webnovel

Malam Pertama Mereka Bertiga XI  

"Kiseki... Aku juga bentar lagi sudah mau sampai kok.... Bertahan lah sedikit lagi, ya, sayang ya?" kata Vivadhi Ranata sambil mengecup lembut bibir manis Faladhina Kiseki dengan penuh perasaan cinta.

"Ummhhh.... ah ah ah..., cepat lah.... Ran... aku udah gak kuat lagi.... ah ah... bentar lagi udah bakalan jebol rasanya nih.... Aaakkhhh ah ah..." jawab Faladhina Kiseki dengan terpatah – patah sambil menahan gejolak hasrat yang sudah hampir meledak di dalam batinnya.

Setelah beberapa saat berlalu yang terasa bagaikan sebuah waktu yang sangat lama bagi kedua insan yang sudah basah kuyup diguyur oleh ombak – ombak hawa nafsu tersebut, akhirnya puncak gunung kenikmatan pun terlihatjuga di pandangan mata Vivadhi Ranata dan Faladhina Kiseki.

Dan akhirnya, bagaikan sebuah dentuman bom atom yang dengan dahsyat mencoba meluluh lantakkan segenap jiwa dan raga Vivadhi Ranata dan Faladhina Kiseki, maka datang lah klimaks yang telah dengan mantap mereka berdua kumpulkan momentum nya selama pergumulan penuh hasrat nafsu yang Vivadhi Ranata dan Faladhina Kiseki lakukan sedari tadi.

BOOOOOOMMMMM!!!!!

Dengan penuh kejayaan, tombak panas milik Vivadhi Ranata yang telah menggempur dan menghantam bagian terdalam dari lubang cinta milik Faladhina Kiseki pun dengan penuh gairah menyemburkan seluruh muatan yang telah tersimpan di dalamnya.

Semprotan lahar putih kental nan panas yang tinggi akan kadar kandungan Yang Energi pun dengan cepat memenuhi kamar keramat sang gadis tempat dirinya dapat membuat sebuah kehidupan yang baru.

Kamar suci milik Faladhina Kiseki yang dengan cepat dibanjiri oleh semprotan bertekanan tinggi dari ujung tombak pusaka milik Vivadhi Ranata pun juga ikut menyemburkan nektar cinta asli produksi sang wanita yang dengan cepat meluber keluar, memuncrat bagaikan mata air mancur yang memancar dengan penuh gairah menyembur dari tengah – tengah selangkangan Faladhina Kiseki.

Dan tak lama setelah memuncratkan nektar cintanya, Faladhina Kiseki yang merasakan bahwa seluruh bagian perutnya kini juga telah terasa penuh akibat banyaknya muatan yang dengan tanpa henti – hentinya masih terus ditembakkan oleh tombak pusaka milik Vivadhi Ranata hingga menenggelamkan seisi kamar keramat penciptaannya, mulai menekan cairan putih hangat nan kental yang masih terus membanjir keluar disemprotkan oleh organ vital sang lelaki dengan pijatan – pijatan dan remasan – remasan dinding liang cinta sang wanita yang dengan tanpa mengenal lelah juga terus memerah batang kenikmatan sang lelaki untuk menumpahkan segala muatan yang terkandung di dalamnya.

Maka tak pelak lagi, cairan putih yang kental dan hangat tersebut yang tak sanggup menemukan jalan keluar yang lain akhirnya ikut tersembur keluar dari lubang cinta milik Faladhina Kiseki, memancar bersamaan dengan air mancur alami yang dikeluarkan oleh sang wanita hingga menciptakan campuran air kehidupan yang meluber membanjiri kasur dan sprei tempat mereka berdua memadu kasih dan mengadu kelamin dengan begitu panas penuh gairah birahi.

"Akh... Ranata.... Ah Ah Akh.... Keluar... Keluar....! Aaaah Aaakhhhh Ah!!!! Aku muncrat...!!!!" Teriak Faladhina Kiseki yang merasakan sensasi penuh kenikmatan tatkala dinding – dinding lubang cintanya yang telah menjadi begitu sensitif kini tak hanya digerus oleh cairan hangat yang diproduksi oleh sang gadis itu sendiri, namun juga bergesek – gesekkan dengan batang tombak milik Vivadhi Ranata yang masih panas ber kedut – kedut di dalam cengkraman liang cinta sang wanita yang juga sedang dibanjiri oleh madu putih hangat yang menyembur mencoba menyeruak keluar setelah mengisi penuh seisi kamar bayi sang wanita.

