webnovel

Konseling Artoria

"Tidak sehat secara fisik...dan mental?" Artoria sedikit bingung pada awalnya, tapi kemudian sebuah senyuman muncul dan itu adalah senyuman yang membuat Yuuki merasakan firasat buruk.

Artoria mendekati wajah Yuuki, dan aroma harum bisa dihirup oleh hidung saat ini. Tapi dia masih tetap "menatap" Artoria dengan matanya yang tidak memiliki cahaya.

"Apakah kau memiliki pemikiran dengan gurumu, bocah bodoh?"

"Aku akan jujur Sensei. Aku adalah remaja normal yang menyukai wanita cantik, dan kau juga masuk daftarku!"

"Jadi tolong bangun dari tubuhku sebelum Neo Armstrong Cyclon Jet Armstrong milikku akan tegak sepenuhnya dan menyentuh langit-langit yang seharusnya tidak disentuh!"

Artoria memang merasakan ada sesuatu yang tebal dan panas di bawah pantatnya sekarang.

Dia mengangguk dan akhirnya dia berdiri setelah mendengar ini. Disana dia menarik telinga Yuuki dan berkata: "Kau masih sepuluh tahun lebih muda untuk menjadi berani menggodaku atau bahkan ingin menjadi suamiku."

"Itu benar...Paling tidak sampai kau bisa mengalahkanku dan mendapatkan pedang legendaris Raja Arthur, aku mungkin akan memikirkannya."

Buk...

Yuuki langsung menjatuhkan kepalanya ke bantal dan berkata dengan lelah, "Masalah pertama masih bisa, tapi Sensei... Excalibur, itu hanya mitos!"

"Kau menyerah?" tanya Artoria saat merapikan bajunya.

Senyuman Yuuki melebar saat dia berkata, "Mana mungkin? Pengalaman yang kuterima dua hari ini lebih besar daripada pengalamanmu dalam hidup itu."

"Selain itu kau mengatakan "mendapatkan" dan bukannya "menemukan" bukan?...Hahaha, itu artinya aku masih punya peluang!"

Yuuki yakin selama itu sesuatu yang bisa "dibuat", dia yakin bisa mendapatkannya dengan bantuan teknologi yang dia miliki!

Umm, Ngomong-ngomong dalam benak Yuuki, Excalibur itu adalah pedang yang sederhana.

Excalibur = Pedang yang mampu bersinar sepanjang 40 meter untuk menebas apapun termasuk sebuah benteng atau kota dalam satu tebasan!

Artoria sendiri hanya bingung mendapati bahwa Yuuki sepertinya sudah bersemangat. Tapi mengingat sifat remaja ini, dia akhirnya membiarkan itu terjadi.

Lagipula Excalibur memanglah mitos.

Tentu saja jika dia benar-benar dapat menemukannya, dia tidak keberatan menjadi istri remaja ini. Lagipula dia memang lebih baik daripada pria lain yang pernah dia temui....

Meskipun agak menyebalkan di beberapa sisi.

"Mmmhhh..."

Tiba-tiba, sebuah erangan kecil dan lucu itu membuat dua orang disana menoleh secara otomatis. Disana Yuuki menemukan bahwa Pufferfish sepertinya sudah mulai...bangun?

Dan Sirin sendiri, pandangannya sedikit kabur sejenak. Saat itu jernih, dia terkejut bahwa dia sekarang masih memeluk Yuuki seperti sebuah bantal...

"Ya ???"

"Selamat siang, Ratu kecilku. Bagaimana tidur menggunakan tubuh Ksatriamu? Hmmm?~"

Wajah nakal itu langsung mengatakan ini lagi, "Sepertinya sangat nyenyak? Hahaha, tentu saja kau masih anak-anak benar, Sirin-chan?"

Wajah Sirin akhirnya memerah, dan bibirnya terbuka dan tertutup beberapa kali seperti ikan emas yang membuatnya terlihat sangat lucu!

"K-K-Kenapa, kenapa kau ada disini !!! Tidak, kenapa aku MEMELUKMU ?!"

