Tidak ada yang bisa Luci lakukan meski saat ini dia sangat merindukan Spider. Melirik pada ponsel rahasia miliknya saja tidak bisa karena dia masih harus terjebak bersama Evan, berikut kesedihan miliknya yang menyerupai rasa berkabung yang pekat.
'Bukan berarti aku tidak mau merawat Evan, atau tidak ikhlas dalam membantunya. Hanya saja aku juga punya kehidupan yang ingin aku nikmati. Apalagi Evan semakin aneh akhir-akhir ini. Kenapa dia terus menempel padaku?' erang Luci yang sudah memijit pelipisnya sendiri kala mendapati kepala Evan kembali berbaring di atas pangkuannya.
Sepertinya itu tidak akan segera berakhir dengan cepat.
Sore menjelang. Hari bisa berlalu begitu lambat dan menyiksa. Apalagi Luci yang masih belum mendapatkan kebebasannya semenjak siang tadi. Evan mendengkur di atas pangkuannya, tanpa mau membiarkan gadis itu pergi sekalipun ke kamar mandi.
Alasannya adalah karena Evan tidak mau ditinggalkan.
Ya Tuhan!
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com