webnovel

Malam Pertama di Alam Liar VII

"Kamu belum apa-apa kan, ya?", tanya Saladhina Olivia dengan nafasnya yang memburu penuh hasrat nafsu sambil mengangkat kepala Vivadhi Ranata yang sedari tadi dipeluk nya di dalam dada.

Namun belum sempat sang lelaki berkata – kata untuk menjawab pertanyaan sang gadis, Saladhina Olivia dengan penuh gairah birahi menghujani mulut sang lelaki yang sedari tadi menjilat dan menghisapi payudara dan puting sang gadis dengan ciuman bibir, hisapan mulut dan belitan binal lidah Saladhina Olivia.

Vivadhi Ranata tentu saja hanya bisa terdiam tak bisa menjawab karena mulutnya sedang diserang bertubi – tubi disana-sini oleh sang gadis yang sedang ditusuk oleh panah asmara tersebut.

Hingga akhirnya Saladhina Olivia yang menciumi sang lelaki dengan begitu rakus seolah ingin membalas segala kecupan dan hisapan yang dilakukan oleh Vivadhi Ranata di payudara dan puting susunya pun melepaskan bibirnya dari bibir sang lelaki.

"Gantian Olivia yang di bawah deh, biar aku juga bisa sampai!" kata Vivadhi Ranata.

Saladhina Olivia pun mengangguk dan membalikkan tubuhnya.

Sang gadis memposisikan badannya berada di bawah sementara sang lelaki memeluk tubuhnya dari atas dan mengadu kelamin mereka dengan gerakan seperti piston mesin.

Melihat sekilas sekujur tubuh molek sang gadis yang begitu indah terbalut kulit lembuyt yang putih dan mulus tersebut, batang tombak Vivadhi Ranata yang masih tertancap di lubang perawan Saladhina Olivia pun terasa nikmat - nikmat bercampur nyeri, rasanya seperti ada sesuatu yang akan mengalir keluar dari ujung tombak sang lelaki.

"Gile, tahu - tahu aku juga udah mau keluar aja...", pikir Vivadhi Ranata.

Benar, ketika Vivadhi Ranata baru enam menit memompa tombaknya keluar masuk liang cinta Saladhina Olivia, madu putih asli produksi Vivadhi Ranata pun sudah mulai keluar tak sanggup terbendung lagi.

Sang lelaki pun memeluk erat-erat tubuh sang gadis.

Saladhina Olivia yang sedang ditindihi oleh Vivadhi Ranata pun memegangi pantat sang lelaki erat-erat sambil berbisik, "Masukkan semuanya, Ran.., masukkan semuanya...."

Dengan penuh hasrat nafsu, Vivadhi Ranata pun menekan erat-erat batang tombak pusakanya yang telah masuk menghujam begitu dalam menembus liang cinta sang gadis yang kecantikannya menyamai para bidadar kahyangan ini.

Dengan penuh kemantapan, sang lelaki menembakkan dan memasukkan setiap tetes benih kehidupan yang kaya akan kandungan Energi Yang berkualitas tinggi ke dalam jaringan tubuh sang gadis.

Sementara Saladhina Olivia meremas – remas pantat sang lelaki seolah – olah ingin membantu memerah susu putih kental yang dituangkan oleh sang lelaki langsung ke dalam rahim sang gadis.

Dengan amalan Ilmu Ajian Sutra Hati Royal yang dimiliki olehnya, Vivadhi Ranata pun memberikan ciuman bibir yang sangat dalam kepada Saladhina Olivia.

Dengan mudah, sang lelaki menyatukan batinnya dengan batin sang gadis.

Saladhina Olivia benar – benar sudah telanjang luar dan dalam, sang gadis telah bersatu sepenuhnya dengan sang lelaki baik secara jasmani mau pun rohani.

Akhirnya kedua insan tersebut pun mengalami klimaks yang begitu luar biasa bersama – sama.

Dan.....

BBOOOOOMMMMMM!!!!!!!

Baik Vivadhi Ranata mau pun Saladhina Olivia telah naik tingkat ke ranah Evolusi yang lebih tinggi.

