webnovel

Malam Pertama di Alam Liar II  

Vivadhi Ranata memeluk erat-erat tubuh indah Saladhina Olivia yang juga sedang merangkul sang lelaki dengan kembali melingkarkan kedua tangannya mendekap leher sang lelaki.

Vivadhi Ranata memeluk tubuh gemulai penuh pesona milik sang gadis sambil memegangi kedua pipinya yang lembut bagaikan sepasang kue mochi yang manis.

Saladhina Olivia dan Vivadhi Ranata terus saling berpagutan dan berciuman dengan penuh nafsu, seolah ingin memuaskan dahaga mereka dengan menjelajahi setiap bagian pipi dan bibir mereka berdua.

Hingga akhirnya, saking dahsyatnya pergumulan bibir kedua insan berbeda kelamin tersebut, sampai - sampai tubuh indah nan gemulai Saladhina Olivia tak kuasa menahan gelombang demi gelombang kenikmatan yang menerpa jiwa dan badannya.

Saladhina Olivia pun terdorong ke belakang dan posisinya jatuh terbaring di atas alas kemah.

Sementara tubuh Vivadhi Ranata yang juga ikut terjatuh memeluk tubuh sang gadis kini berada di atas tubuh Saladhina Olivia.

Tubuh perkasa sang lelaki menindihi tubuh lemah lembut sang gadis dengan posisi yang sangat ambigu sekali.

Vivadhi Ranata dengan penuh gairah memberikan ciuman yang sangat dalam hingga lidah panas sang lelaki menrjang masuk menembus bibir Saladhina Olivia.

Dengan penuh semangat, lidah panas dan nakal milik sang lelaki menjelajahi seisi rongga mulut sang gadis.

Saladhina Olivia dengan tanpa daya hanya bisa pasrah saja saat seisi mulutnya di acak - acak oleh lidah Vivadhi Ranata.

Namun sang gadis dengan cepat mampu belajar dan perlahan - lahan dengan penuh gairah mengikuti permainan lidah sang lelaki.

Hanya dalam sepuluh menit saja, lidah kedua insan tersebut pun sudah saling berpelukan menari - nari silih berganti dalam simfoni mesum nan binal.

Sebentar - sebentar lidah Saladhina Olivia menyambangi mulut Vivadhi Ranata dan saling bertautan menari - nari di dalam mulut sang lelaki.

Sebentar kemudian giliran lidah Vivadhi Ranata yang masuk menerobos ke dalam mulut Saladhina Olivia dan memperkosa lidah sang gadis dengan penuh gairah.

Begitu terus silih berganti hingga akhirnya Saladhina Olivia yang sudah tidak kuat menahan hasratnya pun mengalami klimaks yang sangat hebat yang belum pernah dirasakan oleh sang gadis selama 30 tahun hidupnya.

Saladhina Olivia mendesah dan meraung dengan penuh nikmat tatkala selangkangannya menyemburkan cairan cinta penuh energi Yin seorang perawan seperti air mancur yang langsung membuat becek kemah mereka.

Vivadhi Ranata yang melihat sang gadis telah mengalami klimaks pun secara refleks membungkam mulut Saladhina Olivia yang sedang mencoba berteriak dengan segenap tenaga melampiaskan kenikmatan luar biasa yang menerpa sang gadis dengan ciuman bibirnya.

Ciuman bibir Vivadhi Ranata yang begitu dalam seolah ingin mencuri setiap hembusan nafas Saladhina Olivia.

Ciuman yang membuat Saladhina Olivia merasakan kenikmatan yang semakin naik meninggi seolah ingin mengirim jiwanya ke surga tingkat ke-tujuh.

Saladhina Olivia yang merasakan rasa takut kalau - kalau dirinya akan menggila pun secara refleks mengencangkan pelukannya memeluk tubuh perkasa Vivadhi Ranata.