Yuuki menarik kedua pipi Sirin dan dengan mata tanpa cahaya itu dia berkata, "Sstttt, Sttt....Jangan berteriak seperti itu. Itu bukan etiket yang bagus tahu, Ratuku?"

Entah bagaimana Yuuki sangat menyukai menggoda pufferfish ini.

Dan Sirin yang malu pada saat ini ingin sekali mengirim Yuuki kedalam Ruang Imajiner dan membuangnya langsung kedalam lautan angka dari dimensi ruang yang tidak terbatas !!!

Hanya saja pada saat ini dia melihat sosok Artoria dibelakang yang sudah duduk tegak melihat interaksi keduanya.

Tanpa sadar dia mengangkat kepalanya dan mendengus dingin, "Siapa kau?"

"Artoria Pendragon. Kepala Keluarga Pendragon dari Kerajaan Britannia, Ksatria Pertama dan pemegang kursi Arthur. Senang bertemu denganmu, Orang yang dipilih Knight Yuuki."

Artoria menjawab dengan tenang, lalu dia menatap Yuuki: "Kau benar-benar akan mengabdikan diri padanya? Itu sumpah yang hanya bisa digunakan satu kali tahu?"

"Sensei, ada kalanya kondisi memaksa semua ketidakmasukakalan untuk menjadi nyata. Sirin, meski dia terlihat membengkak dimanapun dia berada dan tidak memiliki tata krama, tapi...."

"Bukankah itu tantangan yang menarik bagi kita sebagai Ksatria untuk memilih seorang seperti itu untuk menjadi seorang yang kita pilih untuk lindungi menggunakan sumpah itu?"

Yuuki menjawabnya dengan senyuman lebar dan mata menyipit, "Selain itu, bukankah akan menyenangkan untuk menjadi seorang ksatria yang "membangun" Ratu mereka sendiri?"

Dan itu adalah senyuman Yuuki yang benar-benar dipenuhi dengan rasa nakal yang jelas!

Melihat senyuman Yuuki, Artoria akhirnya menunjukkan senyuman yang cantik di wajahnya ketika dia mengatakan, "Senyuman yang masih tetap sama seperti saat kita pertama bertemu, murni dan hanya bertujuan untuk kesenangan."

"Awalnya aku benar-benar ragu apakah benar menerimamu menjadi muridku...."

"Oy, apakah aku seburuk itu?" Yuuki menjawab dengan tidak nyaman.

Artoria menjentikkan jarinya ke dahi Yuuki saat mengatakan, "Kau benar-benar buruk, dan semua orang tahu itu."

"Tanpa aturan, tidak terikat, bebas, dan melakukan apapun yang dia mau karena itu membuatnya menarik...Kau perwujudan dari orang yang hidup hanya untuk dirimu sendiri..."

"Sebagai seorang Ksatria, tidak mungkin aku menerimamu. Tapi sekarang, benar saja....Manusia akan selalu berkembang disaat terburuknya bukan, Knight Yuuki?"

"Aku....berkembang? Dan masih disaat terburuknya? Bagaimana mungkin?"

Artoria tertawa saat dia akhirnya berdiri dan duduk disamping sisi Yuuki di kasur.

Merasakan kehangatan dari tubuh montok Artoria, Yuuki menatap wajah cantik itu yang sekarang benar-benar dipenuhi dengan rasa hangat yang menenangkan.

"Perkembangan mana menurutmu yang sekarang kau rasakan?" tanya Artoria balik.

Remaja itu memiringkan kepalanya dan bertanya sambil tersenyum, "Sensei, kurasa perkembangan yang kau maksud lebih ke titik tujuan, bukan?"

"Tajam seperti biasa. Dan... Kau lupa satu hal, aku mengatakan kau berkembang disaat terburuknya. Kau paham maksud terakhir?"

Artoria mengangguk dan menatap Sirin yang mengusap matanya disana, sebelum akhirnya dia berkata: "Jangan lupakan hati nuranimu, Knight Yuuki."

