webnovel

IDE EMAK

Happy Reading🥰

"Maafin gue ya Pah. Please jangan diam aja kayak gini. Cukup kulkas aja yang dingin. Elo jangan."

⭐⭐⭐

Akhirnya malam itu Rizky mengalah mengungsi tidur di rumah orang tuanya. Bukan atas permintaan Ifa, tapi karena menyadari ia pantas dihukum. Malam itu anak-anak GCK menginap di paviliun. Mereka ingin menemani Ifa yang sedang galau.

"Ky, gue boleh masuk?" Terdengar suara Meta di depan kamar Rizky.

"Ngapain lo kesini?"

Bukannya menjawab, Meta malah menonjok bahu Rizky.

"Ky, elo tuh benar-benar nggak peka ya. Atau belagak gak tau?"

"Apaan sih. Datang langsung marah."

"Elo nyadar nggak kenapa bini lo marah?"

"Gara-gara gue nggak ngabarin dia kalo sidang gue sukses."

"Selain itu?"

"Ya gara-gara gue jalan sama Nena. Tapi itu kan juga gara-gara dia nggak mau nemenin gue sidang." Jawab Rizky sambil menuju meja belajar yang ada di kamarnya. "Met, bini gue marah karena cemburu ya?"

"Elo tau nggak kalau tadi siang Ipah datang ke kampus lo? Dia nungguin elo disana hampir 2 jam. Dia bela-belain masak spesial buat elo, suaminya. Tapi dasar elo nggak peka. Hp lo nggak bisa dihubungi, elo nggak ngabarin ada di mana atau lagi ngapain. Elo malah pulang malam."

Rizky tercenung mendengar penjelasan Meta. Ya ampun, gue nggak tau kalau Ifa datang ke kampus. Dasar elo bego Ky, maki Rizky dalam hati. Pantesan dia marah banget.

"Gue pikir dia memang sengaja masak karena mengundang kalian datang."

"Malu gue punya saudara kayak elo. Kalau tau elo bakal nyakitin dia, mendingan elo nggak usah terima permintaan mak Bella buat nikah sama Ipah." Omel Meta. "Sebenarnya gimana sih perasaan kalian? Kenapa akhirnya elo memutuskan mau nikah sama dia padahal kalian baru resmi jadian beberapa bulan?"

"Entahlah met. Yang pasti gue suka sama dia."

"Cuma suka? Kayak gue suka sama opak? Atau kayak elo suka main game? Dasar b**o.. kalau hanya karena sekedar suka ngapain...."

"Gue suka dia, gue nyaman berada di sekitar dia, gue terkadang deg-degan kalau ada di dekat dia, gue gak suka kalau ada cowok lain yang mendekati dia. Gue butuh dia buat melengkapi hidup gue. Dan yang pasti gue sayang banget sama dia. Apa itu belum cukup untuk dijadikan alasan gue menikahi dia?"

Meta menatap Rizky tak percaya. Ya tuhan, sepupu gue ini polos atau bego sih. Dia sadar gak sih kalo dia punya rasa ke istrinya.

"Aargh... gue nyerah deh ngadepin elo berdua. Kalian berdua tuh batu, nggak peka." Meta beranjak meninggalkan Rizky. "Elo pikirin deh gimana cara menebus kesalahan lo."

⭐⭐⭐

"Pah, kok elo belum hamil juga sih?" Tiba-tiba siang itu mak Bella mengajukan pertanyaan. Rizky yang sedang asyik menikmati makan siang tersedak mendengar pertanyaan mak Bella. Ifa buru-buru memberikan segelas air kepada Rizky sambil menepuk-nepuk punggungnya.

"Hmm.. belum dikasih aja mak sama Allah." Jawab Ifa santai. "Lagian ngapain buru-buru sih. Kuliah ifa aja belum selesai."

Mak Bella menatap Rizky dan Ifa bergantian dengan pandangan curiga. "Elo berdua nggak merahasiakan sesuatu dari emak kan? Iya kan Ky?"

Rizky mendadak keringat dingin mendengar pertanyaan emak. Gue harus jawab apa nih. Rizky menoleh ke arah Ifa. Yang ditoleh masih asyik menikmati makan siangnya. Rizky mencolek Ifa, meminta bantuan. Ifa hanya melengos tak peduli. Iiih bikin gemes minta dijitak nih bini gue, rutuk Rizky.

"Nggak ada yang dirahasiain kok mak. Benar apa kata Ifa, kuliah dia kan belum selesai. Kita sepakat menunda punya anak sampai kuliahnya selesai." Semoga mak Bella puas sama jawaban gue, doa Rizky dalam hati.

"Lagian emak kenapa ngebet banget deh pengen punya cucu?" tanya Ifa.

"Emak pengen kayak teman-teman emak.. masih muda sudah punya cucu. Biar nanti dipanggil nenek cantik," jawab mak Bella santai.

"Idih ganjen amat sih, mak," ledek Ifa. Alhasil kerupuk melayang ke kepala Ifa.

