webnovel

11. Arya Bastian

Jatuh Cinta Dengan Naga Terkuat adalah Novel romantis yang bercerita tentang seorang bangsawan kecil yang jatuh cinta dengan seorang pangeran bungsu dari keluarga Ion. Tentu saja, pangeran bungsu itu adalah seekor Naga.

Mungkin, karena itulah An Cosmos menyukai cerita ini. Tokoh utamanya tentang Naga dan Cosmos adalah Naga yang narsis. Terlebih, Naga memang selalu dilambangkan sebagai yang terkuat. Baik dari segi kekuatan, maupun status.

Secara singkat, ceritanya mengisahkan tentang Tokoh Utama perempuan yang menjadi teman masa kecil sang Pangeran. Pangeran Bungsu sangat tidak disukai karena ia terlahir cacat. Siapa yang menyukai seorang Pangeran yang lemah dan sakit-sakitan? Namun Pemeran Utama Wanita menyukainya. Bagaimanapun, keluarganya adalah keluarga Militer. Meski ia seorang perempuan, Pemeran Utama Wanita memutuskan untuk melindungi Pangeran.

Setelah berbagai macam konflik dan sebagainya, keduanya tumbuh dewasa dan mulai saling jatuh cinta. Karena Pangeran bungsu tidak terlalu disukai, dengan mudah ia menikahi bangsawan sekaligus tentara kecil wanita itu. Namun siapa sangka? Setelah beberapa hari menikah, Pangeran Bungsu mulai menunjukkan taringnya.

Keduanya bekerja sama dengan baik. Berkontribusi untuk Negara hingga menarik minat sang Raja. Pada akhirnya, ketika Pangeran Bungsu dinobatkan menjadi seorang Raja … Tidak ada yang pernah menyangka bahwa Pangeran Bungsu bisa menduduki tahta. Semua pesaingnya kalah, orang-orang yang menghinanya dimusnahkan.

Secara singkat, cerita ini benar-benar mengisahkan perihal Harta, Tahta dan Wanita.

Oh, sebentar. Jangan lupakan pria. Pangeran Bungsu bukan hanya menikah dengan satu wanita, tetapi juga menikahi seorang pria.

Novel yang mulai ditulis dan di terbitkan sejak 3 tahun lalu itu memiliki banyak peminat dan sangat disukai. Arya Bastian mengusap dada, terkekeh dan menyeringai senang begitu melihat banyak koin perak masuk ke akunnya setiap minggu.

Tidak ada Buku yang dicetak dan benar-benar nyata di dunia ini. Toko buku hanya memaparkan visual 4D buku, lalu menjualnya dalam bentuk softcopy. Begitu juga dengan buku dan komik yang dijual, semuanya dalam bentuk … Softcopy. Dengan teknologi yang berkembang, tidak adanya nama plagiat atau seseorang yang mencoba mencuri baca tanpa membayar.

"Baiklah, cukup sampai di sini pertemuannya," Fargus, ras manusia yang berdiri kokoh dengan wajah stoicnya, membuka suara. "Pertemuan hanya sampai di sini, terima kasih atas kehadirannya. Bagi yang belum mendapatkan tanda tangan, kami akan memberikannya secara geratis di sisi sebelah kanan, terima kasih."

Sebenarnya, yang disebut tanda tangan hanya perlu sekali tanda tangan pada sebuah layar dan … membagikannya. Bastian benar-benar tercenga saat melihat antrian barisan yang sangat panjang untuk orang-orang yang ingin bertemu dengannya. Pertemuan juga sangat singkat. Ia tidak benar-benar berinteraksi. Mengenakan jubah dan tudung yang hampir menutupi seluruh tubuhnya, Pangeran Yuron ini hanya duduk di sebuah kursi empuk nan nyaman, menyambut para penggemarnya dalam jarak … 2 meter. Ada dinding transparan yang memisahkan mereka, membuat para penggemar lebih tidak bisa melihat wajahnya.

Namun sepertinya mereka tidak mempermasalahkan hal itu sama sekali. Tidak ada kekecewaan, para penggemar tetap antusias dan menganggap dirinya yang tertutup dari ujung kepala hingga kaki adalah hal yang … wajar.

"Kenapa aku tidak boleh mengobrol atau bahkan sedikit saja berbicara dengan penggemarku?" Bastian menggerutu, mengekori pria berpakaian formal itu seraya merenggangkan tubuh yang terasa kaku. "Benar-benar membosankan! Aku bahkan hampir tertidur karena kau melarangku berbicara!"

