webnovel

Malam Kedua di Padang Harta XXII 

Vivadhi Ranata pun memeluk tubuh Nadhine Alisya, kedua tangan sang lelaki melingkari dan membelai - belai punggung sang gadis yang halus dan mulus tersebut.

Belaian lembut Vivadhi Ranata terbukti ampuh dalam membantu Nadhine Alisya untuk mengarungi samudra orgasme sang gadis yang penuh akan gelombang - gelombang ganas yang kapan saja selalu siap untuk melahap dan menenggelamkan segenap jiwa dan raga gadis belia tersebut.

Nadhine Alisya pun dengan perlahan - lahan mulai merilekskan tubuhnya dan mengendurkan segenap syaraf - syaraf ototnya setelah sekujur tubuh sang gadis tadi telah menjadi begitu tegang berkontraksi akibat nikmatnya puncak orgasme yang begitu dahsyat luar biasa menggempur segenap jiwa dan raganya.

Bagaikan tenang setelah badai.

Sensasi hangat yang begitu nyaman dan penuh akan kedamaian.

Sampai beberapa menit kemudian, Vivadhi Ranata dan Nadhine Alisya masih tetap saling berpelukan satu sama lain dengan penuh kemesraan, sementara Garuda di Selangkangan sang lelaki yang masih begitu tegang penuh semangat tersebut masih berada di dalam 'sangkar' nya.

Nadhine Alisya diam tak bergerak dalam pelukan penuh cinta Vivadhi Ranata, sepertinya sang gadis tidak sadar kalau masih ada seekor binatang buas yang terjebak di dalam tubuh belianya....

Setelah beberapa saat yang begitu tenang penuh kedamaian kemudian....

Dengan perlahan - perlahan gadis muda yang sedang berada di dalam pelukan sang lelaki kekasih hatinya tersebut pun mengatur nafasnya yang tidak teratur kacau balau dalam gempuran klimaks penuh gairah hasrat.

Lalu setelah nafas sang gadis sudah agak mereda…

Dengan perlahan - lahan tubuh lembut nan hangat Nadhine Alisya pun mulai bangkit dan melepas kan dirinya dari pelukan penuh balutan cinta antara sang gadis dengan sang lelaki.

Dengan lambat seolah enggan melepaskan misil iskandar yang masih dijepitnya dengan kuat di dalam liang cinta sang gadis, Nadhine Alisya pun dengan perlahan tapi pasti mulai mengangkat pantatnya yang montok nan bulat bagaikan dua buah bakpau hangat dengan kulit berwarna putih susu tak bernoda tersebut ke atas.

Dengan perlahan - lahan Garuda di Selangkangan Vivadhi Ranata pun mulai keluar dari dalam "sangkar" yang menjebak dirinya di dalam liang cinta Nadhine Alisya.

Dan ketika hewan buas yang masih penuh akan semangat gairah hasrat yang bergelora tersebut sudah keluar seluruhnya dari dalam sangkar yang sedari tadi membelenggu dirinya....

Maka cairan hangat nan kental yang merupakan percampuran antara susu putih kental sang lelaki dengan nektar hangat nan wangy sang wanita pun nampak mulai keluar mengucur dengan begitu derasnya membanjiri lembah selangkangan Nadhine Alisya.

Campuran cairan cinta di antara kedua insan tersebut pun juga melumuri segenap batang misil iskandar sang lelaki yang sedari tadi tertancap di dalam liang cinta sang gadis.

Dan ketika akhirnya bagian 'ujung dari misil iskandar Vivadhi Ranata akan keluar sepenuhnya dari jepitan kencang liang cinta Nadhine Alisya, seketika terdengar suara 'pop' seperti bunyi lapisan plastik lengket yang basah mau di lepas dari tempatnya menempel.

Clep... Ccrrreeek.....

Bunyi basah nan becek yang terdengar begitu nakal pun seketika dapat didengar dari lembah selangkangan sang gadis yang langsung mengucurkan semua cairan cinta yang masih terjebak di dalam liang kenikmatan Nadhine Alisya dengan begitu derasnya bagaikan sebuah kolam air mancur.

Nadhine Alisya yang biasanya begitu pendiam dan pemalu tersebut pun memerah mukanya sambil tersenyum ketika sang gadis mendengar suara becek nan nakal tersebut.

