webnovel

Teman Perjalanan

Zen dan Suguha saat ini sedang terbang bersama menuju kekota yang berada di wilayah Sylph. Suguha saat ini sangat terkejut dengan ketrampilan terbang dari Zen, dikarenakan Zen saat ini bisa menyamai kecepatan terbangnya.

Yang paling membuat Suguha terkejut adalah Zen merupakan seorang player yang masih pemula digame ini, dan Zen sangat cepat beradaptasi didalam game ini.

Mereka berdua akhirnya terbang dengan santai bersama sambil mengobrol ringan hingga dari kejauhan mereka sudah melihat sebuah kota yang sangat indah. Mereka perlahan – lahan mulai memasuki kota itu dan memutuskan mendarat ditengah menara pusat kota tersebut.

Kali ini Suguha kembali dikejutkan dengan betapa sempurnanya pendaratan dari Zen saat mereka tiba dikota itu.

"Benarkah kau baru memainkan game ini Zen-kun?" tanya Suguha.

"Aku baru memainkan game ini hari ini, kalau tidak percaya kau bisa menanyakannya pada Yui" kata Zen dan dibalas anggukan dengan ekspresi imut dari Yui yang saat ini berada di pundak Zen.

"Baiklah" kata Suguha.

Akhirnya mereka berdua akan beranjak meninggalkan tempat itu, namun tiba – tiba seorang player laki – laki mendekati mereka berdua.

"Leafa-chan" teriak player tersebut.

"Ah Recon" kata Suguha.

"Syukurlah kau baik – baik saja Leafa-chan, dan..." kata Recon terputus setelah melihat orang yang berada disebelah Suguha.

Recon setelah melihat pria itu langsung mengeluarkan senjatanya yang berupa sebuah dager dari balik pinggangnya dan bersiap untuk menyerang Zen. Melihat ini ekspresi Zen masih menatapnya dengan tenang, tetapi tidak dengan Suguha.

"Tenanglah Recon, dia adalah penyelamatku, dan aku membawanya kesini untuk mentraktirnya sesuatu" kata Suguha.

Recon yang mendengar ini lalu mengambil kembali senjatanya namun masih tetap waspada kepada pria yang berada didepannya.

"Maafkan kekasaranku, namaku Recon" katanya.

"Zen, salam kenal" kata Zen yang tersenyum ramah.

Sebelum Zen dan Recon mencoba untuk berbicara, Suguha tiba - tiba saja menarik tangan Zen dan menyeretnya.

"Aku akan mentraktir Zen-kun, jadi sampai jumpa Recon" kata Suguha.

Recon yang mendengar ini langsung berdiri kaku atas perlakuan Suguha kepadanya saat ini. Sementara Zen sendiri hanya mengikuti tuntunan Suguha yang saat ini menarik dirinya menuju suatu tempat.

Akhirnya mereka berdua tiba disebuah bar, dan mulai memesan minuman serta beberapa makanan ringan untuk menemani pembicaraan mereka.

"Apakah kau tidak kasihan kepada pacarmu tadi, Leafa?" tanya Zen setelah semua pesanan mereka tiba dimeja mereka.

"P-Pacar? Dia bukan pacarku Zen-kun" kata Suguha.

Suguha yang mengatakan ini langsung termenung dengan apa yang dia rasakan selama ini, yang selalu memikirkan perasaannya kepada Kakaknya dan memikirkan seseorang yang mulai dijauhinya sekarang ini.

"Baiklah" kata Zen yang mulai meminum minumannya yang dipesan sebelumnya. Disisi lain Yui seperti biasa menyantap makanan yang Zen pesan sebelumnya.

"Makanlah perlahan Yui" kata Zen yang melihat tingkah laku putrinya tersebut. Yui yang mendengar ini hanya tersenyum dan kembali memakan makanan yang berada didepannya itu.

Suguha sendiri yang melihat perhatian Zen kepada Yui merasa seperti sesuatu yang mengganjal dihatinya, namun hanya dia hiraukan dan mulai kembali percakapannya kepada Zen.

"Sekali lagi, terima kasih telah menyelamatkanku Zen-kun" kata Suguha.

"Tidak masalah" kata Zen.

"Lalu apa yang akan kamu lakukan selanjutnya Zen-kun?" tanya Suguha.

