Sandra tersenyum pada Yandra. Senyum itu seperti angin musim semi, meniup angin dingin yang menggigit. Membuat hati Yandra hampir mabuk.
"Tuan Yandra, terimalah hadiah ini." Sandra tersenyum.
"Oh? Untukku?" Kata Yandra dengan heran.
"Ya, untukmu," Sandra mengangguk.
"Hahaha, Yandra, kamu tidak memiliki wajah kecil, kamu benar-benar dapat membiarkan Nona Sandra membawakanmu hadiah." Kakek Hardi mengelus jenggotnya dan tersenyum ceria. Yandra mengangkat dadanya dan mengambil tas arsip dari Sandra dengan ekspresi bangga.
Di saat yang sama, ia bergumam, "Nona Sandra terlalu sopan, ayo, bawakan aku hadiah, biar aku Kangkang hal baik apa di dalamnya?" Namun, saat tas berkas dibuka. Saat Yandra mengeluarkan surat pengacara itu, Yandra langsung bingung.
"Surat Pengacara? Apa maksudnya ini?" Yandra menatap Sandra dengan tatapan kosong dan bertanya.
"Buka dan lihat, apa kau tidak tahu?" Arsa tertawa mengejek.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com