Flashback on

Ifa sedang asyik main game di ponsel saat tiba-tiba Rizky masuk ke kamarnya. Saat itu Ifa masih duduk di kelas 11. Rizky memang biasa nyelonong ke kamar Ifa. Tentunya seijin emak dan babe. Demikian pula sebaliknya bila Ifa main ke rumah Rizky.

"Pah, nih buku soal yang elo minta." Rizky melempar buku tebal ke atas punggung Ifa yang sedang asyik telungkup di tempat tidur.

"Idih nih orang nggak pake ketok pintu, main nyelonong aja. Kalau pas gue lagi nggak pake baju gimana?"

"Halah, apaan sih yang mau diliat dari elo. Rata semua. Lagian gue sudah ijin kok sama emak sebelum masuk ke kamar lo." Rizky duduk di permadani di depan tempat tidur. Kepalanya ia sandarkan ke tempat tidur. "Elo lagi main apaan sih. Serius amat? COC? ML?"

"Kagak. Gue lagi main Onet."

"Astagaaaa.. gue pikir elo main apaan. Segitu seriusnya." Rizky menarik bantal yang dipakai Ifa.

"Apaan sih lo Kiiiy... elo kesini ngajak gue berantem?" Ifa mendengus kesal.

"Hehehe... nggaklah. Gue kan sayang sama elo. Masa gue ngajak berantem."

Hati Ifa menghangat mendengar ucapan Rizky. Wait, nggak usah ge-er Pah. Dia cuma anggap elo adik, nggak lebih. "Hmm....."

"Pah, bunda ngajak ke mall. Elo mau ikut nggak? Gue mau cari komik baru nih."

"Malas ah, nanti disana elo malah janjian sama cewek lo. Modus banget sih lo. Ngajak gue biar nggak ketauan bunda."

"Sumpah gue kagak janjian sama siapa-siapa. Gue lagi pengen aja jalan sama elo. Sudah lama kan kita nggak jalan bareng. Kita ajak emak. Biar bunda ada teman. Jadi kita nggak usah ngikutin bunda belanja."

"Malas ah.. lagian emangnya emak mau ikut?"

"Mau dong." Tiba-tiba emak masuk ke dalam kamar. "Ayo buruan ganti baju, Pah. Elo nggak lihat emak lo sudah kece banget nih."

Akhirnya jadi juga mereka jalan berempat. Mereka naik mobil yang disetiri oleh Rizky. Ifa duduk disampingnya. Sementara mak Bella dan bunda Ulfa duduk di belakang. Kedua ibu itu tampak seru ngobrol ngalor ngidul. Ifa serius menatap layar HP.

"Jeng Bella, kue brownies yang kemarin itu enak banget lho. Pas aku bawa ke acara arisan, teman-teman memuji. Bahkan ada yang mau pesan."

"Itu kue buatan Ipah," ucap mak Bella bangga. "Pah, lo dengar kan apa kata bunda barusan. Kue lo dipuji nih."

"Makasih bun." Ifa sumringah mendengar hal tersebut. "Boleh tuh kalau ada yang mau pesan, Ifa open PO deh. Lumayan bisa buat nambahin uang jajan."

"Jeng Bella pasti senang ya punya anak yang pintar memasak. Calon istri idaman. Kalau nanti Iky nikah, pasti bunda akan suruh cari yang seperti Ifa."

"Gimana kalau anak-anak ini kita jodohin?" Tiba-tiba mak Bella nyeletuk.

"What?!!" Serempak Ifa dan Rizky berteriak kaget. Waduh, mak Bella kenapa deh, kok punya ide aneh gitu.

"Mak nggak usah ngide deh. Hari gini kok ngomongin jodoh-jodohan," protes Ifa. "Ifa aja belum lulus SMA. Masih kecil mak. Belum saatnya telinga Ifa yang suci ini mendengar hal-hal kayak gitu."

"Lho, emak kan cuma bilang mau jodohin, kagak nyuruh elo kawin sekarang Pah. Ya kali anak SMA disuruh kawin. Urus diri sendiri aja elo masih bingung."

"Hmm... ide yang bagus tuh." Sambut bunda Ulfa. "Bunda senang kalau bisa punya mantu seperti Ifa. Cantik, pintar masak dan sepertinya akan pintar bisnis. Gimana Ky?"

"Ogah ah. Ipah kan koplak bun. Lagipula kalau Iky kawin sama dia nanti Iky jadi gendut gara-gara disuguhin makanan enak terus nanti Iky nggak ganteng lagi. Emang bunda rela Iky nggak ganteng lagi?" Sahut Rizky asal.Tiba-tiba sebuah cubitan pedas mampir di lengan Rizky. "Aaaah... sakit Pah. Elo mah tega banget ya."

"Jaga tuh mulut ya. Siapa juga yang mau kawin sama elo."

"Fix jeng, mereka cocok buat dijodohin." Celetuk mak Bella yang disetujui oleh bunda Ulfa. Sejak saat itulah mak Bella memiliki impian menjodohkan anaknya dengan Rizky.

Flashback off

⭐⭐⭐

Siguiente capítulo