"Serius lo mau naik itu permainan?" tanya Rean memastikan.
"Iya, kenapa? Jangan bilang lo … takut?"
"Enggak tuh! Siapa yang takut?" Rean tertawa kecil dengan memasukkan es krim ke mulutnya. Cowok itu melihat ke arah roller coaster, dia melihat orang yang menaiki wanaha itu. Dia mendengar suara teriakan mereka dengan sangat kencang, telihat jelas wajah mereka yang tegang.
Rean bersusah payah menelan salivanya. "Seserem itu kah?" tanya Rean dari dalam hati.
"Ayo, keburu antriannya keburu panjang!" ajak Rena seraya beranjak dari duduknya. Dia memakai jaket Rean. Sedangkan Rean, dia masih mengasah keberaniannya. Dia kembali memakai tas itu di bahu kanannya, lalu berjalan mengikuti Rena di belakang.
Mereka mengantri untuk naik ke wahana roller coaster terlebih dahulu. Keringat Rean bahkan sudah mulai keluar dari keningnya, wajahnya sedikit memucat karena mendnegar teriakan yang menakutkan baginya.
Rena yang menyadari Rean menjadi diam pun langsung menoleh ke arah cowok itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com