"Menyedihkan sekali! Dasar menyedihkan. Haha!" tawa Evan meledak dalam hitungan detik, apalagi setelah melihat Luci terlihat begitu kesal.
"Kau juga ditinggalkan terlebih dahulu kan? Lebih baik aku ditinggalkan pacarku tanpa kehilangan apa pun. Tapi kau….kau sudah kehilangan….." Luci menatap tubuh Evan, mulai dari dada CEO itu kemudian turun dan berakhir pada 'titik sentral' milik Evan. Luci menggeleng sedih apalagi setelah melihat Evan menutupi 'miliknya' dengan menggunakan kedua tangannya.
"Kau!!!! Perhatikan matamu saat melihat! Mentang-mentang kau sudah melihatku tanpa busana tadi, lantas kau bisa merendahkanku?" dengus Evan. Tak cukup hanya kedua tangan saja yang Evan gunakan untuk menutupi 'miliknya'. CEO itu juga meraih bantal sofa untuk menutupi bagian tubuhnya tersebut.
"Aku tidak akan merendahkan jika kau tidak mulai duluan!" Luci melengos untuk kemudian memeriksa ponsel lagi.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com