"Oke oke, gue emang salah sama Dewa, tapi, semua ini gak seburuk yang elu bayangin, Yok."
"Gak seburuk yang gue bayangin? Ini tu, udah jadi hal terburuk yang selama ini gue tahu, Al. Dan bagaimana bisa, lu masih ngumbar kalimat cinta dan sayang, sama Dewa? Lu serakah Al" ucap Mario mengungkapkan kekesalannya, akan sikap dan perilaku sang sahabat selama bertahun-tahun ini.
"Gue tahu Yok, sekarang pun gue semakin merasa bersalah ke Dewa" ucap Alana sambil meneteskan air mata.
"Bersalah? Bersalah karena sekarang suami lu makin sering pulang ke rumah? Makannya, lu gak butuh pelarian lagi ke Dewa?" kalimat menohok yang Mario ucapkan, mampu membuat Alana terdiam, dan langsung membuat Alana terduduk lesu, di atas kasur empuk miliknya. Dan Mario, ia masih kuat berdiri di depan meja rias, sambil menenteng sebuah foto ijab kabul, milik Alana.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com