webnovel

A Crush

Bakugou Katsuki menyukai Todoroki Shouto.

Katsuki selalu merasa jika seorang Hero itu tidak membutuhkan hal yang namanya cinta. Dirinya selalu berasumsi jika perasaan cinta itu hanya akan membuat seseorang menjadi lembek dan lemah. Itulah yang selalu terjadi di film dan buku yang sering ia jumpai, dimana pemeran utamanya akan menjadi lebih lemah dan kerap kali kehilangan arah terhadap tujuan awalnya. Karena itulah Katsuki tidak membutuhkan hal-hal yang dapat menghalangi jalannya untuk menjadi yang terkuat dan nomor 1. Namun pada akhirnya ia terkena juga 'kutukan' yang selalu menimpa orang-orang kuat. Meskipun Katsuki tidak pernah ingin mengakuinya, tapi mau tidak mau akhirnya iapun harus mengakuinya juga.

Diawal masa penyangkalannya, Katsuki selalu mencoba menghindari biang dari permasalahannya. Namun, semakin lama ia menghindarinya, perasaannya bukan mereda justru malah semakin menjadi. Selain itu, pikirannya kerap kali dipenuhi oleh hal-hal bodoh mengenai cowok jejadian satu itu, yang menyebabkan kinerjanya untuk menjadi no. 1 menjadi menurun. Katsuki sering kali menemukan dirinya kehilangan konsentrasi, —holly shit—ia bahkan tau jika dirinya sering melamun di dalam kelas sehingga ia tidak tau apa yang tengah gurunya sampaikan. Dan karena itulah Katsuki semakin tidak ingin mengakuinya. Jika Katsuki tidak mengakuinya saja sudah membuatnya seperti ini, apa jadinya kalau ia akui perasaan ini?

Selama sebulan penuh Katsuki berjuang untuk menyangkalnya, namun pada akhirnya ia harus menyerah. Ia sudah muak dengan performanya yang tak kunjung membaik, dan ia juga sudah lelah melarikan diri dari perasaannya ini. Karena itulah Katsuki memutuskan untuk menghadapi dan menerima perasaan yang ia rasakan. Selain itu, ia juga merasa tidak pantas menyebut dirinya orang yang akan menjadi Hero no. 1 jika ia melarikan diri dari hal yang seharusnya ia hadapi. Mungkin perasaannya ini akan membuatnya menjadi lemah, membuatnya menjadi kehilangan tujuannya, tapi Katsuki berpikir jika mungkin ini adalah kesempatan untuk dirinya menjadi lebih kuat lagi dan kembali menata ulang tujuannya sehingga perasaannya tidak akan mengganggunya.

*****

Mengakui jika dirinya menyukai Todoroki Shouto bukanlah hal yang mudah. Saat ia memutuskan untuk menghadapi perasaannya, Katsuki tidak pernah membayangkan jika hal itu akan sesulit ini. Butuh perjuangan ekstra keras baginya untuk menghindari objek perasaannya itu.

Big fucking NO

Jika kalian menganggap Katsuki melarikan diri, maka kalian salah. Katsuki bukannya melarikan diri lagi, justru sebaliknya, dirinya tengah berjuang agar bisa menerima perasaannya apa adanya. Namun apa daya, kontrol yang ia miliki terhadap perasaannya ternyata jauh lebih kecil dari yang ia kira.

Katsuki sudah memutuskan jika perasaannya tidak akan mengganggu karirnya, tapi siapa sangka jika hanya melihat sosoknya saja sudah membuat hatinya melompat kegirangan. Sering kali ia hampir tidak dapat menghentikan dirinya untuk blushing setiap ia di dekatnya. Bahkan susah payah Katsuki mencoba untuk meredamkan detak jantungnya yang selalu saja menggila kerap kali ia mendengar suaranya, ia juga berusaha dengan sekuat tenaga agar tubuhnya tidak merespon tiap kali nama gebetannya disebut.

Dikenal sebagai orang yang memiliki tempramen buruk di kalangan para penghuni UA, membuat Katsuki lebih mudah untuk menyembunyikan perasaannya. Ketika Katsuki hampir kehilangan kendalinya, ia akan langsung marah-marah pada orang terdekat ataupun mengeluarkan letupan-letupan kecil dari tangannya. Perbuatan yang sudah tidak aneh lagi bagi mereka mengingat Katsuki selalu melakukannya tanpa sebab sejak hari pertama ia masuk UA. Selain itu, meskipun frekuensi kebiasaan Katsuki itu menjadi lebih sering, tapi tidak ada seorangpun yang mau mengusut sebab musabab mengapa Katsuki melakukan hal itu. Mereka hanya berasumsi jika dirinya hanya sedang dalam keadaan bad mood seperti biasanya.

Well, thanks to his personallity and the stupidity of his friends, rahasia dirinya yang menyukai Todoroki Shouto sepertinya tidak akan pernah terbongkar sampai kapanpun jika bukan dirinya sendirilah yang membocorkannya.

Siguiente capítulo