webnovel

23

29 Hari Kemudian

Hari ini adalah hari terakhir puasa dibulan Ramadhan,seperti biasa para santriwan dan santriwati melaksanakan kegiatan keagamaan dan belajar ilmu umum tetapi yang berbeda pada hari ini adalah para santriwan dan santriwati akan dijemput oleh keluarganya disore hari untuk melaksanakan Lebaran Idul Fitri dikampung halamannya masing - masing.

"Alhamdulillah,hari ini adalah hari terakhir kita puasa dan puasanya pun tamat" ujar Latief

"Iya, aku bersyukur banget puasa ku juga tamat" respon Hilman

"Ouh iya, hari ini para santriwan dan santriwati akan dijemput oleh para orangtuanya untuk melaksanakan Lebaran Idul Fitri selama 3 hari,aku sangat senang sekali" ujar Latief sangat bangga

"Iya aku juga, ya walaupun aku hanya bersama nenek dan kakek ku" respon Hilman

"Kamu harus bangga juga dong, walaupun bersama nenek dan kakek yang terpentingkan mereka keluarga kamu juga" ujar Latief

"Iya aku juga masih bersyukur masih punya nenek dan kakek,ouh iya,kalau boleh aku tahu kamu biasanya selama Lebaran apa saja yang kamu sama orangtua kamu lakukan ? "

"Apa saja ya?,kayaknya mah berkunjung kerumah saudara saja deh, setelah itu aku dan keluargaku berkumpul dirumah untuk menghabiskan waktu Lebaran" jawab Latief

"Wah asyik tuh kayaknya?,aku jadi rindu Almarhum dan Almarhumah ayah dan ibuku" ujar Hilman dengan wajah yang sedih

"Kamu jangan bersedih Hilman,kalau kamu kangen kamu bisa berziarah kemakam orangtua kamu" ujar Latief merasa simpati

"Ouh iya juga ya,sudah lama aku tidak berziarah kemakam orangtuaku" ujar Hilman

"Kalau kamu mau kamu juga bisa ikut aku kekampung halamanku sekalian bawa saja nenek dan kakek kamu, nanti aku bilang ke orangtuaku" ujar Latief menawarkan Hilman untuk berkunjung kerumahnya

"Wah asyik juga tuh kayaknya, tapi tidak usah repot-repot,terimakasih Latief.Aku minta maaf ya, karena Alhamdulillah aku juga masih punya saudara dan seperti biasa nenek dan kakek ku mengajakku berkunjung" respon Hilman

"Yaudah gak apa-apa kok,aku juga jadi senang mendengarnya" ujar Latief dengan senang hati

"Ouh iya, Putra mana ya?,semenjak bulan puasa aku jadi jarang bersama dia" ujar Hilman baru menyadari

"ouh iya ya,Putra dimana?, aku juga baru sadar" respon Latief

"Yaudah sekarang kita cari Putra saja yuk !!!" ajak Latief

"Yaudah ayo" respon Hilman mengikuti ajakan Latief

Setelah lama mencari,akhirnya Latief dan Hilman menemukan Putra sedang duduk dibawah pohon yang besar.

"Latief, itu dia Putra" ujar Hilman sambil menunjuk Putra dari kejauhan dengan sopan

"ouh iya, ayo kita mendekati dia" ajak Latief

Lalu mereka berdua berjalan mendekati Putra.

"Assalamualaikum,lagi apa kamu Putra?" Latief dan Hilman mengucapkan salam

"Astagfirullahaladhim,waalaikumussalam,kalian mengejutkan ku saja" ujar Putra dengan kaget

"Maaf Putra kami mengejutkan kamu" ujar Latief merasa bersalah

"Iya Putra maaf ya" ujar Hilman juga merasa bersalah

"Gak apa-apa santai saja" jawab Putra dengan nada ramah walaupun punya rasa iri dengan mereka

"Ouh iya, kamu sedang apa disini?"tanya Latief

"Aku sedang berteduh, lumayan bulan puasa kayak gini enaknya berteduh" jawab Putra

"Pantas saja kita jarang melihat kamu" ujar Hilman

"Maaf ya, aku bangun lebih awal dari kalian dan tadinya mau ngebangunin kalian tapi takut menganggu kalian lagi mimpi indah" ujar Putra meras bersalah

