Keesokan harinya setelah Zen memasuki game Gun Gale Online dan menyelidiki sebuah kasus pembunuhan, hari ini dia kembali berniat bertemu dengan orang pemerintahan yang menugaskan Zen menyelidiki ini.
Setelah seesai mempersiapkan diri, Zen berencana bertemu dengan orang tersebut disebuah kedai makanan ringan yang sudah ditentukan kemarin saat Zen menghubungi orang itu.
Zen memakirkan motornya didepan kedai tersebut yang terlihat sedikit mewah dan memasuki tempat tersebut. Lalu Zen diantarkan kesebuah meja dimana seorang yang ditemuinya beberapa waktu yang lalu.
"Yo, Zen-kun. Kudengar kau sudah memiliki beberapa informasi" tanya pria tersebut.
Zen yang mendengar ini hanya tersenyum dan mulai duduk didepan pria tersebut.
"Apakah kau akan mentraktirku kembali hari ini Seijirou-san?" kata Zen sambil mengambil daftar menu.
"T-Tentu, dan pastikan membelikan untuk pacarmu juga" kata Pria didepannya karena toko ini kebetulan tidak terlalu mahal dari pada tempat mereka bertemu sebelumnya.
"Kebetulan, pacarku menyukai makanan ringan" kata Zen yang mulai memanggil pelayan dan mulai memesan banyak sekali makanan untuk dibawa pulang dan untuk dirinya saat ini.
"B-Baiklah, informasi apa yang akan kau berikan padaku?" kata pria didepannya.
Lalu Zen mengambil secarik kertas yang berada dijaketnya dan memberikannya kepada orang didepannya. Pria tersebut lalu membaca isi pesan tersebut yang berisi 4 buah alamat tempat tinggal seseorang.
"Alamat siapa ini Zen-kun?" tanya Pria didepan Zen.
"Alamat pacarku, pastikan kau melindungi rumah mereka" kata Zen.
Mendengar ini pria didepan Zen hanya ternganga dengan apa yang didengarnya tersebut. Namun tidak beberapa lama makanan yang mereka pesan datang dan Zen menyantap makanan tersebut.
"Mengapa dengan wajahmu itu Sijirou-san?" tanya Zen.
"Apa mahsutmu dengan ini Zen-kun?" tanya pria didepannya.
"Begini, sepertinya orang yang menjadi tersangka dari pembunuhan itu sudah mengetahui keberadaanku yang memasuki game itu. Aku ingin kau memastikan keselamatan mereka. Terlebih lagi.." kata Zen sambil mengeluarkan kembali secarik kertas dengan sebuah alamat.
"Dan ini?" tanya Pria didepannya.
"Target pembunuhan selanjutnya" kata Zen.
"Apakah kau mempunyai bukti?" kata pria didepannya.
"Tidak, namun wanita itu seorang top player pemilik senjata yang amat langka didalam game tersebut" kata Zen.
"Benarkah? Ataukah kamu akan menjadikan dia wanitamu juga, makanya kamu menyuruhku untuk mengawasinya" kata pria didepannya kembali.
"Mungkin, tapi bisakah suruh orang mengawasi alamat tersebut, jika kau melihat ada yang memasuki apartemennya pastikan kau menangkapnya dan mulai menggeledahnya" kata Zen dengan raut wajah serius.
Melihat ini pria didepannya mulai memperbaiki letak kacamatanya dan mulai mencerna semua informasi tersebut.
"Baiklah, aku akan mengawasi semua alamat yang kauberikan sebelumnya, lalu apa selanjutnya?" kata pria didepannya itu.
"Tontonlah pertandingan final BoB nanti, semuanya akan terjawab, dan pastikan untuk mengawasi apartemen yang kusuruh" kata Zen yang saat ini sudah menghabiskan semua makanannya dan mulai melirik jamnya.
"Baiklah, waktunya aku pergi, pertandingan final BoB akan segera dimulai" kata Zen dan beranjak dari tempat tersebut.
"Baiklah, kalau begitu Zen-kun, pastikan kau mengungkapkan semuanya" kata pria didepannya tersebut.
Zen lalu keluar dari restoran tersebut dan tidak lupa membawa makanan yang sudah dipesannya sebelumnya dan mulai menuju kearah apartemennya membawa makanan yang dibelinya sebelumnya lalu menuju ke sebuah rumah sakit.
