webnovel

28

Para santriwan dan santriwati pondok pesantren AL-FATH mengikuti kegiatan pencak silatnya dirumah Ustadz Ahfan,hari ini mereka akan diajari latihan dasarnya dulu.

"Anak-anak hari ini kita akan mempelajari gerakan dasarnya dulu ya, gimana kalian sudah siap?" ujar Ustadz Ahfan yang diakhiri dengan pertanyaan

"Siap Pa Ustadz " jawab para santriwan dan santriwati

"Sebelumnya mari kita berdo'a terlebih dahulu,berdoa dimulai" perintah Ustadz Ahfan

Lalu para santriwan dan santriwati memulai berdo'anya setelah itu lalu mereka memulai latihannya.

"Sekarang kalian mengikuti gerakan yang saya lakukan" ujar Ustadz Ahfan

Lalu para santriwan dan santriwati pun mengikuti gerakan yang dilakukan oleh Ustadz Ahfan.

"Kalian lakukan gerakannya berulang-ulang" perintah Ustadz Ahfan

Mereka pun melakukan gerakannya berulang-ulang sedangkan Ustadz Ahfan memerhatikan gerakan mereka,lalu Ustadz Ahfan melihat Latief melakukan gerakannya lebih bagus dari para santriwan dan santriwati yang lainnya.Lalu Ustadz Ahfan pun menunjuk Latief dengan sopan.

"Coba kamu lakukan gerakan yang saya lakukan didepan barisan para santriwan dan santriwati yang lainnya, saya lihat gerakan kamu lebih bagus dari yang lainnya" ujar Ustadz Ahfan sambil menunjuk Latief dengan sopan

"Baik Pa" respon Latief sambil berjalan kedepan barisan teman-temannya

"Kamu juga boleh kedepan bersama teman kamu" ujar ustadz Ahfan sambil menunjuk Hilman dengan sopan

"Baik Pa" respon Hilman sambil berjalan kedepan barisan teman-temannya bersama Latief

Lalu para santriwan dan santriwati melanjutkan lagi latihannya.

POV Putra

Aku melihat Hilman dan Latief memimpin latihan pencak silatnya didepan,aku sangat iri sekali kepada mereka terutama Latief, ia selalu saja jadi kebanggaan pesantren padahal aku itu lebih hebat dari dia tapi mengapa Pa Kyai Mahfuz selalu saja memilih Latief, apakah Pa Kyai tahu apa yang aku lakukan selama ini?, tapi menurutku itu tidak mungkin karena aku selalu hati-hati dalam menjahili Latief, walaupun ada orang asing yang mengetahui hal yang aku lakukan, tetapi kayaknya dia bukan orang dari pesantren.Tapi kenapa yah Latief itu selalu saja baik hati kepada ku,apakah aku harus berhenti menjahili dia dan meminta maaf?,tidak perlu deh kayaknya masa cuman gara-gara dibaikin saja aku kalah, palingan itu cuman pencitraan Latief aja kali agar bisa dipuji oleh seluruh santri.

***

"Anak-anak sekarang kalian istirahat dulu nanti kita lanjutkan lagi latihannya" ujar Ustadz Ahfan

"Baik pa" jawab para santriwan dan santriwati dengan kompak

"Untuk dua orang santriwan yang tadi memimpin,ikut saya dulu sebentar" ujar Ustadz Ahfan

Lalu Hilman dan Latief mengikuti Ustadz Ahfan.Putra pun mengikuti mereka berdua dari belakang.

"Maaf Pa Ustadz,ada apa ya?" tanya Latief

"Mari duduk dulu!!, kita bicarakannya sambil duduk"  ujar ustadz Ahfan

"Baik Pa Ustadz" respon Latief dan Hilman lalu duduk

"Kalian sangat hebat dalam melakukan gerakannya,saya sangat bangga sekali" kagum Ustadz Ahfan

"Terimakasih Pa" respon Latief dan Hilman

"Nanti setelah kalian semua sudah menguasai gerakan dari saya, saya akan mengajak kalian ketempat pertandingan pencak silat, nanti disana yang akan mewakili perguruan kita kalian,apakah kalian setuju?" ujar Ustadz Ahfan yang diakhiri pertanyaan

"Insyaallah saya siap pa" respon Latief

"Kalau kamu?" tanya Ustadz Ahfan sambil menunjuk Hilman

"Saya juga siap Pa, saya sangat senang sekali bisa dipercayai oleh bapa" jawab Hilman

"Saya sangat senang kalian bisa mau mengikuti tawaran bapa, ouh iya bapa lupa, nama kalian siapa?" ujar ustadz Ahfan yang diakhiri pertanyaan

"saya Latief Fauzi Al Zam Zami Pa ustadz,panggil saja saya Latief" jawab Latief

"Kalau nama saya Hilman Nazman Nurul Fathur" jawab Hilman

"Okey, terimakasih waktunya,sekarang kalian boleh istirahat" ujar ustadz Ahfan

"Baik Pa,sama-sama" jawab Latief dan Hilman

"Benar dugaan ku, pasti saja mereka akan menjadi andalan Ustadz Ahfan,aku tidak boleh tinggal diam" ujar Putra lalu pergi sebelum ketahuan mereka

Lalu Latief dan Hilman pun beristirahat setelah itu mereka melanjutkan latihannya lagi bersama santriwan dan santriwati yang lainnya.

Jangan lupa vote dan komennya ya

Siguiente capítulo