Saladhina Olivia telah naik ke Ranah Inti Emas dan dengan bantuan sang lelaki, mengkondensasikan Inti Emas yang cocok dengan metode evolusi mereka berdua.

Kini Saladhina Olivia telah menjadi seorang kultivator Ranah Inti Emas Tahap Awal yang setara dengan Evolver Tahap Elite Tingkat Satu.

Sementara sang lelaki yang telah berada di Tingkat Akhir Ranah Inti Emas telah berhasil mengembangkan inti emasnya menjadi Sang Diri Sejati.

Vivadhi Ranata kini telah berada di Tahap Elite Tingkat Empat, setara dengan kultivator Ranah Nascent Soul.

Dengan naiknya tingkat evolusi sang lelaki ke Ranah Nascent Soul ini, maka sang lelaki memiliki Diri Sejati berupa Jiwa yang dapat berpindah ke tubuh yang lain jika tubuh aslinya telah dihancurkan.

Karena hal ini lah maka Kultivator Ranah Nascent Soul sangat sulit untuk dibunuh dengan cara biasa.

Karena ketika mati, mereka hanya perlu berpindah mencari tubuh lain yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan dapat lanjut berkultivasi setelah mereka berhasil berasimilasi dengan tubuh baru mereka.

Hanya dengan cara menghancurkan Diri Sejati atau Jiwa mereka saja lah, maka Kultivator Ranah Nascent Soul ke atas dapat dibunuh dan dikembalikan ke dalam lingkaran reinkarnasi.

Saladhina Olivia yang merasakan perubahan besar di dalam dirinya membelalakkan matanya sambil tetap berciuman dengan Vivadhi Ranata.

Dengan penuh rasa takjub bercampur gembira, sang wanita menikmati perubahan baru di dalam dirinya.

Kenikmatan luar biasa yang baru pertama kali ini dialami oleh Saladhina Olivia seumur hidupnya, yang bercampur dengan kepuasan karena telah mencapai ranah baru dalam kultivasinya semakin mengobarkan rasa cinta dan hasrat nafsu sang wanita terhadap Vivadhi Ranata.

Ketika Vivadhi Ranata mau berguling ke sebelah badannya, maka dengan penuh kelembutan, Saladhina Olivia mencegah sang lelaki.

Saladhina Olivia ingin Vivadhi Ranata untuk tetap berada di atas tubuhnya dan meniduri dirinya, dengan batang tombaknya yang masih perkasa penuh gairah masih tertancap di dalam lubang cintanya.

Sang lelaki hanya tersenyum saja melihat tingkah binal nan mesum dari sang wanita yang baru saja kehilangan keperawanannya dan menikmati tetes pertama dari kebahagiaan sejati seorang wanita sejati.

Vivadhi Ranata kemudian menikmati saat - saat itu dengan mempermainkan dagu sang wanita, menjilati dan menghisap payudara Saladhina Olivia sembari menggesek - gesekkan batang tombaknya yang masih tertancap di dalam lubang cinta sang wanita.

Saladhina Olivia dengan penuh gairah menciumi setiap bagian tubuh sang lelaki yang bisa diraih oleh bibirnya.

Sang wanita menyiraminya Vivadhi Ranata dengan kucuran hasrat nafsu birahi yang bergelora.

Hal ini membuat batang tombak Vivadhi Ranata tetap tegang, keras dan panas berkedut – kedut di dalam jepitan ketat liang cinta sang wanita yang dengan tanpa henti terus memijati dan menghisap – hisap senjata pusaka sang lelaki dengan penuh kerakusan, seolah – olah ingin memerah setiap tetes kenikmatan yang masih tersisa dari orgasme terakhir mereka berdua.

Dan tak pelak lagi, setelah lima menit berlalu maka nafsu birahi sang wanita kembali bangkit tak terbendung lagi.

Saladhina Olivia mengerang perlahan, sambil menggoyang-goyangkan pantat dan pinggulnya dengan gerakan yang begitu erotis membangkitkan hasrat syahwat.

"Ranata sayang...., Olivia sudah nafsuan lagi, nihh...", erangnya dengan penuh nikmat menggoda.

Siguiente capítulo