Vivadhi Ranata kemudian dengan lembut membelai pipi Saladhina Olivia, mencoba menenangkan hati sang gadis dengan memberinya sebuah hisapan lembut dengan bibirnya.

Seolah - olah Vivadhi Ranata sedang menyeruput sang gadis bagaikan sebuah minuman cocktail dan menikmati setiap tetes dirinya.

Dan memang itu lah yang sebenarnya sedang dilakukan oleh sang lelaki.

BBOOOOOMMMMMMM!!!!!!

Vivadhi Ranata yang sedang asyik menyeruput setiap tetes - tetes energi Yin khas perawan yang dikeluarkan dari tubuh Saladhina Olivia pun langsung me-refine energi tersebut dan berhasil berkultivasi hingga ke tingkat yang lebih tinggi.

Sang lelaki kini berada di Tahap Elite Tingkat Tiga, setara dengan Kultivator Ranah Inti Emas Tingkat Akhir.

Saladhina Olivia yang melihat hal ini merasa takjub melihat lelaki yang baru saja ditemuinya hari ini mampu naik tingkat secepat ini, dari Ranah Setengah Jindan ke Ranah Jindan Tahap Akhir hanya dalam satu hari!

Hati Saladhina Olivia pun semakin termantapkan, ini lah Jodoh yang telah dicari - cari oleh dirinya selama ini!

Saladhina Olivia yang masih terbuai sensasi klimaks yang begitu nikmat mencoba untuk berkata - kata.

Namun apa daya, dirinya masih lemas lunglai setelah jiwa dan raga nya diobrak - abrik oleh ombak - ombak kenikmatan yang baru saja menerjang sang gadis.

Namun Vivadhi Ranata seolah punya agenda lain.

Alih - alih membiarkan sang gadis yang baru saja habis digempur oleh gelombang klimaks tersebut, tiba-tiba saja tangan sang lelaki sudah berpindah memegangi payudara sang gadis.

Saladhina Olivia saat ini masih mengenakan busana penari yang begitu seksi hanya menutupi dada, pinggul dan selangkangannya saja.

[Catatan Penulis: Buat para pembaca yang ingin melihatnya, gambar Ilustrasi dari Saladhina Olivia dengan busana penarinya bisa dilihat di kolom komentar atau pun pada komentar di Chapter 62 Saladhina Olivia. Jangan lupa untuk kasi like yang banyak biar gambarnya tetap ada di paling atas yah~ ;) ]]

Namun elusan - elusan lembut dan belaian nakal tangan sang lelaki yang mempermainkan payudara kanan sang gadis yang masih tertutupi oleh dua lapis kain tipis tersebut tak pelak membuat tubuh indah Saladhina Olivia yang masih sensitif sehabis digempur klimaks kembali menggelinjang tanpa daya.

Saladhina Olivia kembali terombang - ambing dalam gelombang - gelombang kenikmatan.

Hingga akhirnya Saladhina Olivia mendesah basah penuh nafsu dan dengan tangan kirinya menaikkan posisi kain yang tadinya masih menutupi kedua belah buah dadanya yang ranum tersebut....

Dengan begini Vivadhi Ranata pun sudah menggenggam payudara kanan Saladhina Olivia tanpa halangan apa-apa lagi.

Buah dada Saladhina Olivia berukuran cukup besar, karena memang sang gadis juga sudah sangat dewasa.

Apalagi ditambah dengan teksturnya yang lembut dan kenyal ditambah warna kulitnya yang putihnya mulus bagaikan pualam yang telah dipoles.

Vivadhi Ranata kini bangkit dari pelukan sang gadis yang telah terbaring lunglai tak berdaya ditiduri oleh tubuhnya yang gagah perkasa.

Dengan kedua tangannya, sang lelaki mengelus - elus kedua belah payudara milik Saladhina Olivia sambil sekali - sekali memijiti bundaran merah muda di bawah ujung putingnya yang telah mengeras seperti butiran permen yang terlihat begitu manis menggoda....

Siguiente capítulo