webnovel

Awal Pertempuran Terakhir (2)

"Sudah dimulai."

"A-Apanya?"

Rider Iskandar menepuk punggung Wever keras dan berkata sambil menatap ke kejauhan: "Bukankah sudah jelas, pertarungan malam ini!"

Meski serius, dia masih tidak bisa menahan senyuman di wajahnya: "Tapi orang-orang yang disebut Master Pemain ini, itu benar-benar orang yang tidak takut mati bukan?"

"Menyerang Saber dan itu memancing mereka ke wilayah yang sementara dirombak sebagai ladang bom oleh Caster lawan...Otaknya sangat manjur!"

"Sayang sekali Masterku tidak memiliki otak seperti itu."

Wever yang mendengarnya cemberut: "Maaf jika aku tidak kompeten Rider."

"Hahahaha! Untuk apa pesimis seperti itu, lagipula, bukan hanya Master Caster yang memiliki otak encer."

"Kurasa dia tidak akan menyangka bahwa dia juga akan masuk ke taring seseorang malam ini."

Rider melihat sosok Arthur dengan Inori di pelukannya, dan juga sosok Berserker yang menaiki jet di atas!

Melihat ini semua, Rider tertawa sangat bahagia: "Benar! Inilah yang seharusnya terjadi di medan perang!"

"Semuanya bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, selama ada nama perang, maka pasti akan ada yang namanya taktik, yang akan saling memakan satu sama lain!"

Dengan wajah bersemangat dan dua tangan terkepal di samping pinggangnya, Rider berteriak: "Saaa! Master, waktunya kita memasuki medan itu, sekarang juga !!!–"

Bang!

Petir besar muncul, dan segera chariot yang sedikit hancur muncul disana.

Sepertinya mana Wever tidak cukup untuk memperbaikinya, tapi Rider tidak peduli dan disana dia melempar Wever ke dalam chariot, lalu dia naik dan segera bergerak menuju medan perang!

Tapi apa yang tidak dia duga...

"Eyyy!"

Bang!

Chariot terlihat menabrak suatu penghalang disana sehingga membuatnya terjungkal, tapi Rider masih tetap tenang tidak seperti Wever yang sudah melakukan pertahanan jongkok disana.

"Aneh, jika lawan Saber disana adalah Caster, gadis kecil, siapa kau?"

Rider menanyakan ini dengan tangan terlipat di chariotnya, sementara di depannya, terlihat sosok gadis kecil cantik dengan rambut ungu yang diikat ekor kuda plus tongkat sihir di tangannya melayang di udara.

Dia terlihat sangat cantik dan manis, tapi telinga runcing miliknya jelas menandakan dia bukan dari ras manusia!

Gadis itu tersenyum dan menjelaskan, "Senang bertemu denganmu, Rider-san. Namaku Medea, class Caster!"

[Image: Medea Lily]

============

[Servant: Medea Lily (☆☆☆☆)]

[Class: Caster]

[Level: 21/40]

[Ascension: 0/4]

[Noble Phantasm: Pain Braker [Anti-Magecraft] –> C

[Keterampilan intrinsik] :

• High-Speed Divine Words – A

• Poisonproof – [A -> A++]

• Ephemeral Love – B

[Nilai atribut servant:]

Strength: E

Endurance: E

Agility: D

Mana: A

Luck: A

NP: C

—— [Cara untuk meningkatkan lagi: "Ascension 1"]

============

"Oh, aku Raja Penakluk, Iskandar! Kelasku Rider !!!"

Rider mengangguk puas dengan perkenalan ini, akhirnya ada seseorang yang tahu apa itu artinya KETERUSTERANGAN ini !!!

Tapi pada saat ini, sebuah derap langkah kuat terdengar dari belakang, dimana disana terlihat sebuah chariot lain yang juga ditarik oleh dua banteng super kekar!

Bedanya dengan chariot Iskandar, tempat chariot memiliki kursi duduk dan kanopi yang menghalangi panas dan hujan!

Dan duduk disana, adalah dua wanita cantik yang tidak lain tidak bukan adalah Nogisaka dengan Ratu Medb!

"Caster, kau terlalu bodoh untuk menampilkan nama aslimu saat ini." kata Nogisaka tiba-tiba pada Medea.

Medea terkejut dan panik, "Eh eh eh, lalu, lalu..Master, kupikir menyebutkan nama itu penting saat ini kau tahu..."

"Medea."

Medea akhirnya hanya menjulurkan lidah kecilnya pada Nogisaka yang sepertinya terlihat bad mood disana~

Alasan dia bad mood sebenarnya sangat jelas, karena yang dia panggil adalah Medea seperti yang Hayate katakan!

Meskipun bukan Medea "Penyihir Pengkhianat" dan malah Medea "Lily" yang terkesan memang lebih berguna bagi pelengkap Ratu Medb disamping...