Dengan mulut yang seperti itu, bagaimana bisa Fargus membiarkan citra misterius seorang Nirwana jatuh?! Jadi, akan lebih baik membungkam mulut berkicau ini! Terlebih lagi, bukankah bocah ini terus mengganggunya dengan serentet pesan di Asisten?!

Berjalan di lorong Toko Buku, hanya ada keduanya di sini. Toko Buku menyediakan fasilitas keluar melalui pintu belakang yang aman dan nyaman, jadi hanya ada keduanya setelah mereka pamit untuk segera meninggalkan Toko.

"Jaga sikapmu, kita akan menemui Investor untuk membahas pembuatan film dan penjualan karyamu selanjutnya," pria berkaca mata melirik tajam, sukses membuat Bastian tertawa canggung dan langsung memperbaiki posisi berdirinya dengan baik.

Helaan napas terlontar. Bisa dibilang, ini sebenarnya pertemuan pertama mereka, tetapi karena telah sering berkomunikasi, Fargus langsung mengetahui karakter dari bocah hiperaktif ini. Diam adalah emas. Membuatnya terlihat tidak melakukan apapun … itu seperti menyuruh bocah ini mencekik dirinya sendiri dengan tali.

"Setelah pertemuan dengan Investor, aku akan membawamu berkeliling. Bagaimanapun, besok pagi kau harus kembali ke Academy, jadi masih akan banyak waktu tersisa."

"Waah … kita punya banyak waktu--tunggu!" Sepasang iris merah itu menatap tidak percaya ke arah editornya. "Kau tidak akan membiarkanku tidur?!"

Seolah menyadari sesuatu, langkah kaki pria berkacamata itu langsung terhenti. "Oh, benar. Kau seorang penyihir." mereka tidak sekuat kesatria yang bisa menahan lapar dan tidur lebih dari 48 jam. Bahkan untuk Zero sepertinya, tidak tidur satu hari tidak akan membuatnya jatuh sakit.

"Aku tahu bahwa tubuhku sangat kuat, tetapi bukan berarti aku bisa segila itu untuk tidak tidur," Bastian bersedekap, menggelengkan kepala karena sadar bahwa fisik yang ia latih selama lebih dari setahun akhirnya membuahkan hasil. Fargus bahkan tidak merasa bahwa dirinya lemah, bukan?

"Jadi, kenapa tidak kau coba saja untuk pergi seharian dan tidak tidur?"

"Untuk melatih fisik? Ahahaha tidak, terima kasih, saat kembali, aku masih harus masuk ke kelas Pagi," jawabnya santai. Namun, Editor itu hanya diam, sukses membuat senyuman Bastian memudar. "Tunggu, kau sudah memesan hotel untukku menginap dan beristirahat kan?"

Fargus tidak mengatakan apapun dan jelas apa artinya. Namun Bastian tidak melanjutkan protes. Sosok berjubah langsung bungkam begitu keduanya sampai di mulut lorong dan melangkah keluar dari dalam Toko Buku. Pemilik Toko sudah mengamankan jalan mereka, memberitahukan dengan detail ke mana mereka harus pergi untuk sampai ke Resto Royal.

Bila bukan karena desakan Fargus, pemilik Toko Buku bersama beberapa orang lainnya, pasti akan mengikuti mereka. Oh, Fargus tidak terlalu menyukai keramaian dan Bastian jelas tidak akan bisa menjadi dirinya sendiri bila ada orang lain yang mengekori mereka. Karenanya, kedua sosok berbeda karakter menegaskan bahwa mereka lebih suka pergi dan mengurus semuanya sendirian.

Berjalan di lorong sempit yang diapit oleh kedua bangunan, Bastian dan Editornya harus berjalan berjajar karena lebar lorong hanya sekitar 1 meter. Lebih parah, jalan ini ternyata lebih mirip seperti labirin. Bila bukan karena Pemilik Toko sudah menyerahkan navigasi, Bastian yakin mereka pasti akan tersesat!

"Kau benar-benar tidak memesan kamar?" Bastian mulai khawatir sekarang. Bagaimanapun, kelas paginya adalah guru yang killer, tidak menyenangkan ditegur dan dihukum karena mengantuk! Semua Penyihir yang telah memasuki level satu, memiliki kelas wajib olahraga setiap hari!

"Tenanglah, aku sudah memesan kamar untukmu," tidak mau terus ditanyai, Fargus pada akhirnya mengalah. "Investor kita memberikan satu kamar di Hotel Arum, jadi kau benar-benar harus berterima kasih."

Si reven tercenga, sebelum akhirnya kembali mengoceh dengan gembira.

