang langsung berlari dan menerjang Zen dan memeluknya erat seperti tidak ingin melepaskan Papanya itu.

Wanita yang mengikuti Zen saat ini semakin terkejut, karena dia tidak mengira bahwa Zen sudah mempunyai anak, bahkan anak kandung. Karena dirinya mampu melihat hal tersebut, karena garis keturunannya yang seorang Vampire.

"Selamat datang dirumah Zen, sudah satu bulan disanakan?" tanya Asuna yang mendekat kearah Zen dan disusul wanita yang lainnya.

Namun Yue perlahan maju dan mencoba memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, dan menunjukan bahwa dia juga merupakan salah satu wanita dari Zen.

"Perkenalkan saudaraku semua, namaku Uchiha Yue. Aku merupakan istri Zen"

Siguiente capítulo