webnovel

Mengungkap

Sebelum Zen menembak, ternyata ada sebuah granat sudah berada dibawah Zen dan Sinon yang akan langsung dan siap untuk meledak. Sinon sendiri langsung melirik Zen yang ada dibelakangnya dan tersenyum.

Melihat ini, Zen menurunkan senjatanya dan membalas senyum Sinon hingga granat tersebut meledak dan menyebabkan mereka berdua mati ditempat itu bersama.

Akhirnya pemenang turnamen ini adalah Zen dan Sinon, yang merupakan player terakhir yang akhirnya terkalahkan didalam turnamen tersebut secara bersamaan dan diseluruh game Gun Gale Online ini semua player merayakan kemenangan mereka berdua tersebut.

Zen dan Sinon sendiri sekarang berada disebuah ruang hampa dengan sebuah layar didepan mereka memperlihatkan hasil pertandingan turnamen tersebut. Setelah beberapa lama, akhirnya mereka berdua keluar dari dalam tempat dari turnamen tersebut, dan sekarang berada di suatu tempat dimana mereka berdua disambut oleh banyak player yang menyaksikan pertandingan mereka berdua.

"Sebenarnya aku yang menang Sinon-san" canda Zen kepada Sinon yang saat ini mereka berdua akhirnya ditinggalkan berdua oleh kerumunan sekitar area itu.

"Dan mengapa kamu tidak menembak?" tanya Sinon dengan senyumnya.

Zen yang mendengar ini hanya tersenyum.

"Namun Zen, bagaimana dia bisa mengetahui tentang senjata tersebut?" Tanya Sinon kepada Zen yang melihat senjata yang sama digunakan oleh Death Gun dengan senjata yang membuatnya membunuh orang.

"Senjata apa?" tanya Zen.

Lalu Sinon mengajaknya duduk disebuah tempat dan mulai menceritakan semua masa lalunya kepada Zen.

"Hm... apakah kau pernah menceritakan hal ini kepada orang lain?" tanya Zen.

"Ya, temanku yang kau temui kemarin" kata Sinon.

Zen hanya diam dan menatap Sinon seakan menunjukan bahwa dia mencurigai orang tersebut.

"Tentu saja bukan Zen, dia selalu baik kepadaku" kata Sinon.

"Baiklah, nanti jika kau sudah bangun, tunggu aku diapartemenmu" kata Zen.

"Apa mahsutmu Zen?" tanya Sinon. Namun Zen hanya tersenyum dan mulai mengeluarkan menu sistemnya.

"Sampai jumpa nanti Sinon-san" kata Zen yang akhirnya keluar dari game tersebut.

Sinon sendiri mulai bingung dengan perkataan Zen tersebut, namun dia akhirnya mengeluarkan juga menu sistemnya dan keluar dari game tersebut.

.

.

Sinon terbangun dikamar apartemennya yang saat ini sangat terang, karena lampu kamarnya dinyalakan. Sinon sangat terkejut saat terbangun ternyata dia melihat seorang pria berkacamata dan sedang menggunakan sebuah jas sedang menatapnya.

"S-Siapa anda?" tanya Sinon.

"Halo Asada-san, saya Kikouka Seijirou dari bagian penyelidikan dari departemen teknologi di bagian Virtual Reality." Kata pria berjas tersebut sambil menyerahkan sebuah kartu nama.

Sinon lalu melepaskan Amuspherenya dan mulai mengambil kartu nama tersebut.

"L-Lalu apa yang kau inginkan dariku" tanya Sinon.

"Kamar anda baru saja dibobol dan seseorang mencoba untuk membunuh anda" kata pria tersebut.

Mendengar ini Sinon sangat terkejut dan melebarkan matanya, lalu dia mengambil kaca matanya dimeja sebelah kasurnya dan mulai memakainya.

"L-Lalu dimana orang yang membobol rumah ini?" tanya Sinon.

"Tenanglah, orang tersebut sudah kami amankan berkat seseorang berhasil memprediksi serangan tersebut" kata pria itu.

"M-Memprediksi?" kata Sinon.

"Iya, Mungkin dia akan kesini sebentar lagi" kata pria tersebut.

.

.

Zen sudah membuka matanya, dia lalu duduk ditempat tidurnya tersebut dan melepaskan peralatan Amuspherenya.