.
.
Zen saat ini sudah berada dirumah sakit tempat dia diawasi kemarin, dan saat ini dia bersiap untuk kembali memasuki game tersebut kembali. Zen saat ini sudah membuka bajunya dan beberapa alat monitor dirinya sudah terpasang pada tubuhnya.
"Mungkin ini hari ini adalah hari terkahir kita bekerja bersama Aki-san" kata Zen yang saat ini sudah memasang Amuspherenya.
"Benarkah? Apakah kamu sudah bisa mengungkapkan kasus tersebut?" tanya perawat cantik yang saat ini sedang memperhatikan monitornya.
"Yap, aku mengungkapkannya sebentar lagi" kata Zen.
"Baiklah kalau begitu, kalau kau berhasil nanti aku akan memberikanmu sebuah hadiah" kata perawat tersebut.
"Baiklah" kata Zen mulai tersenyum dan membaringkan dirinya dan bersiap memasuki game tersebut.
<Link Start>
Dan disinilah Zen, didalam sebuah ruang tunggu besar dimana tempat berkumpulnya semua player yang berhasil lolos babak kualifikasi dan bersiap untuk bertarung pada babak final dari turnamen ini.
Zen melihat sekeliling dan dia menemukan seorang player dengan jubah beserta topeng tengkorak besinya sudah bersandar disebuah tembok. Lalu Zen mulai memperhatikan sekitar kembali dan kali ini dia mulai tersenyum setelah menemukan orang yang dicarinya.
"Halo Sinon-san" kata Zen menyapa wanita didepannya.
"Halo" balas Sinon.
"Dimana temanmu kemarin Sinon-san?" tanya Zen.
"Ah, dia bilang dia mempunyai beberapa urusan" jawab Sinon.
Mendengar ini Zen hanya tersenyum dan mulai mengobrol dengan Sinon yang saat ini sudah tidak merasa terganggu dengan keberadaan Zen karena dirinya saat ini sangat bingung karena seseorang karena telah menyatakan perasaannya kepadanya. Akhirnya mereka terus mengobrol sampai akhirnya babak final turnamen tersebut dimulai.
Zen saat ini diteleport kesebuah pegunungan tandus dan akan memulai turnamen tersebut dari sana. Saat ini Zen sudah memepersiapkan semua perlengkapannya sambil menunggu hitung mundur turnamen ini dimulai.
Akhirnya babak final turnamen ini dimulai, Zen lalu mencari tempat bersembunyi dan mulai memperhatikan mapnya dan menandai lokasi yang akan ditujunya.
"Baiklah, setelah ini aku harus pergi ke area jembatan" gumam Zen.
Namun tidak jauh dari sana, sebuah suara tembakan terdengar dari area sekitar situ yang menandakan beberapa player sedang bertarung. Mendengar ini Zen lalu mulai berlari menuju dataran tinggi dan mulai menggunakan tropongnya untuk melihat asal suara tersebut.
Setelah melihat target, Zen lalu mengeluarkan Snipernya dan mulai mengeker keseorang player yang berhasil membunuh lawannya sebelumnya. Dengan tenang Zen mulai membidik player tersebut yang jaraknya beberapa ratus meter didepannya.
"Hufffff..." suara buangan nafas dari Zen yang mencoba fokus.
Setelah lingkaran sudah mulai menitik, Zen lalu menarik pelatuk snipernya dan mengenai tepat kepala player yang ditujunya dan langsung tepar dari tempat itu. Namun Zen mulai mendengar suara orang sedang mendekatinya. Lalu Zen mulai mengeluarkan pistolnya dan menunggu player tersebut dibalik batu.
Player yang datang kearah Zen masih mencoba berjalan perlahan untuk menyergap Zen, namun sayangnya karena tindakannya berhasil diprediksi oleh Zen, maka Zen saat ini mencoba untuk menyergapnya.
Player tersebut melewati sebuah batu besar dimana Zen bersembunyi, namun sialnya dia lupa untuk mengecek keberadaan player dibalik batu tersebut. Lalu saat melewatinya, Zen lalu perlahan berjalan dibelakangnya dan mulai menembakinya tepat dikepala player tersebut.
Zen yang sudah membunuh player didepannya mulai menjarah beberapa item yang berguna untuknya dan mulai meninggalkan tempat tersebut.
"Selanjutnya kearah jembatan"