"Berbicara di Resto Royal dan menginap di Hotel Arum, seberapa kaya Investor itu?!" sepasang kelereng merah berbinar, jelas tidak sabar melihat Investor yang begitu murah hati. "Hey, menurutmu, apakah dia penggemarku? Aku tidak keberatan membocorkan spoiler untuknya sebagai tanda terima kasihku!"

"Diamlah!" sosok formal itu mulai tidak sabar. Berhenti melangkah dan berbalik menatap sosok berjubah yang terlalu naif. "Justru, karena dia terlalu kaya, bukankah seharusnya kau khawatir? Aku tidak masalah bila dia hanya mengagumi hasil karyamu, tetapi akan menjadi masalah bila dia tertarik denganmu, itu sebanya. Bastian. Sungguh, aku minta tolong kepadamu agar menjaga sikapmu!"

Bastian kicep. Mendadak, ia mengecilkan lehernya. "Uh … okay."

Fargus menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan. Nada suaranya menjadi jauh lebih tenang. "Seperti tadi, bersikaplah tenang dan … sebisa mungkin, sedikit saja berbicara. Lebih bagus bila kau tidak berbicara. Namun yang terpenting … jangan membuat masalah, mengerti?"

Bastian mengerutkan alis, tapi pada akhirnya mengangguk.

Melihat sikap patuhnya, Fargus menghela napas lega. Keduanya kembali berjalan selama beberapa menit, sebelum akhirnya keluar dari lorong sempit. Ternyata tempat tujuan mereka adalah parkiran. Meski jalannya memutar, tetapi itu cukup aman ketimbang harus menggunakan pintu depan. Memasuki lift, sosok raven itu tidak tahan untuk tidak bertanya.

"Bukankah Resto Royal berseberangan dengan Toko Buku tadi?" Bastian menatap aneh editornya.

"Resto Royal memiliki parkir sendiri lebih praktis untuk kita di sana ketimbang masuk melalui pintu depan."

Belum lagi, beberapa fens pasti masih ada di sana … Bastian mengangguk setuju, kembali tidak bertanya ketika beberapa orang ikut masuk ke dalam lift. Saat mereka sampai di lantai 8, pintu lift terbuka, memamerkan area parkir dimana beberapa kapsul tersusun rapi di masing-masing blok.

Membuka Asistennya, Fargus memencet tombol dan sebuah Mobil kapsul terbang secara otomatis mendekati lift. Tepat ketika pesawat mini itu berhenti, kedua orang masuk ke dalam dan pergi menuju Resto Royal.

Resto Royal adalah tempat makanan yang mewah dan mahal. Bangunan tinggi dan besar itu mencapai 45 lantai dengan masing-masing lantai memiliki fungsi yang berbeda. Ketika Bastian dan Fargus sampai, mereka disambut oleh seorang Buttler. Sosok Vampire yang mengenakan pakaian tuksedo itu terlihat begitu berkelas hingga membuat Bastian merasa malu.

Ia memiliki status sebagai seorang Pangeran, tetapi sekalipun, Bastian tidak pernah menikmati pelayanan mewah seperti ini. Bahkan, ini marupakan kali pertama ia benar-benar melihat dunia luar dibalik tembok Academy Ruby yang tinggi dan kokoh. Hal ini membuatnya merasa malu, aneh, dan ... penasaran.

"Tuan Nirwana, Tuan Fargus, silahkan ikuti saya," dengan sopan, Vampire yang mengenakan setelan formal itu berjalan di depan, menunjukkan arah. Kedua pengunjung baru mengekorinya. Berjalan di sebuah lorong dengan karpet merah yang melapisinya. Dinding putih dihiasi oleh beberapa lukisan yang terlihat … artistik.

"Apakah beberapa tamu telah datang?" tidak nyaman dengan keheningan lorong, Fargus akhirnya angkat bicara. Anehnya, justru ia yang tidak tahan, bukan Bastian yang jelas-jelas sangat sulit untuk diam.

Tersenyum, Vampire itu mengangguk. "Sudah, Tuan. Tuan An dan Tuan Muda An telah datang sejak dua jam yang lalu."

Dua jam yang lalu!

Fargus berkeringat dingin mendengarnya sementara Bastian dapat merasakan jantungnya melompat.

An! Bukankah itu nama keluarga An Cosmos?!

Sepasang Penyihir dan Editor mendadak jatuh ke dalam keheningan. Entah bagaimana, keduanya merasakan setiap langkah kaki terasa sangat … berat. Lorong yang mereka lalui tidak lagi semenarik itu untuk diperhatikan. Ketika langkah kaki Buttler di depan mereka berhenti, inner keduanya sama-sama menjerit dan membunyikan bel Alarm yang berdering.