Faladhina Kiseki yang baru saja kehilangan kegadisannya tersebut kini terbaring lemas tak berdaya di atas ranjang sembari menutup matanya.

Faladhina Kiseki membiarkan saja kesadaran dirinya yang dengan perlahan – lahan tenggelam ke dalam gelombang kenikmatan dan puncak kebahagiaan seorang wanita sejati dengan sensasi sensual yang tiada tandingannya di alam duniawi ini.

Vivadhi Ranata yang terus memeluk tubuh telanjang bulat milik Faladhina Kiseki yang begitu indah dan panas bergetar terbakar api nafsu memberikan beberapa kecupan penuh kasih sayang di sekujur tubuh sang wanita.

Vivadhi Ranata lalu dengan perlahan – lahan pun melepaskan pelukannya, sementara batang tombak sang lelaki yang sedari tadi telah menancap dalam – dalam di dasar lubang cinta milik Faladhina Kiseki juga ikut ditarik keluar oleh sang lelaki.

Namun dinding - dinding otot yang memenuhi segenap bagian di dalam liang cinta milik Faladhina Kiseki masih tetap mencengkeram tombak pusaka milik sang lelaki dengan sekuat tenaga, seolah tidak ingin melepaskan dirinya.

Akhirnya setelah beberapa waktu berlalu, Vivadhi Ranata berhasil juga melepaskan diri sepenuhnya dari cengkraman cinta Faladhina Kiseki.

Setelah memberikan sebuah kecupan di kening Faladhina Kiseki, Vivadhi Ranata lalu menjalankan amalan ilmu Royal Heart Sutra yang dimiliki oleh sang lelaki dan meniatkan untuk memandu setiap tetes Energi penuh vitalitas yang memenuhi seisi ruangan untuk meningkatkan kultivasi mereka berdua.

Dan pada akhirnya, Faladhina Kiseki yang baru saja memberikan keperawanannya kepada sang lelaki yang dicintai oleh dirinya tersebut saat ini telah berhasil naik menerobos ke Tahap Rookie Tingkat Enam, sementara Vivadhi Ranata yang melahap Yin Energi perawan milik Faladhina Kiseki yang jumlahnya melimpah ruah itu pun telah ikut kembali naik ke tingkat evolusi yang lebih tinggi dan kini berada di Tahap Rookie Tingkat Tujuh.

Vivadhi Ranata yang telah selesai menggarap tubuh perawan Faladhina Kiseki dan memanen kegadisan sang wanita tersebut kini bangun dari tempat tidurnya sambil membalikkan badannya.

Vivadhi Ranata kini menghadap Myradhia Chikane yang sedang terduduk di atas kursi di dekat tempat tidurnya.

Sang lelaki melihat serta memperhatikan secara seksama, setiap detail dari tubuh indah milik Myradhia Chikane yang juga telah bugil telanjang bulat tanpa sehelai benang pun tak lama setelah sang lelaki bersama dengan Faladhina Kiseki melucuti pakaian yang menempel di tubuh mereka masing – masing.

Pelupuk mata milik Myradhia Chikane sedang menutup dengan kelopak matanya yang terlihat bergetar – getar seolah sang gadis sedang menikmati sensasi rasa yang nyaris tak tertahankan di dalam batinnya.

Sang lelaki juga melihat, betapa lekukan lembah selangkangan Myradhia Chikane yang mengangkang terbuka tanpa pertahanan memamerkan cerukan basah yang telah terlihat begitu becek meneteskan tetesan – tetesan cairan bening hingga membasahi kursinya dan bahkan turun membanjiri lantai di bawah kursi tempat sang gadis sedang terduduk tersebut.

Dengan memperhatikan hal – hal tersebut, maka tahu lah Vivadhi Ranata, bahwa Myradhia Chikane juga turut mengalami orgasme seksual dan ikut juga merasakan sensasi nikmat nan sensual ketika sang gadis sedang menonton sang lelaki yang mencumbui Faladhina Kiseki dengan begitu penuh akan hasrat nafsu duniawi di atas ranjang miliknya.

Maka kemudian sang lelaki pun dengan segera menghampiri Myradhia Chikane yang masih menutup matanya sambil terduduk di atas kursi, sang gadis masih begitu terhanyut di dalam gelombang kenikmatan hingga dirinya tidak menyadari keberadaan sang lelaki yang saat ini telah semakin mendekat menuju ke arah dirinya.

Siguiente capítulo