webnovel

8. Berjalan-Jalan

Berbaring di atas kasur yang empuk, sang remaja diam tidak bergerak. Selimut hangat yang lembut menutupi tubuh mungil yang kini tidak mengenakan warna perak pada helai rambutnya. Sosok cantik dengan helai kelabu itu tengah terlelep. Kulitnya terlihat jauh lebih pucat hingga membuat warna gelap pada bagian bawah mata terlihat jelas.

Sosok jangkung berhelai platinum menghela napas lega. Ia mengendalikan udara, membuat suara apapun tidak akan bisa terhantar ke pendengaran Babynya. Bagaimanapun, Cosmos sangat tahu bahwa Babynya selalu tertidur dengan dangkal. Suara dan gerakan sekecil apapun, akan langsung membangunkannya. Meski refleks Leo tidak akan langsung membuka mata, tetapi Cosmos tahu bahwa Babynya sudah terbangun.

Karena itu, setiap kali Babynya tertidur, Cosmos akan langsung mengendalikan lingkungan di sekitarnya. Terutama Udara dan tanah. Sebisa mungkin, ia akan mengisolasi suara sehingga apapun yang ada di sekitar si kecil, akan menjadi tenang dan tidak sampai jatuh ke pendengaran tajam Babynya.

Bergerak mendekat dan duduk di samping kasur, sepasang netra menatap wajah terlelap yang tersembunyi dibalik lapisan kain yang lembut. Sosok cantik terlihat begitu pucat, tidak sehat sama sekali. Ditambah sifat keras kepala di mana ia bekerja seolah diburu waktu. Namun pada akhirnya, An Leo berhasil membuat sesuatu yang diinginkannya. Entah apa itu, Cosmos tidak tahu. Namun yang pasti, hal-hal ini berhubungan dengan sihir.

Menghela napas, Cosmos mengulurkan tangan, mengusap lembut rambut si kelabu hingga membuat sosok itu terbangun. Sungguh, melihat wajah lelah Babynya, sang Naga tidak tega membangunkan. Tetapi Leo sudah tertidur lebih dari 20 jam … bagaimanapun, Babynya masih perlu makan dan tidak membiarkan perutnya benar-benar kosong.

"Baby, bangun, waktunya sarapan," Cosmos berbisik. Nadanya sangat lembut, takut membuat sosok yang berbaring merasa tidak nyaman.

Leo terbangun dengan mudah. Saat Cosmos menyentuh kepalanya, kesadaran langsung mengusir rasa kantuk. Alis remaja itu terpaut, beberapa detik kemudian, ia membuka mata. Memamerkan sepasang shappire sedalam lautan yang gelap dan mempesona.

"Tunggu, Tuan! Micro akan membawa buburnya—buburnya masih panas!" suara nyaring Micro berdering—semakin menarik Leo ke dalam kesadaran. Remaja itu mengerucutkan bibir—sebal karena dibangunkan. Namun reaksinya membuat Cosmos terkekeh. Dengan mudah, sang Naga menarik tubuh malas Babynya dan membawa sosok itu agar setengah bersandar ke kepala tempat tidur.

"Baby lapar?" tanyanya lembut.

Leo menggelengkan kepala. Bagaimanapun, tubuhnya bisa menerima hingga mencapai level 4 puncak, selama itu, ia tidak akan mudah mengantuk atau lapar hanya karena 48 jam tidak makan dan tidak beristirahat.

Satu-satunya alasan kenapa Leo bisa memiliki mata panda adalah karena ia mendadak, mendapatkan petunjuk. Seorang Penyihir yang terbiasa membuat rune baru akan cenderung menjadi gila bila ia sudah mendapatkan inspirasi dan logika yang tidak sabar untuk segera dipraktekkan. Karena itu, Penyihir kelabu tanpa ragu mulai membuat sebuah desain. Sayang, seminggu ia berhasil membuat, sosok kelabu tidak bisa mempraktekkannya untuk ujicoba.

Perlu Penyihir di atas level 6 untuk membuatnya.

Leo pundung di pojokan.

Sungguh … Bila ia berani menggunakan kemampuan di atas level 5 …

BERANIKAH IA UNTUK TIDAK TUMBUH LAGI?! BERANIKAH IA?!

AHAHAHA!

Leo frustasi. Penyihir kelabu berteriak marah. Melampiaskan kekesalannya dengan menggigit lengan Ayah Naganya yang awet muda. Sudah menjadi aturan tidak tertulis bahwa setiap Penyihir dan Kesatria yang berada di Level 5, akan memiliki pembekuan waktu di tubuh mereka. Jadi, Leo tidak merasa aneh sama sekali dengan Cosmos yang tidak menua. Namun bila sampai dirinya yang masih terlihat kecil ini tidak bisa menua …

Sungguh, Leo benar-benar tidak bisa menerimanya.

Ia masih peduli dengan penampilan, okay?! Tubuhnya sudah cukup lama untuk tumbuh, tidak mungkin membiarkan dirinya benar-benar tidak bisa tumbuh lagi kan?!

Menguap, Leo menutup mulutnya begitu melihat lebah hitam-emas yang terbang dengan semangat mengelilinginya. Sebuah nampan melayang mendekat, membawa semangkuk bubur dan segelas air. Si kelabu tidak bergerak. Papa Naganya cukup sadar diri untuk langsung melayani Babynya yang manja.

Meraih sendok bubur lalu mulai mengatur suhu, tangan itu bergerak menggiring sendok ke mulut kecil sang Baby. Leo membuka mulut, menerima suapan Cosmos dan memakan bubur yang telah disuguhkan.

Tidak ada yang berbicara. Bahkan Micro yang aktif akan menjadi tenang begitu melihat kelelahan yang jelas kentara di wajah pucat Tuannya. Suasana begitu hening dan damai. Jendela besar di samping kasur dibuka, mempersilahkan cahaya matahari masuk dan menghangatkan ruangan yang semula bersuhu agak rendah.

Memperhatikan kamarnya yang cenderung luas dan mewah, Leo teringat perihal beberapa minggu lalu. Ketika akhirnya memutuskan setuju untuk berinvestasi, mereka mendapatkan fasilitas tambahan. Yah … geratis seumur hidup menginap di kamar VIP ini. Karenanya, Leo benar-benar memanfaatkan fasilitas ini dengan maksimal.

Lagipula, letak Hotel Arum berada di tengah kota dan mudah untuk ditemui. Ia hanya perlu memesan secara online, lalu mempersilahkan kurir mengantarkan secepat mungkin. Karenanya, Leo, Cosmos dan Micro benar-benar menjadi trio aneh yang menginap di hotel VIP selayaknya tinggal di rumah sendiri.

"Mengantuk?" mengelap mulut kecil putranya, Cosmos mengusap kening sang remaja. Sungguh, melihat bahwa si kelabu mengamuk dan frustasi selama dua hari hingga membuat tubuhnya menjadi kuyu, sang Naga sangat tidak nyaman. "Bagaimana bila hari ini jalan-jalan?"

"Tidak," Leo langsung menolak, tetapi Cosmos jelas tidak mau mendengarnya.

"Hari ini, Papa akan bertemu dengan beberapa teman," senyuman muncul di wajah tampan itu. "Nah, Baby ikut dengan Papa, bagaimana? Ada Fan meeting siang ini, siapa tahu dengan keluar dan sedikit berjalan-jalan, Baby akan merasa lebih baik."

Leo merasakan firasat buruk. "Fan meeting siapa?"

Sepasang netra emas berkilau. "Nirwana."

Nirwana! Komikus dan Novelis yang digilai Ayahnya!

Siguiente capítulo