"Selamat Zen-kun" kata seorang perawat cantik yang masih setia menjaganya saat ini.

"Terima kasih Aki-san" tanya Zen.

Lalu perawat tersebut membantu melepaskan semua peralatan monitoring didiri Zen dan mengambilkan bajunya dan memberikan kepada Zen.

Zen sudah memakai bajunya dan bersiap untuk meninggalkan tempat itu.

"Apakah kau tidak melupakan sesuatu Zen-kun?" tanya perawat tersebut.

Lalu Zen mulai mengingat – ingat apa yang dilupakannya namun dia menganggap bahwa dia tidak melupakan apapun.

"Sepertinya tidak Aki-san" jawab Zen.

"Oh benarkah? Apakah kau tidak ingin hadiah dariku yang kukatakan sebelumnya?" kata perawat tersebut.

"Ah.. aku baru mengingatnya, lalu mana hadiahnya Aki-san?" tanya Zen.

"Tutuplah matamu" kata perawat tersebut.

Zen sebenarnya masih bingung namun dia menutup matanya. Namun tiba – tiba sesuatu menempel pada pipinya. Ya itu ciuman dari perawat cantik tersebut.

"Kukira kau akan menciumku dibibirku" kata Zen yang saat ini sudah membuka matanya.

"Kalau bibir, kau harus menjadi orang yang spesial untuk diriku Zen-kun" balas perawat itu.

"Kalau begitu, maukah kau menjadi orang yang spesial dihatiku Aki-san?" tanya Zen.

"Dasar playboy. Begini saja, jika perasaanmu masih tetap sama beberapa tahun kemudian, datang dan temui aku" kata perawat tersebut.

"Ku pegang perkataanmu Aki-san" kata Zen sambil berjalan mendekat dan mencium pipi perawat tersebut.

"Terima kasih atas ciumannya Aki-san" kata Zen sambil meninggalkan ruangan tersebut.

Sedangkan perawat cantik tersebut hanya tersenyum setelah mendapatkan ciuman dari Zen.

Zen saat ini sedang mengendarai motornya menuju kearah apartemen dari Sinon. Setelah sampai dia melihat beberapa petugas sedang mengamankan tempat tersebut. Zen sendiri langsung memakirkan motornya dan berjalan menuju apartemen dari Sinon.

Walaupun sempat dihadang, namun setelah Zen memberitahukan keberadaannya kepada Seijirou-san, akhirnya dia diizinkan masuk kearah apartemen dari Sinon.

Dipintu kamarnya terdapat masih ada seorang petugas menjaga, lalu Zen langsung memasuki tempat tersebut. Setelah dia masuk, dia melihat seorang pria berjas dengan seorang wanita berkacamata sedang berdikusi.

"Akhirnya tiba sang pahlawan" kata pria tersebut.

Sinon sendiri terkejut setelah melihat orang yang memasuki apartemennya, karena orang ini adalah orang yang kemarin membantunya saat dia sedang dibully.

"Halo Sinon-san" kata Zen sambil tersenyum dan tidak menghiraukan pria berjas tersebut.

Mendengar ini Sinon sangat kaget, karena panggilan ini sama persis dengan panggilan seseorang yang dikenalnya didalam game.

"Z-Zen?" katanya.

Mendengar ini Zen hanya tersenyum manis kepada Sinon dan menyatakan bahwa dia memanglah Zen yang dimahsut olehnya.

"J-Jadi mahsut anda orang yang memprediksi semua ini adalah Zen?" tanya Sinon kepada pria berjas tersebut.

"Yap, dia hebat bukan. Dia menyelesaikan Sword Art Online, lalu menyelesaikan masalah Alfheim Online dan sekarang kasus didalam Gun Gale Online" kata pria tersebut.

"Sepertinya aku harus menaikan tarifku" canda Zen.

Sinon sendiri tidak percaya dengan apa yang didengarnya karena orang didepannya ternyata orang yang membantunya hingga saat ini.

"Baiklah, kalau begitu. Aku akan pamit dan aku ingin laporannya berikan padaku besok dikedai yang kita kunjungi tadi Zen-kun" kata Pria tersebut.

"Baiklah" kata Zen dan orang tersebut mulai keluar dari ruangan tersebut.

"Sampai jumpa Zen-kun, Asada-san." Lalu dia keluar dari apartemen tersebut.

Siguiente capítulo