Tapi tetap saja Nogisaka merasa kesal karena ini artinya dia sama saja kalah dengan Hayate!

Sama seperti yang dipikirkan Ratu Medb tadi, dia merasa memang inilah tujuan Hayate yang lain dengan menyebut nama Medea tadi pagi.

Dia membuat seakan dia tidak peduli, tapi pada kenyataannya, dia menekankan nama Medea lebih dari yang lain, sehingga saat pemanggilan, terlihat kalau pemikiran tadi masih berbekas!

Laki-laki sialan! Karena itulah aku benci laki-laki...

Nogisaka menggertakkan giginya memikirkan ini, tapi segera dia menghela nafas lalu menggelengkan kepalanya dan menenangkan dirinya kembali ke emosi awalnya.

Ratu Medb yang ada disamping tersenyum melihat ini, seolah dia melihat sesuatu yang sangat menarik.

Baik itu Hayate, ataupun Masternya sendiri...Bagi Ratu Medb, itu sangat menarik!

"Yahoo, Rider disana, apa kabar?~ Tapi maaf ya, kami tidak bisa membiarkanmu lewat sekarang~"

Kata-kata Ratu Medb jelas sudah diantisipasi oleh Iskandar, karena dia mengangguk sambil menghembuskan nafas panasnya: "Dilihat dari manapun, kalian memang mengincarku."

"Tapi ingatlah satu hal! Aku Iskandar, bukanlah lawan yang mudah, pahami itu !!!"

Bang! Bang! Bang!

Petir menyambar tiga kali pada saat ini seolah menjadi backsound dari kata-kata Iskandar!

Mata Ratu Medb menyala dan dia tanpa sadar menjilati bibirnya saat ini, "Apakah seperti itu~ Ne Rider, kau...Apakah kau pejuang, atau Raja?"

"Aku Raja! Tapi disaat yang sama aku adalah Raja Penakluk yang jelas seorang Pejuang disaat yang sama !!!"

"Oh oh oh, Raja Pejuang?! Hehehe ~~ Begitu, begitukah~"

Ratu Medb memeluk tubuhnya pada saat ini dan akhirnya dia menunjuk Rider dengan jarinya saat berteriak: "Aku sudah memutuskan!"

"Kau, jadilah milikku!"

....

Sementara itu di kejauhan, tempat bangunan tertinggi di kota berada.

Di atas bangunan itu, terlihat sebuah Vimana emas menyilaukan yang terparkir disana, dengan duduk di tahta adalah Gilgamesh yang menyandarkan kepalanya di tangannya saat tersenyum nakal saat melihat ke kejauhan.

Disamping, tidak, disamping agak kebelakang, terlihat sosok Tokiomi yang sangat sopan saat menanyakan: "Rajaku, pertempuran malam ini, saya rasa akan menjadi pertempuran besar."

"Aku tahu, jadi diamlah Tokiomi."

Gilgamesh ingin mendecakkan lidahnya, tapi dia menghemat hal itu dan pada akhirnya dia melayangkan tatapannya ke atas dimana disana sebuah jet hitam tengah terarah ke dirinya.

"Anjing Gila itu, Hahaha, menarik, apakah kau bahkan mencuri senjata zaman sekarang dan ingin melawanku dalam pertempuran udara?"

Sekejap Gilgamesh tertawa, tapi sekejap dia langsung marah: "Darimana asal kepercayaan dirimu itu berasal untuk bisa mengalahkanku, Anjing Gila!"

"Selain itu, beraninya kau berdiri jauh di atas diriku ini, hukuman harus dijatuhkan kepadamu !!!"

Tokiomi sendiri merasa ada yang menargetkan dirinya dibawah, dan disana dia menyipitkan matanya saat bergumam...

"Matou, Kariya."

Segera dia memberi hormat pada Gilgamesh dan berkata, "Raja Tertua, Raja yang terhormat, sepertinya saya telah mendapatkan undangan pertempuran dibawah, bagaimana menurut Anda."

"Hah? Itu urusanmu, apa hubungannya denganku Tokiomi. Cepatlah turun dan biarkan aku melawan Anjing Gila sialan itu!"

Tokiomi mengangguk sedikit, sebelum akhirnya dia mengetukkan tongkatnya ke Vimana sebelum akhirnya dia meloncat turun dengan tenang.

Gilgamesh akhirnya menegakkan tubuhnya saat duduk, dan akhirnya dia mengetukkan jarinya ke dudukan tahta.

Wungg...

Vimana emas itu bergerak sedikit menghadap ke atas, sebelum akhirnya itu melaju sangat cepat menuju Berserker di atas !!!

Pada dasarnya, semua medan perang dan semua bidak caturnya...

Sekarang sudah berada di posisi yang tepat! Pertempuran Terakhir, sudah dimulai !!!

Siguiente capítulo