"Mungkin aku akan langsung menuju pohon kehidupan" balas Zen.

"Oh.. Jadi kamu akan pergi kesana, lalu apakah kamu akan langsung kembali ke wilayahmu setelah dari sana Zen-kun?" tanya Suguha.

"Mungkin, tapi aku harus menaklukan pohon kehidupan itu dan mencapai puncaknya" kata Zen.

"Pftttt.." Tawa Suguha akan perkataan Zen itu.

"Zen-kun, apa kamu pikir menaiki puncak pohon tersebut akan mudah. Lihatlah, selama game ini dibuka belum ada satu playerpun yang berhasil mencapai puncak pohon tersebut. Dan lagi penjaga dari pohon kehidupan itu sangat amat kuat, bahkan beberapa ras yang mencoba bekerja sama belum tentu bisa menaklukannya" kata Suguha.

"Berarti aku orang pertama yang akan mencapai puncak pohon tersebut." Kata Zen yang penuh percaya diri.

"Baiklah, baiklah. Semoga beruntuk kalau begitu." Kata Suguha.

"Terima kasih dukungannya Leafa" kata Zen sambil meminum kembali minumannya.

Mereka berdua akhirnya meneruskan perbincangan mereka dengan berbagai hal termasuk tentang beberapa informasi dari game ini yang sebenarnya sudah diketahui oleh Zen dari Yui, namun karena Zen ingin menemani Suguha, akhirnya dia membiarkan perbincangan mereka terus mengalir.

Akhirnya hari mulai larut dan semua pesanan mereka sudah habis. Zen saa ini mulai beranjak dan bersiap akan pergi dari tempat itu.

"Baiklah kalau begitu Leafa, sampai bertemu kembali" kata Zen.

Melihat ini Suguha langsung murung, karena kepribadian player didepannya itu sangat mirip dengan seorang yang dikenalnya dari dunia nyata yang saat ini hendak dia jauhi. Suguha akhirnya memutuskan sesuatu.

"T-Tunggu Zen-kun, a-aku akan menemanimu kesana" kata Suguha sambil menundukkan kepalanya.

"Tidak perlu Leafa, aku akan kesana sendirian. Lagipula itu akan cepat jika aku berpetualang sendirian." Kata Zen.

Zen sebenarnya sangat ingin ditemani oleh Suguha sambil memperbaiki hubungan mereka berdua, namun karena Zen ingin menyelamatkan Asuna lebih cepat dia urungkan niatnya itu dan mencoba menolak tawaran dari Suguha.

"Apa kamu menggapku sebagai beban jika aku mengikutimu Zen-kun?" tanya Suguha yang saat ini mulai meninggikan suaranya.

"Bukan seperti itu Leafa. Lagipula, alasan apa yang membuatmu mengikutiku dan meninggalkan wilayahmu ini?" kata Zen.

Mendengar ini, Suguha mulai termenung dengan perkataan Zen ini. Sebenarnya Laefa atau Suguha memainkan permainan ini, agar dia bisa dengan bebas berpetualang tanpa memikirkan apapun yang dia pikirkan saat berada didunia nyata.

"Karena aku ingin memastikan perasaanku yang bimbang ini" kata Suguha didalam hatinya karena menggagap player didepannya dapat membantunya mengurangi beban pikirannya selama ini dengan cara berpetualang bersamanya.

"Aku tidak mau tahu, aku akan menunggumu disini keesokan harinya dan menemanimu menuju ke pohon kehidupan itu" kata Suguha yang langsung mengeluarkan menu sistemnya dan mencoba untuk keluar dari game ini.

"Kalau begitu, sampai jumpa besok Zen-kun" kata Suguha yang saat ini langsung keluar dari game ini.

"Hah.." Zen menghela nafasnya setelah melihat Suguha yang sudah meninggalkan game ini.

"Baiklah Yui, bagaimana kalau kita berkeliling ditempat ini menghabiskan waktu bersama" kata Zen.

"Baiklah Papa" balas Yui yang bersemangat.

Akhirnya mereka berdua mulai beranjak dari bar tersebut dan mulai mengelilingi kota tersebut bersama sambil menikmati momen mereka berdua habiskan ditempat ini.

Siguiente capítulo