"Ouh jadi begitu ceritanya,yasudah tidak apalah" ujar Latief

"Ayo lah kita kekelas bentar lagi mau masuk jam pelajaran" ajak Hilman

"Yaudah iya,ayo kita kekelas.Kamu mau ikut Putra?" respon Latief yang diakhiri pertanyaan

"Yaudah aku juga ikut deh" jawab Putra

Setelah itu mereka pergi ke kelas untuk melanjutkan belajar agama dipagi hari dan belajar ilmu umumnya disiang hari, walaupun bulan puasa mereka tetap melaksanakan kegiatan yang padat dengan penuh semangat

Tibalah disore hari

Dirumah Latief,ayah dan ibunya Latief sedang bersiap-siap menjemput anak semata wayangnya.

"Alhamdulillah,akhirnya kita bisa bertemu Latief setelah sekian lama tidak bertemu" ujar Aisyah

"Iya alhamdulillah bu, mungkin dia sudah semakin dewasa" jawab Husein

"Ayo ayah, kita berangkat takut jalannya keburu padat" ajak Aisyah

"Iya ibu sebentar lagi selesai kok" jawab Husein

Setelah itu Husein dan Aisyah pun berangkat,setelah menunggu beberapa lama merekapun sampai dipesantren AL-FATH,banyak sekali kendaraan yang berada dipesantren.

"Alhamdulillah bu, kita udah sampai, ayo kita temui Latief" ajak Husein

"Iya ayo" jawab Aisyah

Setelah mereka keluar dari mobil dan ingin masuk kepesantren tiba-tiba dari kejauhan Latief berlari mendengati mereka.

"Ibuuu" teriak Latief dari kejauhan

"Ayah, itu Latief anak kita kan?" tanya Aisyah kepada Husein

"Iya bu, itu Latief anak kita.Masa iya anak tetangga kita" jawab Husein

"Beda banget ya yah, anak kita semakin ganteng dan keren aja" kagum Aisyah

"Ya iya dong mirip ganteng kayak ayahnya gitu loh" ujar Husein dengan PD (percaya diri)

Aisyah yang mendengar perkataan suaminya langsung memutar bola matanya.

"Assalamualaikum" Latief mengucapkan salam kepada kedua ibu dan ayahnya sambil mencium kedua tangan mereka.

"Waalaikumussalaam" Husein dan Aisyah menjawab salam anaknya

"Anak ibu sudah besar ya,pintar lagi" ujar Aisyah

"iya Alhamdulillah bu" jawab Latief

"Yasudah sekarang kita ke Ndalem pamit dulu ke Pa Kyai Mahfuz " ajak ayahnya

"Bentar dulu ayah, aku mau kenalin teman aku dulu" ujar Latief

"Ouh iya ayo, mana teman kamunya?" tanya Husein

"Itu dia teman dekatku,namanya Hilman" tunjuk Latief dengan sopan kepada Hilman

"Assalamualaikum Pa..Bu.." Hilman mengucapkan salam dan bersalaman kepada orangtua Latief.

"Waalaikumussalaam" Husein dan Aisyah menjawab salam Hilman

"Latief ini nenek dan kakek ku" tunjuk Hilman kepada nenek dan kakeknya dengan sopan.

"Hai nek, Hai kek"sapa Latief dengan sopan sambil bersalaman

"Yasudah, aku mau pamit ke Pa Kyai ya" pamit Latief

"Ouh ya silahkan" jawab Hilman

Setelah sampai di Ndalem lalu Husein pun berpamitan.

"Mahfuz, terimakasih sudah mendidik anak saya" ujar Husein mengucapkan terimakasih kepada kyai Mahfuz

"Tenang saja Husein,sudah kewajiban kita saling tolong menolong" jawab Kyai Mahfuz

"Kalau begitu kita pamit" ujar Husein

"Ouh iya silahkan" jawab Kyai Mahfuz

"Ning Nahla,aku pamit ya" pamit Latief kepada Nahla

"Iya, hati-hati dijalan ya" jawab Nahla

Setelah berpamitan lalu keluarga Latief pun mulai berangkat pulang kerumah.

Jangan lupa vote dan komennya ya

Siguiente capítulo