Entah apakah itu suara nakal dari lipatan - lipatan otot - otot liang cintanya yang saling bergesekan satu sama lain atau kah itu suara becek dari campuran cairan cinta antara dirinya dengan sang lelaki yang begitu banyak keluar membanjir hingga melumuri lembah selangkangannya dan misil iskandar Vivadhi Ranata....

Nadhine Alisya pun pergi meninggalkan pelukan hangat sang lelaki menuju ke tempat saudari kembarnya, Nadhine Aisyah menunggu.

Rona wajah sang gadis menampakkan kepuasan yang tiada terkira.

Tidak lah percuma dirinya mendapat giliran untuk digarap oleh Vivadhi Ranata paling terakhir, kenikmatan yang direguk oleh Nadhine Alisya terasa begitu luar biasa dan lebih dari cukup untuk membayar penantiannya selama sang gadis menonton sang lelaki menggilir saudari - saudarinya yang lain sambil asyik bermasturbasi mencari kepuasan hasratnya sendiri.

Sambil bernyanyi kecil dan bersenandung seolah - olah seperti gadis kecil yang baru saja selesai pipis, Nadhine Alisya pun membenahi rambutnya yang telah kusut masai setelah sang gadis mengayunkan kepala dan rambutnya dengan begitu liar sementara tubuh muda belianya digempur dengan begitu perkasa oleh Vivadhi Ranata.

Nadhine Alisya berjalan menghampiri Nadhine Aisyah sembari meninggalkan Vivadhi Ranata yang masih terduduk di tengah kemah.

Sang lelaki kemudian menolehkan kepalanya, memandangi kelima orang wanita yang mengelilingi dirinya satu per satu sambil menyunggingkan senyuman di paras wajahnya yang begitu tamvan tersebut.

Faladhina Kiseki, Myradhia Chikane, Saladhina Olivia, Nadhine Aisyah dan bahkan Nadhine Alisya yang baru saja habis disetubuhi oleh Vivadhi Ranata pun membalas tatapan dan senyuman "mengundan" sang lelaki dengan kerlingan mata penuh hasrat dan senyuman hangat nan manis di bibir mereka semua.

Meski pun malam telah begitu larut, bahkan sudah melewati tengah malam dan tanggal pun telah berganti, namun masih cukup lama sebelum matahari akan mulai terbit.

Vivadhi Ranata pun merentangkan tangannya, mengundang para wanita kekasih hatinya tersebut untuk datang ke dalam pelukannya.

Dan kelima orang wanita cantik luar biasa tersebut pun dengan penuh hasrat menghampiri sang lelaki dan masuk ke dalam pelukannya.

Faladhina Kiseki pun memeluk tangan kiri Vivadhi Ranata dan menyelipkan lengan sang lelaki di tengah - tengah jepitan kedua belah payudadaranya sementara bagian telapak tangan sang lelaki dijepit dengan nakal oleh sang gadis di tengah - tengah paha dan selangkangannya.

Myradhia Chikane juga melakukan hal yang sama dengan Faladhina Kiseki, hanya saja sang gadis memeluk tangan kanan sang lelaki.

Sementara itu, Saladhina Olivia, Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya, ketiga orang gadis tersebut berebut bagaikan ikan pindang yang berbaris dengan rapi di atas panggangan, berderet dan berbagi tempat di dalam pelukan dada bidang Vivadhi Ranata.

Vivadhi Ranata pun menghabiskan sisa malam tersebut dengan tanpa tertidur sekejap mata pun.

Sang lelaki menggilir tubuh bugil penuh keindahan milik kelima orang wanita cantik yang menjadi kekasih hatinya tersebut semalam suntuk hingga matahari mulai terbit.

Dengan keahlian seksual yang begitu luar biasa, apalagi setelah sang lelaki mempelajari Ajian Ilmu Sutra Hati Royal, Vivadhi Ranata bahkan mampu menggarap kelima orang wanita cantik tersebut sekaligus.

Bahkan Vivadhi Ranata mampu melakukan hal tersebut sambil berbaring dengan enak di atas matras sehingga sang lelaki dapat dengan santainya rebahan sambil sixsome menggarap tubuh indah para wanita kekasih hatinya tersebut yang tentu saja sangat menghemat tenaga sang lelaki.

Caranya?

He he he he... Tunggu saja Chapter berikutnya :p

Siguiente capítulo