"....."

Kalimat terakhir membuat senyuman Yuuki membeku, sampai akhirnya dia menghembuskan nafasnya panjang. Dia memposisikan bantalnya dalam posisi vertikal pada dudukan kasur, lalu dia menyandarkan punggungnya kesana sambil tangannya tergabung menjadi satu.

Artoria melihat ini dengan diam, tapi bibirnya masih terbuka: "Aku akan kembali ke pertanyaan awalku Knight Yuuki. Apa yang kau alami selama ini, terutama dua hari sebelumnya?"

"Bahkan jika otak, mental, dan kekuatanmu meningkat....Bagaimana dengan keteguhan hati nuranimu?"

"Aku sudah membulatkan tekadku, Sensei." Kata Yuuki sambil tetap menatap kedua tangannya yang bergabung, "Kau tidak perlu mengguncangku lagi."

"Tidak, kau salah." Artoria menangkap tangan Yuuki itu dengan kedua tangannya dan berkata, "Aku tidak mengguncangmu, tapi beberapa hal yang terjadi secara tiba-tiba akan selalu menjadi Batu Penghalang bagi siapapun."

"Pada dasarnya saat ini kau sedang berkembang dan kau tidak tahu batas potensi dalam diri dirimu sendiri. Meskipun kau sudah tahu batasnya, kau sebenarnya terus mematahkan belenggu batasan itu dan terus mengincar sesuatu yang lebih dan lebih tinggi dari sesuatu yang tidak bisa siapapun bayangkan..."

"Itu sangat tinggi...." Artoria sengaja menyeret kata terakhir dan akhirnya, "Sehingga membuatmu lebih terasing dari orang-orang lain yang sebenarnya ingin melindungimu."

"Kau mungkin bekerja demi melindungi mereka, tapi...bagaimana perasaan mereka yang selalu dilindungi olehmu terus menerus dan hanya bisa "melihat" dirimu yang terluka?"

"Satu-satunya kelemahanmu ini Knight Yuuki. Kau bebal pada lingkungan sekitarmu, kau hanya peduli dengan egomu sendiri."

"...."

"Apakah kau tahu Superbia?"

"....Bahasa latin dari Harga Diri, salah satu Dosa Besar Kesombongan?"

"Benar, itu Superbia yang kumaksud." Artoria mengangguk puas, "Kau tahu apa yang ingin kukatakan?"

"...."

"Kau tahu tapi tidak mau mengakuinya? Kalau begitu biarkan aku mengatakannya."

Artoria membuka genggaman tangan Yuuki dengan mudah saat berkata, "Superbia dikatakan sebagai dosa yang melambangkan kesombongan dari harga diri seseorang yang telah mencapai suatu dominasi tertentu dalam hidupnya."

"Dominasimu atas sesuatu itu terlalu tinggi Knight Yuuki. Pengetahuan dan Pengalaman, atau bahkan sesuatu yang seharusnya tidak bisa dicapai oleh seorang manusia, kau telah melihatnya bukan?"

"Tapi disaat yang sama, dominasi yang kau miliki memiliki suatu keadaan negatif, kau paham ini, dan kau sudah merasakannya."

Senyuman Yuuki akhirnya menghilang, dan hanya ada suara tanpa emosi yang terdengar: "Maksud Sensei, semua yang kulakukan sebelumnya itu hanyalah karena harga diriku, atau mungkin karena kesombongan dan egoku sendiri?"

Artoria terdiam sedikit, dan akhirnya dia mengulurkan jarinya untuk menyingkirkan rambut di wajahnya saat berkata dengan serius:

"Kau paham lebih dariku. Sejak aku memasuki ruanganmu dan melihat dirimu sekarang, aku sudah merasakan kejanggalan."

"Kau berubah ke arah yang baik, tapi bagaimana kelanjutannya?"

"Apakah kau Hayama Yuuki? Atau "Harga Diri" dari Hayama Yuuki itu sendiri? Katakan padaku!"

Siguiente capítulo