Tidakkah mereka berjalan sangat cepat?!

Mengabaikan ketakutan kedua orang tamu, dengan sopan, buttler itu berdiri di depan sebuah pintu, mengetuknya tiga kali. "Tuan An, Tuan Fargus dan Tuan Nirwana telah datang."

Hening selama beberapa detik. Vampire itu menunggu dengan sabar hingga pintu di depannya secara otomatis, terbuka. Senyuman sopan mengembang, sosok pucat itu mengubah postur tubuh menjadi menyamping dan mempersilahkan kedua tamu untuk masuk.

"Silahkan masuk, Tuan. Tuan An dan Tuan Muda An telah menunggu Anda."

Fargus memaksakan senyumannya. "Terima kasih," ujarnya lalu melangkah masuk dengan jantung yang berdebar tidak tenang. Bastian tidak mengatakan apapun. Ia hanya bisa mengekori Editornya hingga mereka berdua memasuki ruangan.

Sebuah ruangan besar terpampang, berbentuk petak dengan lantai berlapis tatami. Dengan sebuah meja panjang berkaki pendek di tengah-tengah ruangan, suasana tenang dengan hembusan angin mengantarkan aroma bunga membuat kedua tamu tercenga. Ruangannya sangat sederhana, tidak mewah, tetapi justru memberikan kesan hangat dan nyaman.

Namun saat pandangan mereka beralih ke sudut ruangan, keduanya sama-sama tertegun.

Ada sebuah sofa panjang yang terlihat empuk di atas tatami. Diletakkan di sudut ruangan tepat di samping sebuah jendela kaca. Di sana, sosok pemuda yang mengenakan setelan jas putih duduk dengan tenang, seraya memangku sosok lain bertubuh lebih kecil. Sepertinya anak-anak. Keduanya memiliki warna helai rambut yang sama. Perak. Wajah anak yang tengah dipangku tidak terlihat sama sekali karena ia menempelkan wajahnya pada dada bidang pemuda itu.

Pemuda berhelai perak terlihat begitu tenang. Dengan sepasang iris emas yang indah, ia melirik kedua tamu yang masih berdiri kaku di depan pintu yang kini, telah tertutup. Wajah tampan itu sedikitpun tidak menunjukkan riak emosi. Sebelah tangannya memegang sosok remaja yang tengah terlelap di pangkuannya, sementara tangan yang lain tengah sibuk pada layar transparan Asisten.

Pergerakannya berhenti. Dengan sopan, pemuda itu mengangguk. "Tuan Fargus, Tuan Nirwana, selamat datang," suara pemuda itu tenang, seperti bisikan, menyenangkan untuk didengar. "Silahkan duduk. Kita masih akan menunggu Empat orang lagi, jadi lebih baik kalian memesan sesuatu untuk menghabiskan waktu."

An Cosmos.

Nama itu tidak asing sama sekali, sebaliknya, itu sangat terkenal sejak beberapa tahun lalu. Terutama di dalam lingkungan Novel dan Komik Online karena hampir pada setiap platform, nama An Cosmos tercatat sebagai salah satu pemilik saham terbesar.

Sejujurnya, Bastian tidak terlalu peduli dengan hal-hal seperti ini. Namun 3 tahun lalu, ia tidak bisa untuk tidak peduli.

Bagaimana tidak? Inspirasi dari Tokoh Utamanya adalah orang di depannya! Seekor Naga, terlihat muda dan tampan! Meski ras campuran ini tidak pernah tahu bagaiaman wujud dan bahkan umur pasti sosok rupawan itu, tetapi mendapai profile luar biasa yang dianggap sebagai orang paling kaya di seluruh galaksi ...

Siapa sih yang tidak akan tergoda untuk membuat 'versi lain' dari Tiran luar biasa ini?

Jadi, ketika bertemu dengan orangnya secara langsung ...

Bastian, tidak bisa menahan jantungnya yang berdebar dengan keras dan kedua lututnya yang kini terasa lemas.

Oh, sungguh ...

Kenapa tidak ada yang pernah memperingatkannya bahwa An Cosmos begitu tampan?

Kurasa kutlah jatuh cinta~

Pada pandangan yang pertama~

Nyahahaha~

okaaay! Terima kasih untuk Annis_Azizah karena selalu memberikan dukungan!!!

Rasanya sangat senang mendapatkan pembaca sepertimu, aku jadi sangat bersemangat untuk terus menulis! Terima Kasih!

Semoga tidak bosan dengan ceritaku~

AoiTheCielocreators' thoughts
Siguiente capítulo